25.) F = m × a (SHE IS QUEEN?)

944 146 19
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Ternyata ini rencana lo!" Sabrina mengangguk malas. "Gila! Kok, bisa lo dapat info sevalid ini. Belum lagi foto ini," Fanny menunjukkan lembar foto yang terlihat menarik apabila satu sekolah mengetahuinya. "lo kayak stalker, Sab."

Fanny cekikikan menyadari rivalnya ternyata seorang stalker garis keras. "Diem lo!" bentak Sabrina kesal.

Sebenarnya foto itu sendiri tak sengaja dia abadikan saat berkunjung ke rumah seseorang. Sabrina tentu sangat mengenal cowok yang ada difoto, tetapi dia enggan mengatakannya pada Fanny. Mungkin kalau partnernya tahu, reputasi Melody bisa saja lebih buruk. Apalagi gadis angun ini sangat pandai akting playing vicmint. Namun, ada rasa di mana Sabrina tidak ingin membuat cowok di lembar foto tak semakin membencinya.

"Btw, cowok yang sama si upik abu ini siapa?" tanya Fanny penasaran.

"Nggak tahu, yang jelas gue lihat mereka keluar dari rumah sekitar jam sepuluhan." Menjeda sejenak, "mungkin tuh anak, cewek sewaan!"

Fanny tersenyum kemenangan, dia menatap lekat beberapa kertas di hadapannya hingga sebuah rencana besar tergambar jelas di otaknya. "Kali ini lo bakalan mampus upik abu," gumam Fanny.

*

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

Melody melangkah santai, senyum tipis mengembang dibalik dua layer masker medis hitam, kedua mata menelisik sekitar. Mungkin cuman perasaan atau memang akan ada hal besar yang terjadi? Semakin dekat dengan lorong koridor pertama, semakin banyak mata yang terus fokus ke arahnya. Seingatnya, dia tidak merasa memiliki masalah dengan kakak kelas manapun, dia juga bukan golongan murid famous penarik perhatian. Namun, sedetik kakinya menapak di lantai pertama koridor yang kebetulan di atasnya terdapat balkon koridor kelas sebelas. Dia langsung sadar alasan semua tatapan yang diterima adalah karena adegan penindasan akan segera berlangsung, dan Melody adalah korbannya.

Bagai diguyur hujan kertas, banyak lembaran kertas berjatuhan menimpanya. Melody mendongak, penasaran siapa orang yang masih pagi begini berniat mencari gara-gara dengannya. "Pagi, Bu ketua," sapa Fanny dengan senyum devilnya. Tangan kiri melambai, semetara kanan memegang tong sampah yang sudah kosong.

Plus For MinusWhere stories live. Discover now