Tentang Ruha dan Mura

5.3K 606 26
                                    

Part 7 |

"Wanita itu dia kan?" Tanya Mura sambil menatap Ruha.

Ruha hanya diam tanpa menjawab ucapan Mura. Dia hanya ingin Mura segera meninggalkan rumahnya.

"Ya, wajar sih, wajahnya sama." Lanjut Mura.

"Pergi lo sekarang!"

"Iya, gue pergi sekarang." Ucap Mura malas. Dia berjalan menuju lift, namun Ruha langsung menahannya.

"Ngapain lo mau makai lift? Percuma bisa ngilang." Ucap Ruha yang membuat Mura berdecak kesal.

"Pelit banget sih lo!"

"Terserah gue!"

"Tapi sebelum pergi, gue mau ngasih tahu lo sesuatu." Ucap Mura dan Ruha langsung mengerutkan keningnya.

"Itu deadline nya minggu depan." Ucap Mura sambil menunjuk jurnal yang ada di tangan Ruha.

Ruha hanya mengembuskan napasnya kasar. Mura memang sangat menyusahkannya.

Belum sempat Ruha membalas perkataannya, Mura langsung menghilang dari hadapan Ruha yang membuatnya kesal.

"Dasar beban!"

***

"Umur Ruha bener 300 tahun?" Tanya Almara sambil menatap Niki, Driva, Stefa, dan Loli bergantian. Dia sama sekali tidak percaya jika umur Ruha sudah 300 tahun.

"Iya, umurnya emang 300 tahun. Tepatnya 323 tahun sih." Ucap Driva yang membuat Almara melongo.

"Kalian gosipin gue?" Tanya Ruha yang tiba-tiba muncul dihadapan Almara.

"Maaf, Ruha." Ucap Niki, Driva, Stefa, dan Loli serempak.

Ruha hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap Almara.

"Gue akan pergi ke lantai 40 dengan Almara." Ucap Ruha sambil menarik tangan Almara.

Almara hanya menurut dan tiba-tiba mereka sudah berada di sebuah ruangan yang seperti cafe.

"Lo harus nenangin diri disini." Ucap Ruha sambil mendudukkan Almara di kursi.

Ruha berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil 2 botol minuman.

"Pasti banyak yang mau lo tanyain ke gue, kan?" Tanya Ruha sambil memberikan sebotol minuman pada Almara dan dia langsung duduk di samping Almara.

"Gu.."

"Minum dulu." Ruha menghentikan ucapan Almara.

Lagi-lagi Almara menurut dan dia langsung minum. Setelah merasa segar, dia langsung menatap Ruha.

"Sebenernya lo siapa sih?" Tanya Almara.

"Gue Ruha."

"Gue juga tahu itu. Maksud gue, lo itu hantu yang kayak gimana sih?"

"Gue penasaran aja. Kalau emang bener lo udah 323 tahun, kenapa lo gak menua sama sekali? Ya minimal kulit lo keriput gitu."

Ruha hanya diam memperhatikan Almara yang berbicara padanya. Dia tahu jika wanita di depannya saat ini sangat penasaran tentang dirinya.

"Gue gak menua karena meninggal usia 23 tahun. Selama 5 tahun setelah meninggal, gue berkelana di dunia manusia tanpa tahu arah tujuan. Tapi tiba-tiba seorang pria membawa gue ke dunia hantu dan dia nyuruh gue bekerja. Lo juga udah tahu kan pekerjaannya kayak gimana?" Jelas Ruha yang membuat Almara mengedipkan matanya berkali-kali.

"Jadi kalau meninggal dalam usia 23 tahun, fisiknya tetap sama meskipun umur udah tua?" Tanya Almara dan Ruha langsung menganggukkan kepalanya.

"Terus lo meninggal karena apa?" Tanya Almara.

Pengantin Untuk Hantu ✅Where stories live. Discover now