14.) N2(g)+3H2(g) ->2 NH3(g) ( DIA DAN MASALAHNYA )

951 180 3
                                    

***Manusia hanyalah paradox compleks yang suka menunjukkan keadaan berlawanan, mereka mampu menunjukkan setegar apa penampilan luarnya pada semua orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*
Manusia hanyalah paradox compleks yang suka menunjukkan keadaan berlawanan, mereka mampu menunjukkan setegar apa penampilan luarnya pada semua orang. Namun, enggan mengatakan sehancur apa mereka hari ini.

~Reymon Wijaya~

Beberapa saat keduanya cuman beradu tatap, sorot mata mengintimidasi tak kenal takut terpancar kuat dari mata Reymon. Sementara sorot mata lembut, tetapi tampak terkejud tampil jelas dari netra milik Melody. Keduanya sempat diam, mungkin mereka berkomunikasi lewat tatapan mata. Namun, sayangnya tidak satu pun kalimat yang terlintas di dalam kumpulan sel neuron dan saraf otak mampu dipahami oleh satu sama lain.

Jari telunjuk Melody terangkat, ujung jari menunjuk ke arah Reymon. "Lo?"

"Iya, gue kenapa?"

"Kok, lo di sini?"

"Emang ada aturannya gue enggak boleh ke sini." Reymon mendorong pelan bahu Melody ke samping, dia melangkah maju. Lalu berjongkok tepat di depan Gladis. "Maaf ya, Kakak telat."

Gladis cuman memberi respon anggukan kecil. Si kakak mengusap pelan pucuk kepala adiknya, Gladis Putri Wijaya. Senyuman manis terukir sempurna di wajah yang biasa dipenuhi akan bekas luka, tidak ada bau nikotin tercium di pakaian atau penampakan baju seragam super berantakan. Reymon di hadapan Melody kini terlihat seperti seorang kakak yang tengah berusaha terlihat baik-baik saja, atau lebih tepatnya berusaha menanggung luka sendirian.

Oh, adiknya, batin Melody saat menyaksikan interaksi kedua kakak beradik itu.

Reymon mengeluarkan sebuah boneka Doraemon berwarna biru dari dalam totebag yang sedari tadi dia tenteng. "Ini kakak bawain boneka buat Galdis, sama ...." Reymon berganti mengeluarkan sebox masker bermotif doraemon, "ini."

"Itu apa kak?"

"Ini masker doraemon, kakak'kan, udah janji beliin masker baru supaya Gladis tetep sehat. Biar princess-nya kakak enggak kena virus."

Walau ukiran senyum tertutup oleh masker, tetapi dari pancaran mata, Gladis terlihat begitu bahagia. Gadis itu berhambur kepelukan Reymon, lalu berkata, "Makasih, Kak Rey, Gladis sayang kakak."

"Gladis kita kembali ke kamar kamu, ya."

Gladis mengelengkan kepala kuat. "Enggak Gladis mau ke taman, mau lihat kupu-kupu terbang."

"Ya, udah ayo kakak temenin." Setelah mendapatkan anggukan dari sang adik, Reymon menoleh ke arah Suster di sebelah Melody. "Suster pergi aja, biar saya temenin adik saya sendiri. Dan makasih udah jagain adik saya tadi."

"Iya, Mas. Saya permisi dulu."

Melody berganti berdiri tepat di sebelah Reymon, selain merasa bersalah dia juga merasakan hal aneh dari Gladis. Gadis setinggi dia harusnya berusia belasan tahun, tetapi dari cara bersikap dan berbicara dia mirip anak berusia lima tahun. "Rey, maaf gue tadi jalan nggak lihat, tapi adik lo nggak papa, kan?" tanya Melody khawatir.

Plus For MinusWhere stories live. Discover now