Kaku

312 53 5
                                    

Sepenggal saja.

Kaku

Ari mendudukkan dirinya pada bangku kantin, ia, Jerry, dan Jagad sudah berkumpul di kantin dengan niatan bermain game tapi malah berakhir menjadi sesi curhat. Jerry menceritakan hubungannya dengan sang kekasih yang semalam ribut karena perbedaan pendapat lalu Jagad yang cerita bahwa dia dan kekasihnya aman-aman saja walau kadang terjadi konflik karena Jagad yang keras kepala. Ketika cerita dari Jagad selesai, Ari menghela nafas ikut cerita juga.

"Gue putus sama Garta." Maka Jerry yang sedang minum langsung tersedak sedangkan Jagad terkejut bukan main. Mereka berdua mengira bahwa keduanya pasti sedang cekcok biasa ternyata lebih parah.

"KENAPA BISA?!" Tanya keduanya serentak, untung saja saat itu kantin sepi.

"Karena gue mukul orang." Ia memainkan jarinya di atas meja, wajahnya lesu.

"CERITA DAH!" Seru Jerry mendesak.

"Sewaktu gue sama Garta pergi ke mall buat beli bahan-bahan untuk kejutan itu, gue denger ada yang ngomongin Garta, gue rasa temen-temennya Dimas soalnya mereka nyebut namanya tuh anak mana bilang Garta itu pacarnya dia lah, masa mereka bilang Garta brengsek. Kan anjing, gue nggak terima berakhir gue ribut sama mereka. Garta udah bilang berhenti tapi... Tapi gue malah kepancing omongannya tuh anjing ya gue nonjok lagi, posisinya Garta teriak kalau gue mukul lagi berarti kita putus dan gue malah mukul. Hahahahaha, putus deh." Tawa Ari begitu kosong, seperti mengejek dirinya sendiri.

"Lo nggak jelasin ke Garta?" Tanya Jagad.

"Enggak, gue cuma bilang kalau gue nggak mau ada yang bicara soal dia sembarangan. Gue nggak terima itu aja tapi ya gitu. Setelah itu dia pergi, ninggalin gue dan gue cari dia. Waktu lo nanya kenapa muka gue kek habis di tonjok, ya karena itu di tambah gue juga kena pukul sama Garta. Sakit banget tapi gue nggak masalah." Ari menghentikan aktivitasnya memainkan jari di atas meja. Ia tersenyum.

"Setelah itu gue anter dia ke rumah Reza, habis itu gue pulang buat ganti baju. Soalnya baju gue kotor. Terus pas ulang tahun gue nggak datang karena gue nangis." — Ari.

"Gue nggak tau, kenapa bisa putus semudah itu. Mana Garta nangis lagi, itulah alasan gue sama dia lama banget datangnya." Jerry menatap sahabatnya itu dengan pandangan sedih.

"Gue nggak apa-apa, asal Garta nya seneng." Lanjutnya lagi. "Gimana dia seneng, lo lihat dia lesu banget tadi." — Jerry.

"Dia mutusin elo waktu emosi kali, pasti sekarang dia lagi nyesel." Sahut Jagad.

"Gue nggak tahu, tapi gue selalu bertanya-tanya apa dia baik-baik aja tanpa gue?"

"Enggaklah, bego. Yakali!" Jagad memukul bahu Ari lumayan kuat.

Ari diam saja, kepalanya masih terisi oleh Garta. Dan ketika ia membuang pandangannya ke arah pintu masuk kantin, ia melihat Garta dengan beberapa teman laki-laki di kelasnya masuk ke kantin, Ari bisa lihat bahwa mantan pacarnya itu terlihat tak bersemangat.

"GARTA!" Panggil Jerry membuat Garta menoleh ke arahnya. Jerry memanggil lelaki itu, membuat Garta datang menghampiri mereka.

"Kenapa?" Tanya Garta agak canggung.

