❝Ghost-07❞

3.7K 952 88
                                    

Haruto, Jeongwoo dan Junghwan tengah berjalan menyusuri koridor. Saat jam istirahat tadi mereka pergi ke kantin untuk makan. Namun tidak jadi karena tiba-tiba ada tiga murid yang mendadak kesurupan di sana.

Ketiga pemuda yang langsung bergidik ngeri itu langsung memutuskan untuk pergi ke kelas saja. Karena mereka yakin, di jam segini ada banyak siswa yang memilih menghabiskan waktu di sana.

"sampe kapan sekolah kita gini terus" gumam Haruto lesu. Ia takut jika dirinya akan menjadi sasaran selanjutnya di rasuki. Atau lebih parahnya lagi di gentayangi. Jangan sampe, Haruto bisa mati muda nanti.

"sampe tu hantu-hantu pada ilang lah" sahut Jeongwoo yang mendengar gumaman lirih dari bibir Haruto.

"tapi ya bang, kenapa coba sekolah nggak datengin paranormal atau apalah buat ngusir hantu-hantu di sini?" pikir Junghwan bingung.

"udah pernah Wan, sering malah. Tapi banyak yang gagal" sahut Jeongwoo, Asahi pernah mengatakan ini padanya dan yang lain. Hanya saja beberapa dari mereka tidak ada saat itu termasuk Junghwan dan Haruto.

"makin lama makin banyak yang nggak masuk. Bahkan ada yang udah ngurusin surat pindah saking nggak tenangnya di sini" ujar Junghwan yang mendapat anggukan pelan dari Haruto dan Jeongwoo. Mungkin lambat laun sekolah akan di tutup karena kehilangan banyak murid.

"bagus"

Refleks, ketiga pemuda yang tadinya melamun kini menoleh ke arah samping kanan. Di mana ada Doyoung yang berjalan mengimbangi mereka dengan senyum sumringah.

"bagus? Apa nya yang bagus? Yang ada malah merugikan" kesal Jeongwoo karena Doyoung berucap seenaknya saja.

Yang di tatap kesal hanya menggelengkan kepala seraya terkikik geli. Membuat tiga orang yang tengah menatapnya kini mengernyitkan dahi bingung. Doyoung kenapa? Habis dapet undian kah? Ko keliatannya kaya seneng banget.

"lu kenapa sih bang?" tanya Haruto jengah. Di matanya Doyoung sudah seperti orang gila. Dari tadi dia terkikik terus tanpa henti.

"To, anter gue yuk" ajak Doyoung yang mulai berjalan mendekati Haruto yang masih dengan tatapan jengkelnya.

"anter ke mana?"

"ke kantin. Gue mau beli minum, nanti lu gue traktir deh"

Dengan malas Haruto mengangguk lalu berjalan dengan tangan yang di tarik oleh Doyoung. Jujur Haruto males banget ngikutin Doyoung, tapi karena ada traktiran kenapa enggak?

Jeongwoo menghela nafas lalu menggedikkan bahu acuh dan pergi menuju kelasnya di buntuti Junghwan di belakang.























































Namun langkahnya terhenti kala melihat seluet orang keluar dari kelasnya. Hal itu membuat Jeongwoo dan Junghwan memekik terkejut.

"loh, bang Doyoung? Bukannya lu tadi ke kantin bareng Haruto?"

"hah?"































































































Sepulang sekolah, Yoshi pergi membuang sampah karena hari ini bagian jadwalnya piket. Mau tak mau ia harus membuang sampah jika tidak ingin di pukuli sapu oleh rekan piketnya.

Yang lebih membuatnya kesal selain harus membuang sampah sendiri ialah karena teman-temannya tidak ada yang mau menemaninya satupun. Alhasil ia berjalan menuju area belakang sekolah sendirian.

Tuman emang.

BRAK!

Ketika sedang santainya ia membuang sampah tiba-tiba ada suara gebrakan dari arah kelas 12. Yoshi memekik terkejut, hampir saja ia lempar tempat sampah yang ia bawa. Kedua maniknya melirik ke sana ke mari. Nggak lucu kan kalo dia jadi target kali ini.

Dengan rasa waswas, Yoshi berjalan pergi dari sana, meninggalkan tempat sampah milik kelas yang tadi ia bawa. Masa bodo, Yoshi tidak peduli. Lagian kalo ilang bisa beli lagi.

Masalahnya ini jam pulang sekolah dan area sekolah benar-benar sepi. Lebih sialnya lagi, ia harus melewati koridor kelas 12. Jangan sampe ada yang nongol dari pintu kelas yang mengeluarkan suara bunyi tadi.

Yoshi mempercepat langkahnya namun seketika terhenti kala ia mendengar suara geraman dari kelas di sebelahnya. Kelas XII-B, kelasnya Junkyu. Kakinya bergetar seketika, ingin segera berlari namun ia urungkan.

Karena suara geraman itu... Yoshi mengenalnya. Seakan tidak asing di indra pendengarannya.

"Haruto?" dengan perlahan Yoshi melangkah mendekati pintu. Jujur ia takut, tapi dirinya tetap harus memastikan. Takutnya benar-benar Haruto.

Dengan tangan bergetar ia membuka pintu. Mendapati Haruto yang tengah berdiri dengan mata merah melotot ke arahnya.

Brak!!

Yoshi refleks menutup pintu. Serem cuy, Harutonya berdiri tepat di depan pintu.

Segera, Yoshi merogoh saku celananya. Mengeluarkan benda pipih dari sana lalu segera mencari kontak seseorang untuk di hubungi.

"ha-halo, lu ama yang lain masih di parkiran kan? T-tolong ajak yang lain juga ke kelas dua belas B sekarang. H-haruto kesurupan!!"


































Tbc.

Haiii readersku tercinta!!!
Ada yang masih setia nunggu cerita ini, atau ada yang udah di hapus dari library? Wkwk.

Maaf ya karna udah gantungin kalian selama hampir empat bulan huhu.
Sebenernya aku nggak ada niatan buat gantungin sih. SAMA SKALI NGGAK!

Aku tuh ngiranya ini cerita udah di unpub, makannya santuy aja jadi readers di akun lain:"). Beberapa minggu lalu aku selalu dapet notif dari email, ada yang koment di work aku yang satu ini. Aniway makasih buat yang udah tinggalin jejak berupa vote and koment. Tanpa kalian aku nggak akan tau kalo cerita ini masih ada and udah banyak yang baca. Terharu saya;)

Oh ya, karena cerita ini udah lama nggak di up, dan pemikiranku tentang alur cerita ini beda dengan yang dulu. So, jika agak tidak nyambung mohon di maafkan.

Oke sekali lagi thanks buat yang udah nyempatin mamampir ke sini.
Jangan lupa vote and comentnya.

Luv u♡

Ghost | Treasure✓Where stories live. Discover now