Aduh, Om! anaknya manis banget!

2.4K 261 10
                                    

"Modus lo njing!"
Algarta Handibaskoro

Aduh, Om! anaknya manis banget!


Sunyi, sepi, senyap. Ari sudah duduk nyaman di kamar Garta. Hari ini dia main di rumah Garta. Mereka tetangga, cuma beda blok saja. Ari lagi main game dengan kak Leo sedangkan Garta memaki kedua orang di depannya itu dalam hati. Merasa ingin menghujat habis-habisan tapi Garta tidak mungkin mengamuk di depan kakak laki-lakinya yang baru pulang kuliah, cari mati namanya.

Ari sendiri sebenarnya tidak terlalu memfokuskan diri ke game, 90% fokusnya itu ke Garta yang sedang memasang wajah kesal yang di tahan. Lucu sekali, Ari pengen cepat nikahin Garta biar bisa buat keturunan yang seimut Garta. Dasar mesum.

"Heh! lo kenapa sih main ke sini? harusnya lo di rumah aja!" Omel Garta membuat Ari menghentikan aktivitasnya berbeda dengan kak Leo yang asik main.

Ari mengerucutkan bibirnya, kemudian menepuk lantai kosong di sebelahnya tanda menyuruh Garta duduk di sebelahnya. Sedangkan yang di suruh memandang sinis Ari kemudian maju untuk duduk di sebelah Ari. Kak Leo hanya menatap dua anak sma yang sebentar lagi lulus itu dengan tatapan geli. Yang satu alay yang satunya lagi galak-galak mau.

"Aneh, dasar bocah" Cibirnya pelan takut ketahuan Garta, bisa-bisa di amuk.

Ari tersenyum senang, memamerkan lesung di pipi kanan-nya. Dia menyenggol lengan Garta membuat cowok galak itu mendesis lalu memukul bahu Ari dengan tenaga dalam sekaligus jurus pukulan maut membuat Ari meringis kesakitan akibat ulah si cowok galak-galak manis tersebut, tapi yang namanya Ari mana mau menyerah, dia menggoda Garta kembali dengan mencubit pipi Garta, memainkan rambut Garta, atau tidak sesekali mencuri kecupan di pipi Garta membuat sang pemilik mendelik kesal dan memukul Ari tanpa ampun.

Melihat hal itu, kak Leo malah asik menertawakan penderitaan Ari yang berusaha menghindari mantan anak karate yang sudah berhenti dua tahun yang lalu karena kena usus buntu.

"WADOH, JANGAN DI PUKUL! ADOH, GARTA CINTAKU!"

"BODOH AMAT ANJING! ARIANJING!"

"LANJOT TROS DEK, JANGAN KASIH AMPUN, HAHAHA. MAMAM TUH MANISSS!"

Suara teriakan antara rintihan meminta pengampunan, amukan nyai, dan tawa setan milik kak Leo saling bersahutan di sore itu.

Jalanan di malam hari di kota Jakarta benar-benar ramai sampai membuat Ari kewalahan untuk sekedar menunggu mobil di depannya maju. Dia bersama dengan kak Leo dan Garta, tujuan mereka sekarang adalah pergi ke toko buku menemani kak Leo yang mau membeli buku. Sebenarnya tadi sudah di tolak mentah-mentah oleh Garta tapi karena di tawarkan ayam geprek khas ibu jasmin, jadi mau si Garta.

Ari sibuk mendengus, mengomeli para pengendara di depan mereka, kak Leo dengan sabar menunggu, sedangkan Garta sudah tertidur dari 15 menit yang lalu. Mereka sudah menunggu di sana selama 30 menit dan Garta sudah capek. Dasar anak malas!

"Kak, ini kapan dah selesai? nggak kasihan apa badan gue butuh tempat bebas buat gerak" Omelnya, kak Leo hanya menatap jengah atas kelakuan Ari.