"Makan bareng kita lah." Seru Jagad dengan senyum sambil melirik ke arah Ari yang hanya fokus ke handphonenya.

"Gue bareng Bayu sama yang lain." Jelas Garta menolak.

"Yeeee, elo. Biasanya juga sama kita." Garta memalingkan wajahnya lalu menghela nafas.

"Yaudah, nanti gue kesini."

"Yes! Gitu dong." Setelahnya Garta pergi memesan makanannya, sesudah memesan ia langsung menuju meja Ari dan kawan-kawan walau duduknya jauh dari Ari dan bersebelahan dengan Jerry.

"Kenapa deh, lo diam-diam mulu." Jagad memecahkan keheningan yang canggung di antara mereka.

"Nggak apa-apa elah." Jawab Garta sambil menyantap makanan.

Setelah obrolan mereka yang lebih di dominasi oleh Jerry, Jagad dan sesekali Garta itu berakhir. Jerry dan Jagad langsung bangun dari duduknya.

"Mau kemana lo berdua?" Tanya Ari yang sedari tadi diam.

"Gue mau pesen bakso." Jerry menunjuk konter bakso.

"Gue mau ke toilet. Bentar aja kok." Sambung Jagad.

Tinggal Ari dan Garta saja. Suasana di antara mereka tiba-tiba menjadi canggung dan tak enak. Ari diam saja sedangkan Garta merasa tak nyaman.

"Garta." Tiba-tiba Ari memanggil membuat Garta mendadak membeku.

"Y-ya?"

"Ini." Ia menyodorkan botol teh pucuk dingin yang masih tersegel pada Garta lalu mengulas senyum.

"Di minum." Lalu ia kembali memainkan ponselnya. Garta sendiri hanya mengangguk.

Mereka nampak kaku namun perhatian dari Ari tidak pernah hilang. Garta membuka teh pucuk lalu meminumnya. Ari hanya melihat. Dia senang karena Garta tak segan untuk menerima pemberiannya.

Keduanya menunggu Jerry dan Jagad namun begitu lama. Garta juga masih memakan baksonya. Karena tak ingin menjadi semakin canggung, Ari mencoba membuka obrolan walau hanya sebentar saja.

Tiba-tiba panggilan telepon terdengar dari ponsel milik Ari. Ia melihat panggilan dari Aldo, lantas ia berdiri.

"Bentar. Angkat telepon dulu." Pamitnya sebentar. Yang mungil hanya melihat punggung lebar itu semakin jauh dengan ponsel di telinganya. Ia menghela nafas, mereka benar-benar seperti orang asing.

Setelahnya Jerry datang dengan semangkuk baksonya di susul Jagad yang baru datang dari toilet.

"Lama banget lo berdua." Seru Garta.

"Yeee, sorry napa." Jerry langsung memasukkan bakso ke dalam mulutnya.

Ketiganya mengobrol, tidak ada kecanggungan. Hingga dua puluh menit berlalu, Ari masih belum datang, sang mantan jelas curi-curi pandang mencari Ari. Walau ia tak mendapatkan lelaki tinggi itu dimanapun.

Garta melihat Jerry memegang ponselnya, seperti membaca sesuatu jadi ia menebak antara itu chat dari Ari atau memang ia sedang membaca artikel.

"Eh, Ari nggak bisa balik. Anaknya tadi habis telepon di panggil Bu Dina. Nih anaknya ngechat." Jerry menunjukkan chat mereka berdua.

"Ngapain anjir kasih tahu, nggak bakal kepo juga." Jagad tertawa di akhir.

"Takut ada yang salah paham nanti." Jerry tersenyum penuh arti lalu melihat Garta, yang dia lihat langsung membuang muka. Ada yang tergores karena seakan ini masih terlalu baru untuknya setelah putus.

Jika boleh jujur, Garta ingin Ari kembali padanya.

to be continued..

Gimana? Ngefeel ga?

Arimatheo ||sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang