18.) HBr → H+ + Br- ( BUTTERFLY EFFECT )

952 160 13
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

Vano itu bak karakter ketua OSIS rajin di novel fiksi, rapat akan digelar lima belas menit lagi. Tetapi, cowok dengan seragam super rapi sudah ada di ruang OSIS sejak sepuluh menit lalu, ditemani laptop di meja sudah siap siaga satu. Fokus retina tertuju pada beberapa meter kabel yang menjuntai di lantai, para anak jari dengan sigap memasang kabel sesuai pada lubang di sisi belakang proyektor dan samping laptop. Setidaknya sampai seruan salah seorang anggota OSIS, bernama Aldo berhasil membuat aktivitasnya terhenti.

"Van, tunangan lo tarung lagi tuh, sama Fanny."

"Di mana?" tanya Vano datar.

"Kantin."

Setelah mengetahui lokasi pasti keberadaan Sabrina, cowok itu bergegas keluar ruangan. "Titip laptop bentar," ucapnya sebelum pergi.

Kalian tahu tentang teori butterfly effect atau disebut sebagai teori kekacauan. Satu kepakan sayap kupu-kupu dapat mengubah poros hidup seseorang, kepakan baik akan menimbulkan efek samping yang baik pula. Namun, jika kepakan itu adalah bom mematikan tentu hanya akan menghancurkan segalanya sampai tidak berbentuk. Seperti sekarang, satu fakta mampu membuat dua gadis yang paling ditakuti di sekolah berubah menjadi tontonan satu sekolah. Satu fakta berhasil membuat keduanya bisa saja dipandang rendah, dan berakibat masalah.

Emosi itu bodoh, dan mereka akan tahu saat logika berhasil mengalahakan perasaan. Berhasil menepis ego saling menjatuhkan satu sama lain, padahal ujung-ujungnya mereka akan masuk ke jurang yang sama. Tidak ada satu pun yang berani melerai, Fanny sibuk menjambak Sabrina begitu pun sebaliknya.

Awalnya sih, tidak ingin adu fisik. Namun, Fanny tetaplah Fanny. Dia tidak akan terima jika pipi mulusnya ditampar sembarang orang, terlebih dia adalah Sabrina. Tanpa pikir panjang, ujung jari kanan Fanny bergerak mendorong dahi Sabrina sambil berkata, "DASAR ANAK KORUPTOR! Makan uang haram aja sombongnya selangit!"

"Nggak pernah ngaca?" Sabrina tersenyum remeh di balik lapisan masker. "Anak pungut bin beban keluarga aja banyak tingkah!" seru Sabrina tidak mau kalah, dia tentu tidak terima kepalanya asal didorong. Namun, dia masih tetap kekeh jaga image dan hanya membalas menatap sengit sambil melipat tangan di bawah dada tanpa melakukan perlawanan balik.

"Sialan! Gue bikin mampus lo!" tunjuk Fanny geram.

"Uhh ... takut," ejek Sabrina tersenyum remeh.

Selanjutnya tahu sendiri, dua api kalau dipertemukan itu cuman terjadi peludasan lahan. Keduanya sama-sama bercita-cita membotakkan kepala lawan, terbukti dengan sekuat apa mereka saling adu jambak dan pekikan suara sebagai respon rasa sakit yang terdengar. Heran sama cewek modelan kayak begini, sudah tahu main jambak-jambakan sakit bahkan masker keduanya pun sampai ikut terlepas. Namun, sudah begitu masih saja diterusin, botak baru tahu rasa!

Plus For MinusWhere stories live. Discover now