❝Ghost-10❞

3.5K 881 73
                                    

Keadaan rumah Haruto kini menjadi riuh. Bukan karena sang pemilik kamar yang belum sadar. Tapi karena Asahi yang mendadak demam tinggi.

Bahkan hal itu membuat saudara kembarnya yang hidup di dunia lain (sihir) datang karena terlalu khawatir. Pasalnya baru kali ini Asahi demam hanya karena melihat hantu.

Oleh karena itu, hari ini kompak semuanya tidak masuk sekolah. Beberapa dari mereka beralasan ingin merawat Asahi yang demam begitupun Haruto yang masih terbaring lemas, kejadian di mana tubuhnya di rasuki membuat stamina di tubuhnya mengurang. Sebagian besar dari mereka memilih tidak sekolah karena masih terlalu shok dengan kejadian kemarin.

"bang Asahi nggak papa kan bang?"  tanya Yedam sembari menatap ke arah Hikun yang tengah meracik ramuan penyembuh untuk Asahi.

Pemuda dengan jubah hitam dengan beberapa motif garis berwarna biru tak lupa wajah yang sangat mirip sekali dengan Asahi itu menoleh, "setelah meminum obat ini, ia akan cepat sembuh" jawabnya.

Yang mendengar jawaban dari Hikun mengangguk paham. Pasalnya bukan Yedam yang ada di kamar itu, ada Jihoon, Hyunsuk dan Mashiho.

Awalnya semuanya ingin menemani Asahi yang masih tertidur. Tapi tidak jadi karena Hikun melarang banyak orang untuk masuk dan hanya mengizinkan beberapa yang menemani Asahi. Ia tidak ingin istirahat saudara kembarnya itu terganggu hanya karena suara riuh yang lain.

"kalo boleh tau. Asahi demam karena apa ya?" tanya Mashiho.

"karena apa lagi kalo bukan karena hantu" bukan Hikun yang menjawab, namun Jihoon. Sok tau emang:v

"bukan, bukan karena mahluk itu" ujar Hikun membenarkan, "Asahi bukan tipe orang yang takut dengan hantu" ucapnya seraya menuangkan obat yang sudah ia buat ke dalam gelas kecil.

"terus? Gara-gara apa?"

"Asahi tidak tahan dengan bau amis. Kelebihannya membuat ia bisa mencium aroma yang tidak bisa kalian cium. Oleh sebab itu bau amis yang kalian rasakan kemarin tidak sebanding dengan apa yang Asahi rasakan"

"oh, pantes" Hyunsuk mengangguk-nggukkan kepalanya paham. Kemarin saat Hikun datang mereka sudah menceritakan semuanya. Mulai dari kejanggalan awal-awal hantu-hantu itu muncul hingga kejadian kemarin sore di sekolah.

"Hikun, lu tau apa yang harus kita lakuin biar semua hantu-hantu itu pergi?" tanya Mashiho. Bukan hanya dirinya, tapi yang lain juga ingin sekali semua teror hantu di sekolah cepat selesai.

"bunuh dalangnya" jawab Hikun dengan santainya. Namun membuat semua yang ada di ruangan itu memekik terkejut. Apa-apaan? Masa iya mereka harus bunuh orang.

"mana mungkin kita semua bunuh orang bang?" seru Yedam, "lagi pula apa itu akan menjamin semua hantu itu bakal pergi kalo kita bunuh pawangnya?"

Mendengar itu, Hikun hanya bisa tersenyum simpul. Lalu menghentikan kegiatannya dan mulai duduk di tepi ranjang menatap keempat pemuda yang tengah duduk lesehan di tikar berbulu, "saya yakin hal itu berhasil. Karena semua hantu itu bergerak atas perintah tuan mereka yang merupakan dalang dari semuanya. Jika tuannya mati, maka mereka otomatis akan kembali ke asal mereka lagi"

"berarti, semua hantu yang muncul tiba-tiba itu ada yang sengaja mengirimnya?" gumam Hyunsuk yang mendapat anggukan dari Hikun.

