Ada Apa Di Masa Lalu?

3.3K 388 0
                                    

Part 17 | Ada Apa Di Masa Lalu?

Ruha berhenti berjalan saat melihat Almara sedang berkumpul dengan para pelayannya. Mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu yang penting sampai berbisik satu sama lain.

Jika Ruha mengartikan itu dalam dunia manusia, dia yakin jika mereka sedang bergosip dan kebetulan topik yang dibahas sedang panas.

Ruha fokus ke arah Almara. Dia merasa bersalah karena tadi siang sudah melarangnya. Tapi dia juga tidak punya pilihan lain.

"Ruha, kapan kamu datang?" Tanya Niki yang sadar dengan keberadaan Ruha.

Almara yang mendengar itu langsung menatap Ruha. Namun hanya beberapa detik karena setelah itu dia langsung mengalihkan pandangannya dan berdiri.

"Baru aja." Ucap Ruha.

"Aku masuk ke kamar dulu." Ucap Almara sambil menatap para pelayan.

Almara berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa Ruha, padahal dia jelas melewatinya.

Para pelayan yang melihat itu sedikit kaget. Karena biasanya Almara selalu menyapa Ruha dan bertanya Ruha dari mana saja. Tapi kali ini dia mengabaikannya.

"Sepertinya mereka bertengkar." Bisik Loli yang membuat semua pelayan menganggukkan kepala.

Almara langsung duduk di sofa kamarnya dengan perasaan kesal. Ucapan Ruha di mobil tadi siang masih terekam jelas di otaknya.

"Dia pikir dia siapa sampai berani ngelarang gue?!"

"Sumpah, ngeselin banget jadi hantu!"

Tok..tok

"Alma, gue mau ngomong sama lo."

Almara langsung masuk kedalam selimutnya dan pura-pura untuk tidur. Dia sama sekali tidak ingin berbicara dengan Ruha.

"Almara, lo udah tidur?"

"Biasanya aja langsung nongol." Gumam Almara.

Ting

Ting

Almara mengacak rambutnya saat handphonenya tidak berhenti berbunyi. Banyak notifikasi masuk ke handphonenya yang membuatnya terbangun dari tidur.

Almara beranjak duduk dan langsung membuka handphonenya. Dia mengerutkan keningnya saat mendapati nomor tidak dikenal yang mengiriminya pesan.

Dia langsung membukanya dan sedikit terkejut saat melihat isi pesan tersebut. Pesan tersebut berisi foto dirinya, Ruha, Mura, dan seorang wanita yang tidak dikenalinya.

Mereka semua memakai pakaian kuno, seperti pakaian model zaman dahulu. Foto tersebut berlatar belakang pantai yang dulu dikunjungi Almara dan Ruha.

Almara memperhatikan foto tersebut dengan teliti. Dia yakin jika itu hanya editan.

Almara berdiri dari duduknya, berniat untuk bertanya kepada Ruha. Namun langkahnya terhenti saat air matanya tiba-tiba jatuh begitu saja.

"Kenapa gue nangis?" Gumam Almara sambil menghapus air matanya.

Tringgg

Almara menatap handphonenya diatas tempat tidur yang berdering. Dia langsung menjawab telepon dari nomor yang tadi mengiriminya foto tersebut.

"Gimana, udah ingat?"

"Lo siapa? Kenapa lo ngirim foto kayak gitu ke gue?"

"Kenapa lo gak nanya langsung ke Ruha? Ah, gak ada gunanya juga sih. Ruha pasti gak akan pernah mau ngasih tahu lo kebenarannya."

Pengantin Untuk Hantu ✅Where stories live. Discover now