Not For Sale

784 70 20
                                    

JIMIN

Setelah kelelahan hebat kemaren dan berakhir sesak napas karena menangis terlalu lama Taehyung kini akhirnya bisa tersenyum cerah, berjalan di dekat danau yang di sebelahnya dihiasi bunga berwarna-warni. Dia berjalan dan kadang berlari kecil mengejar kupu-kupu yang berterbangan.

"Jangan berlarian kenapa sih Tae. Nanti kecapean lagi seperti kemaren dan berakhir tidak mau ditinggal sendirian di kamar, mau ditungguin satu rumah lagi?" Aku berteriak, bukannya berhenti berlarian dia malah berlari kencang ke arahku.

"Sudah kubilang jangan ber-..."

"Kak, Kak, Aku jadi penasaran kupu-kupu dan teman-temannya sesama hewan yang terbang, kalau mereka terbang saat turun hujan apa sayapnya akan layu dan basah ya lalu mati karena tidak bisa terbang?"

Aku memasang muka datar. Anak ini aku yakin dia sebelumnya jenius, kenapa tiba-tiba menanyakan hal aneh seperti itu.

"Mana Kakak tahu, tanya saja sama Kak Yoongi."

Dia kemudian melengos mengejar Ayah dan Bunda yang berjalan bergandengan di tepi danau dengan Jungkook di tengah mereka. Sambil berteriak memanggil "Hei... Heii... Ayah..." Apa dia bilang? Hei? Dia memanggil Ayahnya dengan sebutan hei? Aku ikut berlari karena Taehyung berlari dengan kecepatan penuh.

"Apasih Tae, jangan berlarian seperti itu ah, kamu membuat Ayah takut."

"Eii, Ayah terlalu berlebihan, aku baik-baik saja kok, tidak perlu takut dan khawatir, kan Kak Yoongi sudah tiba disini."

"Ya tapi kan tetap berbahaya sayang, lebih baik tidak kambuh dan merasakan sakit kan, daripada tetap kelelahan lalu merasakan sakit." Bunda menimpali sambil menarik tangan Taehyung untuk digandeng di sebelahnya dan Jungkook.

"Kenapa aku merasa keluarga kita terlihat seperti, teletubbies." Heranku ketika melihat mereka bergandengan tangan bersama.

Lalu semua tersenyum bersama. Ya benar ini yang kami harapkan. Dengan keluarga dengan formasi lengkap tersenyum hangat.

"Ayah ikan kalau di air minumnya bagaimana ya Yah?" Dan lagi Taehyung mengacaukan suasana.

---------------------------------------

Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi tiba-tiba saja Taehyung terkena serangan ringan, saat kami sedang makan malam tiba-tiba saja dia tersedak dan memuntahkan isi perutnya, sehingga membuat kami yang ada dimeja makan tidak berselera makan karena panik dan menghentikan acara makan malam yang bahkan baru saja dimulai. Beruntung sekali Kak Yoongi membawa peralatan pertolongan pertama jika Taehyung kambuh.

"Ini hanya pertolongan pertama, detak jantungnya sangat lemah, kita harus tetap membawanya kerumah sakit." Kak Yoongi berkata sambil meletakan alat-alat dokternya yang berserakan di lantai kedalam tas. Benar, kami bahkan tidak sempat membawa Taehyung ke kamar karena kejadian itu begitu tiba-tiba. Kami hanya sempat panik menurunkan Taehyung dari kursi dan menidurkannya dilantai dengan Ayah memegangi tubuhnya.

"Nan, dengarkan aku, kamu tidak perlu panik, jangan stress oke, kasian anak kita, aku akan membawa Taehyung lebih dulu dengan Yoongi, Seokjin, dan Jimin, aku akan menjemputmu dan Jungkook setelah keadaan Taehyung stabil. Oke?" Ayah berkata sambil meminta Kak Seokjin mengambil alih tubuh Taehyung.

Bunda mengangguk sudah ber urai air mata. "Sayang, bawa handphone, dompet dan pakaian hangat untukmu dan Taehyung. Jimin juga jangan lupa, bawa pakaian hangat handphone dan obat Taehyung, biar Jungoo ambilkan. Tolong ya Jung, tahukan obat yang selalu diminum kak Taehyung, dan pakaian hangatnya. Terimakasih sayang."

A Poem for the Small ThingsWhere stories live. Discover now