❝Ghost-17❞

2.9K 786 31
                                    

"duh capek" gumam Jeongwoo memberhentikan lariannya. Lalu sedikit menunduk dan menumpukan tangannya pada kedua lutut. Mecoba menetralisir deru nafasnya yang berpacu cepat. Pemuda itu kelelahan.

Di tatapnya temannya yang lain yang masih setia mengejar Mashiho yang kian di seret dan di bawa menjauh dari jangkauan mereka. Ingin rasanya Jeongwoo kembali melangkah, namun dirinya benar-benar merasa lelah.

"WOY! GUE ISTIRAHAT BENTAR YA! CAPEK!!" teriak Jeongwoo berniat memberi tahu yang lainnya. Namun tidak ada yang menggubris seakan suaranya tidak terdengar oleh yang lain.

Lantas Jeongwoo hanya menggedikkan bahu acuh. Toh dia hanya akan istirahat sebentar dan kembali menyusul yang lain. Pemuda itu memilih menyandarkan tubuhnya pada pintu Lab yang terkunci.

Hening. Jeongwoo memejamkan matanya sebentar. Kalo gini sih rasanya Jeongwoo malas untuk beranjak pergi.

Prang!

Mata yang tadinya tertutup tenang kini terbuka lebar. Jeongwoo terkejut, pasalnya suara pecahan itu persis berasal dari dalam Lab.

Detik berikutnya Jeongwoo sadar bahwa dia hanya sendirian di sini. Seketika, hawa yang tadinya tenang kini menjadi mencekam seketika.

Siapapun, tolong bawa Jeongwoo pergi dari sini.

"duh, serem juga ya, mending gue susul yang lain sekarang aja deh" gumam Jeongwoo pelan lalu beranjak berdiri.

Krieet

Baru saja kaki jenjangnya melangkah, suara pintu terbuka dari arah belakangnya membuat Jeongwoo mematung seketika. Seingatnya pintu Lab tertutup rapat dan terkunci sehingga ia bisa bersandar dengan tenang tanpa ternjengkang ke belakang.

Dengan perlahan Jeongwoo memberanikan diri menoleh ke belakang. Dan benar saja, pintu Lab terbuka lebar menampilkan suasana dalam ruangan itu yang begitu gelap.

Jeongwoo kembali memalingkan wajahnya seraya menggeleng kuat. Menepis pikiran negatif yang terus berkeliaran di otaknya saat ini.

Bruk

"aduh!" Jeongwoo meringis kala tubuhnya terjatuh. Sesuatu menahan kakinya hingga saat ia melangkah tubuhnya malah jatuh seperti tersandung sesuatu.

Tunggu dulu.

Kakinya tidak tersandung. Melainkan ada yang memegangnya.

"lepas! Gue mau nyusul yang lain! Nggak bisa apa lu para setan bikin gue tenang dikit di sini?!" desis Jeongwoo sembari terus menarik kakinya. Namun nihil, usahanya tidak berhasil.

Kreek

Suara patah tulang membuat nyali pemuda Park itu kembali ciut. Lalu tubuhnya gemetar hebat kala merasa ada banyak tangan yang mulai memegang kakinya. Bahkan beberapa merayap naik ke tubuhnya.

"TOLONG!!" pemuda itu berteriak sekencangnya. Berharap temannya yang lain mampu mendengar teriakannya.

"SIAPA PUN TOLONG GUE!!!"

Tanpa di sadari bulir air mata merambas keluar begitu saja. Jeongwoo akui ia begitu takut sekarang.

Tangan berlumuran darah yang tadinya merayap di kaki dan tubuhnya kini beralih ke wajah lalu membekap mulut Jeongwoo membuat pemuda itu meronta minta di lepaskan.

Perlahan, tubuh Jeongwoo yang mulai melemas di tarik masuk ke dalam Lab. Pemuda berkulit tan itu hanya pasrah kala melihat tidak ada satupun temannya yang kembali ataupun menghamprinya. Hingga pandangannya memudar di ikuti pintu yang mulai tertutup secara perlahan.

