12.) H2O (SI KUTUP UTARA)

1K 180 13
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Lo yakin ini rumahnya?"

Cowok yang masih setia duduk sambil memegang kemudi motor ninja hitam bermerek kawasaki menjawab dengan santai. "Kalau bukan, kenapa gue turunin lo di sini?"

Mimik wajah si gadis semakin sebal, jika mengingat kejadian saat dia baru datang di SMA Cakrawala. Bukannya diakui sebagai sepupu, dia malah di sebut-sebut sebagai mantan pacar oleh Andrey. "Siapa tahu lo'kan, usil! Ngakuin gue di sekolah aja ogah, malah nyebar hoax nggak jelas."

"Ye elah, dendam amat jadi orang." Melody mencibir balik dengan menirukan ucapan Andrey, dia sengaja membuat-buat nada suaranya agar cowok itu kesal. "Ya udah, gue tinggal dulu kalau gitu."

"Eh, mau ke mana lo?"

"Cari pahala."

Melody dibuat melotot oleh perkataan Andrey, manusia modelan kayak Andrey cari pahala? Dia dan kata pahala saja sangat susah untuk dijadikan dalam satu kalimat. "Jangan bercanda lo, entar gue pulang gimana?"

"Entar gue jemput, kalau lupa gojek masih mau terima duit lo, kok." Andrey kembali menyalakan motornya, lalu melambaikan tangan kiri sebelum tangan kanan menarik gas. "Bye, bye Sepupu."

"Andrey! Jangan pergi ih ... Andrey!"

Dihiraukan, tentu tidak. Andrey menarik laju gas tanpa berpikir nasib gadis malang yang dia telantarkan di depan rumah megah berlapis cat hijau pastel. Salah'kan, saja Melody yang sudah memaksa Andrey untuk menjadi gojek pribadi. Melody terus memaksa minta diantar, jika tidak dia akan melaporkan kepada kedua orang tua Andrey seberapa banyak hati kaum hawa yang sudah Andrey jadikan korban ghosting. Belum lagi, dia juga akan mengadu kalau nilai Andrey turun kemarin, dan tentu itu akan berdampak buruk bagi si cowok berlesung pipit.

Melody mulai celingukan, lagatnya mirip orang mencurigakan. Coba saja ada satpam atau anak kecil yang melihat pasti dia sudah diteriaki sebagai maling. Rumah Vano sangat sepi, tidak ada satu pun orang terlihat di area halaman. Bangunan berlantai dua dengan konsep minimalis ini berhasil membuat Melody berdecak kagum. Ekor mata gadis itu bergerak ke atas--- lantai dua--- terlihat seorang cowok berbalut kaus putih, dia juga cuman mengunakan stelan celana training. Dia terlihat sedang berdiri dengan sebuah buku di tangan, tatapan mata begitu fokus pada setiap kata yang tertulis di lembaran buku, pungungnya bersandar pada salah satu sisi permukaan dinding balkon.

Melody menjentikkan jari. "Nah, itu spesies human yang gue cari." Tanpa berpikir panjang dia mengambil ponsel di saku, mencoba menelpon Vano. Memang benar nomor whattsapp Melody sudah diblokir, tetapi tenang dia masih punya cadangan nomor lain. "Halo!"

"Siapa?"

"Coba lo tengok ke arah gerbang rumah lo!" Vano melemparkan arah pandangannya ke arah gerbang, dan benar saja ada Melody yang sedang tersenyum sambil melambaikan tangan. Pemandagan ini tentu membuat Vano berdecak kesal, nekat juga si pemain baru satu ini. "Boleh gue masuk?"

Plus For MinusWhere stories live. Discover now