9.) v = λ / T ( AKU ZOYA BUKAN ZEYA )

1.1K 209 21
                                    

"Suatu bilangan konstanta akan bernilai nol. Apabila penyebutnya tidak bisa disamakan, begitu pula dengan perasaan manusia yang tidak akan bisa diukur atau disamakan dengan yang lain."

~Zoya Ardeliana~

*
*
*

Dari pantulan cermin terlihat seorang gadis tengah menyisir rambut panjangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dari pantulan cermin terlihat seorang gadis tengah menyisir rambut panjangnya. Rambut panjang hitam yang selalu membuat dia teringat akan rasa bersalah, dan segala beban yang dipikul gadis lain selama ini. Dulunya rambut hitam sempurna tidak pernah ada dalam kamus hidup Zoya Ardeliana, dia lebih suka rambut dengan warna cokelat atau rambut hitam yang dia padukan dengan warna biru. Namun, demi memenuhi ekspetasi sang mama dia merubah dirinya menjadi orang lain.

Suara nada dering panggilan masuk terdengar dari ponsel. Dengan cepat Zoya meletakkan sisir yang dia pegang, dan beralih meraih benda itu. "Halo, Mama apa kabar? Gimana kondisi Mama?? Mama se--"

Di seberang sana, sang penelpon memotong dengan cepat ucapan Zoya. "Zoya, kamu tahu'kan, mama telpon kamu bukan untuk njelasin kondisi mama ke kamu." Helaan napas berat keluar dari cela bibir Ardel---mama Zoya.

"Tapi aku pengen tahu kabar, Mama. Empat bulan, Mama enggak pulang dan cuman di rumah sakit. Apa salah aku pengen tahu kondisi Mama?"

"Kamu tahu'kan, mama di sini untuk apa? Mama baik-baik aja kok, justru yang nggak baik-baik aja itu Zeya. Kamu tahu'kan, mimpi dia itu apa? Kenapa kamu malah keluar dari olimpiade? Guru kamu telpon mama, katanya posisi peringkat kamu tergeser, dan sekarang malah mundur dari olimpiade. Zoya tolong jangan kayak gini!"

Zoya menarik napas dalam-dalam. Sekali saja dia berharap pada Tuhan untuk tidak menangis, dia ingin terlihat tegar saat ini. Sekali ini saja, dia ingin mengatakan lelah pada Ardel, lelah jika harus dia yang menanggung semua mimpi Zeya. "Ma ... Zoya capek! Setiap kali Mama telpon aku cuman buat nanyain nilai, atau cuman buat suruh aku ikut les yang sama sekali enggak aku butuhin. Aku juga punya mimpi sendiri. Ma ... stop! Bandingin aku sama Zeya. Zeya udah enggak ada, tapi kenapa ...." Zoya mulai tersiak pelan. Pertahanannya detik ini mungkin akan segera runtuh.

Plus For MinusWhere stories live. Discover now