"Heh, gue kalau tau macet mana mau pergi. Ah, sial banget!" Balasnya kesal. "Dahlah, kak Leo yang salah. Harusnya gue lagi manja-manjaan sama Garta bukan di mobil sampai pengap gini!"

"Dih, adik gue mana mau sama cowok narsis kayak lo. Gue juga ogah restuin lo berdua kali" Ari melotot kemudian menonjok lengan Leo kuat.

"Kok lo kagak restuin? ah, gak asik! kalau lo punya ipar kayak gue, di jamin rumah lo rame!" Kak Leo mendengus.

"Gak banget, modelan monyet yang keluar dari kandang kayak lo jadi ipar gue? musnahin gue dulu! Lebih baik adik gue sama si Dimas"

"Dimas udah udah ada pacar. Lo jahat banget kak, kita putus!"

"Apa sih, emang sih adik gue untung gak suka sama lo. Gila gini"

"Ah, si kakaknjing!" Ari mendengus, dia ngambek. Cowok itu membuang muka ke arah jendela mobil dengan wajah kesal sedangkan kak Leo hanya mencibir Ari dengan wajah geli.

Setelah menunggu begitu lama akhirnya mereka bisa keluar dari mobil yang pengap. Garta jalan dengan Ari yang merangkulnya, kak Leo sudah hilang sejak mereka tiba di toko buku.

"Garta cintaku, manisku. Lo nggak mau beli sesuatu gitu? gue beliin" Garta menggeleng, dia berjalan dengan lesu.

"Kita beli minum dulu di luar, toko buku gini gak sediain bangku" Ajak Ari, kali ini Garta mau ikut.

Anak itu tidak mengamuk karena sedang ngantuk. Dan dengan senang hati Ari mau menjadikan dirinya tempat bersandar Garta, dasar bucin! Mereka mendudukkan diri di bangku panjang dekat parkiran. Ari meminum boba miliknya sedangkan Garta tertidur pulas dengan bahu Ari sebagai sandaran.

"Garta cintaku, manisku. Lo harus tau, besok kalau lo ngantuk bilang biar kita nggak ribet di sini. Kasihan lo tidur di sini kayak gembel. Haduh, jodoh gue mengenaskan banget"

Ari menoleh ke arah Garta kemudian tersenyum kecil sambil menekan-nekan pipi tembam Garta, sesekali tertawa karena Garta lucu sekali. Ari menghela nafas, kembali memandang boba-nya yang tinggal sedikit.

"Gue tuh suka sakit hati waktu lo marah-marah ke gue padahal kayaknya gue gak pernah buat lo marah deh. Apa karena lo insecure sama ketampanan gue? tapi lo itu udah LEBIHHHHH dari ganteng plus cantik plus manis, Ta. Emang dasarnya lo aja yang gak pede" Cibir Ari di akhir kalimat. Anak itu menoleh lagi ke Garta kemudian menggigit bibir bawahnya.

"ADUH OM! ANAKNYA MANIS BANGET! NGGAK KUAT KAKANDA!" Teriaknya, ketika sadar Ari langsung membekap mulutnya, untung saja Garta tidak terbangun.

"Arinjing, gue jahit mulut lo, mampus!"

Ups! Ari salah, Garta si galak sudah sadar walau masih mengantuk dan Ari hanya bisa cengengesan meminta maaf sebelum bahunya kembali sakit karena di cubit.

To Be continued

Hai! gimana? gimana? gak tau, pengen nulis di cerita ini sunghoon alay, lebay, rese, tengik, pokoknya sunghoon defenisi bocah edan sedangkan Jake si galak. Daripada selalu sunghoon si kaku dan dingin dengan jake si imut yang polos.

Maaf gaes kalau terkesan alay. Jangan lupa VOTE SAMA KOMEN, AKU MINTA DAN PAKSA! wkwkwk.

Arimatheo ||sungjakeWhere stories live. Discover now