"lu bisa bantuin kita kan?" tanya Jihoon. Berharap Hikun bisa membantunya, namun di luar ekspetasi, pemuda bersurai putih itu menggeleng pertanda ia tidak bisa.

Hikun menghela nafas pelan, "maaf, saya punya banyak urusan yang harus di selesaikan. Lagi pula ini masalah kalian, dan mungkin hanya kalian yang bisa menyelesaikannya"

Terdengar helaan nafas kecewa dari keempat pemuda itu.

"jangan khawatir, berjuanglah, tetap semangat. Kerja keras tidak akan mengecewakan hasil" perlahan, Hikun bangkit dari duduknya, "saya pergi dulu. Setelah Asahi bangun, tolong berikan obat itu padanya"

Setelah berucap seperti itu, dengan satu kedipan mata Hikun menghilang. Keempat pemuda yang melihatnya tercengang bukan main. Bahkan Mashiho sampai menganga karena pemuda itu mengihilang tiba-tiba dengan apparate.

"bukan sulap bukan sihir" monolog Jihoon. Masih dengan mode terbengong.

"itu sihir tolol!" refleks Hyunsuk menoyor kepala Jihoon.

Tentu saja sang empu mengaduh tak terima, "biasa aja kali, kagak usah noyor jidat paripurna gue!"

"lu nya sih kelewatan bodoh. Kasian gue liatnya miris" desis Hyunsuk tak kalah tajam.

"alah, kaya pinter aja lu. Lu juga sama bodohnya, ngaca dong!"

"lu bisa sopan kagak sih ama yang lebih tua?!"

"haha, ngaku tua juga akhirnya dia"

"Park Jihoon!"

"Choi Hyunsuk!"

"Mashi, minggir"

Mendengar perintah Hyunsuk, Mashiho langsung pindah tempat lalu duduk di pinggir Yedam yang cukup jauh dari Jihoon.

Melihat Mashiho sudah menyingkir dengan segera Hyunsuk memiting kepala Jihoon hingga membuat sang empu mengaduh sakit.

"lepasin oy bang-ohok ohok lepasin ohok gue khk kagak bisa na-napas bagong!" Jihoon terus meronta-ronta minta di lepas.

"lu kalo di omongin pake mulut emang kagak mempan ya, kudu di piting dulu baru denger" bukannya mengendur, Hyunsuk malah mengencangkan tangannya yang melilit leher Jihoon. Tentu saja Jihoon semakin meronta-ronta ingin di lepaskan dengan memukul lengan yang lebih tua.

Mashiho dan Yedam yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala. Ada-ada saja.

BRAK!

Pintu di dobrak dengan begitu keras, membuat atensi semuanya termasuk Asahi yang terbangun beralih pada ambang pintu.

"heh, Jaehyuk! Bisa nggak sih buka pintu ja-"

"hehe, maap. Gue terlalu shok tadi, makannya pengen cepet-cepet ngasih info ini" dengan sengaja Jaehyuk memotong omelan Hyunsuk. Lalu menyodorkan handphonenya pada yang tengah lesehan di tikar. Menunjukkan sebuah informasi di grup chat sekolah yang membuat keempat pemuda yang melihatnya memekik terkejut.

"i-ini beneran?!"

























































Class X

Pak Soo Leh

Selamat siang murid semua, berdasarkan informasi dari pihak sekolah. Beberapa hari ini sekolah akan di tutup sementara karena adanya kasus tragedi mengenaskan di mana tadi pagi di temukan lima mayat siswa dan satu mayat guru. Saat ini polisi tengah menyelidiki sang pelaku. Oleh karena itu mulai sekarang kita akan memulai sesi daring atau belajar di rumah untuk sementara sampai kasus ini selesai, dan berdoa agar korban di terima di sisi tuhan.

Ghost | Treasure✓Where stories live. Discover now