Namun sebelum pintu benar-benar tertutup dan ia kehilangan kesadarannya. Seluet seseorang muncul di tengah kegelapan dengan langkah pincang mencoba berlari ke arahnya. Jeongwoo tersenyum simpul melihatnya, setidaknya masih ada harapan.

"to-tolong..."



































































BRAK!!

"JEONGWOO!! JEONGWOO BUKA PINTUNYA WOO!!"

Yoonbin, sosok yang di lihat Jeongwoo sebelum kesadarannya menghilang. Pemuda itu terus mengetuk dan mencoba mendobrak pintu Lab tersebut. Tapi pintu masih tertutup rapat. Dobrakannya benar-benar tidak membuahkan hasil.

Pemuda itu berdecak kesal lalu memukul pintu tersebut.

"gimana ini" ujar Yoonbin kesal seraya mengacak rambutnya asal.

Lalu pemuda itu meringis pelan. Memegang kakinya yang luka akibat menginjak pecahan kaca. Perihal mengapa Yoonbin bisa lolos dari gerombolan mahluk aneh mirip zombie itu....

Hanya Yoonbin yang tau.

"loh Yoonbin?"

Pemuda yang sendari tadi sibuk mengusap kakinya yang perih itu lantas menoleh. Mendapati Hyunsuk dan yang lainnya tengah berlarian kecil ke arahnya.

"lu selamat Bin? Gue kira mati" celetuk Yoshi yang di hadiahi dengusan sebal dari sang empu.

"syukur deh kalo bang Yoonbin baik-baik aja, khawatir banget kita bang" ujar Junghwan.

Yoonbin hanya mengangguk pelan lalu pandangannya beralih pada pintu Lab yang masih setia tertutup, "lu semua bisa bantu gue dobrak pintu ini nggak? Jeongwoo ada di dalem"

"loh ko bisa?" tanya Jaehyuk panik, begitupun yang lainnya.

"ada yang nyeret dia ke dalem. Ayo cepet keburu pasukan hantu aneh yang ngejar gue muncul lagi" ujar Yoonbin.

Dengan segera beberapa dari mereka mendobrak pintu. Namun Jihoon selaku yang paling kuat hanya diam menatap seakan tidak ingin membantu. Rasa kesalnya pada Junkyu masih ketara membuat pemuda itu malas membantu.

Brak

Brak

Brak

Pintu berhasil terbuka. Dengan segera mereka berhamburan masuk ke dalam. Menelisik tiap inci ruangan gelap itu menggunakan pencahayaan dari senter. Beberapa rak dan lemari besar yang di gunakan untuk menyimpan alat praktik mereka buka. Semunya sudah di sapu bersih, tapi sosok Jeongwoo tidak di temukan keberadaannya.

Kira-kira ke mana hantu itu membawa Jeongwoo pergi?

"Arrghhhh, pusing gue lama-lama kalo kaya gini!" kesal Hyunsuk prustasi. Sebagai yang tertua ia merasa gagal menjaga yang lainnya.

Doyoung menepuk bahu Hyunsuk pelan, "Jeongwoo pasti baik-baik aja bang. Percaya ama gue"

"gue bingung harus percaya apa nggak Doy" lirih Hyunsuk lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

Doyoung hanya terdiam menatap Hyunsuk yang mulai menghilang di balik pintu. Lalu pandangannya teralihkan pada kaki Yoonbin yang terluka.

"bang Yoonbin, mending kaki lu di obatin dulu. Gue cari kotak p3k dulu ya ke UKS" ujar Doyoung namun baru saja ia hendak melangkah, tangannya langsung di cekal oleh Yoonbin.

"nggak usah. Jarak dari sini ke UKS lumayan jauh. Nanti lu malah ilang kaya Jeongwoo" ucap Yoonbin, membuat Doyoung hanya mengangguk patuh lalu duduk di salah satu kursi Lab.

Memperhatikan yang lainnya yang masih setia mencari keberadaan Jeongwoo.

"oh iya Doy. Asahi, Mashiho sama Yedam ke mana ya? Ko nggak keliatan?"

"bang Asahi ama bang Mashiho.....
















Tunggu...








































bang Yedam?"

Ghost | Treasure✓Where stories live. Discover now