Selamat Pagi, manis

5.5K 333 22
                                    

Assa! hai! aku nulis nih, buat Latitude Java besok aku up! sekarang baca dulu ini. Mungkin cerita ini rendah humor tapi semoga suka. Aku nulis lagi karena gabut dan aku usahain always up dua-duanya!

Don't lupa vote dan komen! kalian itu dikit-dikit vote lah jangan baca doang.
Dan aku nulis sesuai apa yang ada di otak dan soal lanjutan, endingnya atau apapun itu aku sendiri yang mutusin, mohon bantuannya!

***

"Heh! vampire, lo jauh-jauh napa dari gue!"
Algarta Handibaskoro

Pagi, manis


Pagi-pagi sekali pemuda tampan berkulit putih pucat duduk manis di depan koridor sambil bersiul pelan, matanya memincing ke kanan dan ke kiri mencari mangsa untuk di godain, dasar buaya darat.

"Piw, piw, hai neng!" Sapanya manis sambil mengedipkan sebelah matanya.

Para gadis memandangnya geli, ada yang senang di godain, ada juga yang seperti tak menganggap kehadiran pemuda itu. Wajah tampan dengan senyum manisnya itu merapikan rambutnya kemudian membenarkan jas seragamnya. Name tag bertulis Arimatheo Dwi kurniawan, dengan wajah tampan itu dia bisa saja menarik semua perhatian para gadis di sekolahnya.

Roomchat miliknya itu seperti asrama putri, beberapa adalah grup kelas serta grup teman tongkrongannya serta bunda dan ayah juga abang laki-lakinya, tapi yang paling menarik adalah salah satu kontak yang di pinned setelah bunda.

Dia menekan roomchat yang di pinned olehnya, dia tersenyum kecil.

Algarta

P
P
P
P
Hai, manis udah berangkat blom?
06.30

Apa sih?
Ganggu banget!
06.32

Ulululu, cepet napa kesini. Manis bener kalau marah
06.32

Ogah njing
06.33

Di tunggu ya, by
06.33

geli-_
06.34

Lop yu😘
06.34
read

Ari ketawa, dia membenarkan seragamnya kemudian berdiri. Mengibas celana belakangnya yang kotor, menyisir rambut kebelakang, Ari langsung pergi. Bocah itu milih untuk ke kelas menunggu si manis yang belum kunjung muncul batang hidungnya, bikin Ari khawatir.

Dasar dramatis.

Sesampai di kelas, Ari langsung duduk anteng di meja guru sambil bersenandung kecil. Kebiasaannya ya begini, saking asik dia tidak menyadari kedatangan orang lain selainnya, bukan hantu lho.

"HEH! NGELAMUN APA LO?!" Tanya anak itu, Ari terperanjat, kemudian mengelus dadanya.

"Haduh, si manis napa teriak-teriak sih. Kaget nih" Omelnya, dia berdiri lalu menghampiri Garta, anak itu berdiri lalu menghampiri cowok yang di panggil manis itu. Gila saja, pagi-pagi sudah mulai keributan.

"Ini masih pagi ya, lo jangan buat gue emosi terus nyolok mata lo pake bolpen punya gue!" Sarkas Garta, dia mendecih pelan kemudian berbalik menuju tempat duduknya tapi sebelum menaruh bokongnya, Ari sudah lebih dulu menariknya.

"Gue gak buat lo kesel, lo aja yang emang sensi sama gue. by the way, selamat pagi, manis" Ari langsung mencium pipi Garta dan kabur dengan cepat sebelum amukan Garta yang bisa membuat Ari terbaring lemah selama dua hari di kasur.

"ANJING LO ARINJING!" Maki Garta dengan teriakannya.

.

.

Garta dan Ari itu selalu ribut, sebenarnya Garta yang emosian dan sedikit tidak menyukai ─ralat tapi sangat tidak menyukai Ari, entah kenapa.

Dia juga selalu saja merasa terganggu jika dekat Ari, bahkan saat Ari menjaga jarak dengannya tetap saja emosi apalagi kalau mereka dalam satu tempat yang sama, bisa murka nyai Garta. Terkadang juga Ari bingung, apa salahnya sampai Garta benar-benar tidak menyukai dirinya yang gantengnya mengalahkan kakak laki-laki Garta, kak Leo.

Ari pernah ngomong sama bapaknya, bertanya kenapa Garta tidak menyukai dia? Tapi jawaban bapak malah menyebalkan.

"Itu karena kamu nyebelin, sok gaul, narsis lagi. Bapak aja malu kalau ngenalin kamu ke teman-teman bapak"

Rasanya ingin mencoret bapak dari kartu keluarga tapi Ari sadar kalau dia masih butuh bapak dan takut masuk neraka, kan ngeri. Ari juga pernah tanya letak kesalahannya sampai Garta tidak menyukainya itu dimana tapi malah di jawab dengan sumpah serapah dan pukulan bertubi-tubi di bahu Ari. Ari kuat kok apalagi menghadapi manusia semanis Garta, Ari siap enam-sembilan!

Pernah juga Ari di seret keluar rumah oleh Garta hanya karena menghabiskan dua kue coklat pemberian kak Leo buat Garta, kan Ari tidak tahu setidaknya ngomong lah secara manusiawi bukan secara hewani tapi sekali lagi Ari sanggup menghadapi tingkah toxic sang manis.

Seperti sekarang, Ari duduk manis menghadap Garta. Mereka di kantin dengan Garta yang makan bakso hasil palak-memalak bersama Abdul, anak pak Somat, guru sejarah sedangkan Ari hanya diam dengan senyum lebar dan tatapan mata yang berseri-seri memuji makhluk di depannya, lebay kalau kata kak Badrol -bukan Badrol upin-ipin- Kakak sepupu Ari.

"Lo liat gue sekali lagi, mata lo gue cungkil buang ya" Ujarnya sarkas dan Ari sudah terbiasa. Dia hanya cekikikan tidak jelas kemudian berdeham "Colok aja, dosa di tanggung lo bukan gue ya"

"Iya, gue yang tanggung lo yang mati, impas" Seketika Ari memegang dadanya dengan memasang wajah tak menyangka, dramatis sekali "Ka-kamu tega sama aku, Ta? Kalau aku mati siapa yang buat anak sama kamu?"

Bug!

"Omongan lo! gue ogah banget sama lo dan lagi, gue bukan cewek anjing!"

"Kamu itu cewek buat aku, lagian cowok kok manis, imut, cantik. Nggak banget!" Ari berdiri membersihkan mulutnya yang tadi memakan kripik buatan bude Arum kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya ke Garta dan ─

Cup!

"Dah, sayang manisku" Ari berlalu dengan Garta bersama wajah merah menahan kekesalan.

"ANJING LO ARINJING!"

"SARANGHAE, YEOBO!"

Begitulah mereka, yang satu genit, narsis, dan malu-maluin dan yang satu galak, mulutnya kayak mulut ibu-ibu arisan, tsundere, klop pisan!


To be continued

Arimatheo ||sungjakeWhere stories live. Discover now