Soal Bapak Dan Mama Serta si Ari

595 108 18
                                    

Kalau iya, syukur deh kalau tidak juga tidak apa-apa.

Soal Bapak Dan Mama Serta si Ari


***

Setelah kejadian Ari memarahi Dimas serta menyuruhnya menjauhi Garta, anak itu tidak muncul di hadapan kedua kekasih tersebut bahkan pada kak Leo. Jadi Ari bersyukur, jelaslah karena kekasihnya tidak di ganggu manusia menyebalkan seperti Dimas.

Sekarang sepasang kekasih tersebut sedang duduk di depan rumah Ari, mereka menghabiskan waktu dengan membantu mama membersihkan rerumputan liar dekat bunga-bunga mama serta menolong bapak mencuci motor. Sesudah membersihkan itu semua, Ari dan Garta duduk bersebelahan di teras rumah. Bapak dan Mama keluar sebentar katanya mau ke dokter. Garta menyandarkan kepalanya pada pundak Ari sembari meminum pop ice yang di beli mereka berdua tadi di kios dekat rumah.

"Garta cintaku, manisku. Mau apa selain ini?" Tanya Ari, cowok itu menoleh ke arah Garta. "Nggak mau yang lain, Ari"

"Serius? Nggak mau coklat atau kue gitu? Atau mungkin susu coklat?" Garta menggeleng, dia semakin mencari posisi nyaman untuk terus bersandar pada Ari.

"Ya udah, kalau gitu. Kalau tiba-tiba berubah pikiran bilang ya biar aku beliin" Jelas si dominan, dia mengacak-acak pelan rambut Garta.

Hingga satu jam berlalu posisi mereka masih sama. Tidak ada perubahan sampai klakson motor Supra bapak terdengar. Sepasang suami-istri yang adalah orang tua Ari akhirnya sampai. Ari dan Garta beranjak dari posisi tadi menuju posisi berdiri, mengernyit saat melihat senyum mengembang milik bapak dan mama.

"Ada apa nih? Bapak sama mama senyum-senyum gitu" Ucap Ari.

"Masuk dulu ayo, Garta kamu juga" Mama menarik Garta lalu di susul Ari yang di rangkul bapak.

Semakin besarlah rasa penasaran dua bocah laki-laki tersebut. Masalahnya tidak ada angin tidak ada hujan kedua orang tua Ari tersenyum tanpa alasan. Apa mereka mendapatkan kupon berhadiah dan mereka menang? Atau mereka mendapat satu miliar dalam tas di pinggir jalan? Atau bisa jadi kedua orang tuanya itu terlalu banyak mengonsumsi yang manis-manis sampai bahagia begitu? Pikir Ari menjelajahi isi kepalanya.

Ari dan Garta duduk bersebelahan lalu bapak dan mama duduk di depan mereka.

"Ari.. kamu masih pengen punya adik nggak?" Ari kebingungan dengan pertanyaan itu tapi dia tetap mengangguk, menyetujui ucapan mama.

"Kalau misalnya mama kasih kamu adik lagi, gimana?" Mulai paham dengan arah pembicaraan mama Ari, Garta menyenggol bahu Ari yang sepertinya anak itu terlihat kebingungan.

"Mama kamu kayaknya hamil lagi" Bisik Garta pelan, membuat Ari membelalak matanya. Tersenyum lebar, kegirangan.

"MAMA HAMIL LAGI?!" Tanya Ari dengan suara keras. Mama hanya tersenyum lalu mengangguk.

"AKU PUNYA ADEK DONG, GARTAAAAA!!" Ari memeluk Garta, melompat kegirangan lalu melepas pelukan kemudian berlalu menuju mama. Memeluk mama sangat erat.

"Semoga dia cewek, amin!" Seru Ari semangat, dia mencium pipi mama sebanyak-banyaknya lalu memeluk bapak dengan senyum menggoda tentunya.

"Mantap, pak!" Bisik Ari dengan kekehan di akhirnya. "Aman itu" Balas bapak.

Jadinya bapak, mama, Ari serta Garta memutuskan untuk makan siang bersama-sama. Mama memasak ikan kuah serta capcay, sungguh nikmat siang itu.

Arimatheo ||sungjakeWhere stories live. Discover now