Kopi Adalah Kebahagiaan

1.1K 185 11
                                    

Hidup itu pahit-pahit manis, kayak kopi
─Bapak

Kopi Adalah Kebahagiaan

***

Semalam dirinya di ceramahi oleh bapak dan pagi-pagi sekali anak bapak itu sudah duduk di karpet sambil menonton bola. Ari sendiri diam saja sambil sesekali mendesah kesal karena tim andalannya kalah mencetak gol.

"Pak, ini kenapa tim bola bapak yang menang sih?!" Ngomelnya pelan, tidak berani teriak takut membangunkan sang mama.

"Ya, karena tim bapak keren lah. Wong tim-mu modelan letoy gitu" Ejek bapaknya. "Jangan ngadi-ngadi pak. Tim ku itu bisa kalahin tim bapak, ada messi"

"Ronaldo ada di tim bapak, jelas menang" Ari mendengus, kesal bukan main.

Dia diam, bapak diam juga. Kopi keduanya sudah setengah. Bapak menoleh ke arah Ari yang misuh-misuh kesal entah karena bola atau mungkin hal yang lain.

"Kenapa toh kamu?" Tanya bapak santai. "Gak apa-apa, pak"

"Cerita aja coba" Ari terdiam menyisir rambutnya ke belakang.

"Garta bilang gak suka sama Aldo, itu gak suka kenapa? aku nanya dia bilang gak suka aja. Bapak tahu nggak maksudnya?"

"Cemburu itu, bapak pernah dengar dari Badrol kalau Aldo suka sama kamu. Gitu aja gak tau, gimana sih kamu"

"Haha, si bapak ngadi-ngadi" Bapak menggeleng pelan. "Itu si Aldo emang suka kamu, ingat gak waktu rumahnya masih di sebelah, biasanya kalau main nyariin kamu. Udah gitu kalau ada Garta kadang juga pundungan, Ari mah gimana sih, bilang Don Juan malah gak tau si Aldo suka kamu"

"Ah, gak mau aku sama dia. Cintaku untuk Gartaku cintaku, manisku" Bapak mendengus "Gimana dia mau suka sama kamu, alay pisan!"

"Gini ya bapak Andi prapto, aku gini juga kan gen bapak!"

"Loh, kenapa nyalahin bapak? kamu mah emang lebay" Ari melotot lalu melipat kedua tangan di depan dada, ngambek. "Bapak ini! sebenernya aku anak siapa kalau gitu?"

"Kamu waktu itu bapak temuin di tong sampah, ya bapak pungut kasihan mana masih bayi" Dengan tingkah dramatisnya Ari memegang dadanya lalu memasang wajah sedih walau sebenarnya sangat menyebalkan. "Bapak?! bapak kok tega sama aku? diriku yang ganteng ini bapak bilang bayi di tong sampah? Bapak jahat, kita putus!" Ari bergegas bangkit dari duduknya lalu menuju kamar sambil menghentak-hentakkan kakinya, dasar manja!

"Haduh, bang. Adikmu udah makin gila semenjak kamu ninggalin dia" Gumam bapak dengan gelengan sekaligus senyum teduh. "Bapak kangen loh, bang. Gak niat ngunjungin gitu?" Kembali bapak menghela nafas.

Ari masuk ke kamar, mengecek jam dinding di kamar. Jarum jam menunjukkan pukul 04.30 berarti Garta sudah bangun. Hei, Ari itu bucin sekali pada Garta, segala hal tentang Garta dia tahu bahkan waktu-waktu kegiatan Garta pun dia hafal. Semuanya di luar kepala.

Algarta

Udah bangun?
04.31

Ari menatap roomchat, Garta sedang mengetik.

Udh, napa?
04.31

Telponan yuk
04.32

Ogah
04.32

Arimatheo ||sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang