❝Ghost-16❞

3K 779 28
                                    

"duh capek banget gue" gumam Jaehyuk lesu. Baru kali ini ia manyadari kalau sekolahnya begitu luas. Hingga membuat kakinya kian pegal karena terus berjalan. Padahal baru sampai di lantai dua.

"bentar lagi juga nyampe" sahut Hyunsuk melirik sekilas ke arah Jaehyuk yang lesu lalu kembali fokus berjalan.

Whuussss

Semuanya kompak menoleh ke arah belakang. Mereka dengar jelas suara seperti ada yang melintas dari arah belakang. Namun saat berbalik mereka tidak menemukan apapun. Hanya koridor gelap yang menyambut penglihatan mereka saat berbalik.

Srak

Srak

Srak

Pandangan mereka kembali teralihkan kala suara lain muncul dari arah langit-langit koridor. Sebagai salah satu yang memegang senter dengan segera Jihoon mengarahkan cahaya ke arah langit-langit guna untuk melihat dan mengetahui asal suara itu.

Wuaarrghhh

"GOBLOK SETAN!!!"

Jihoon memekik terkejut begitupun yang lainnya. Tepat di saat ia mengarahkan senter ke arah langit-langit hantu yang tengah merangkak di atap itu membuka mulutnya yang robek hingga pipi dengan lebar di sertai suara mengerikan.

Rasanya jantung Jeongwoo sudah merosot sampai lutut. Melihat perawakan hantu yang begitu menyeramkan membuat Haruto merapatkan tubuhnya pada Hyunsuk. Sedangkan Junghwan sudah merapal doa sendari tadi.

Sisanya hanya terbengong melihat mahluk jelek yang begitu mengerikan di mata mereka.

Mulut sobek sampai pipi, mata yang melotot lebar, rambut kusut yang menjuntai ke bawah, kulit yang di penuhi luka membusuk, luka di leher yang menganga membuat darah bercampur belatung merambas menetes keluar. Untung saja hantu itu tidak berada tepat di atas mereka.

Nggak lucu kan kalo tetesan darah menjijikan itu mengenai para pemuda tampan yang masih terbengong melihatnya.

Bau amis dan busuk menyeruak masuk tanpa permisi ke dalam indra penciuman mereka. Begitu menyengat hingga Doyoung segera berlari ke sudut untuk memuntahkan isi perutnya.

"heh setan! Gue tau gue ganteng. Tapi ngeliatinnya jangan sambil melotot gitu dong!" ujar Junkyu kesal sembari bersedekap dada seraya memalingkan wajah.

Hantu itu menggeram pelan. Percaya diri sekali manusia yang satu ini. Padahal pada kenyataannya bukan Junkyu yang tengah di tatapnya. Namun seseorang yang sendari tadi sibuk dengan tali sepatunya.

"plis lah ya. Kita tuh cuma pengen sekolah ini balik lagi kaya dulu. Lu sebagai setan mending ajak temen-temen lu yang lain buat nyari tempat yang lain aja dah. Apa mau gue sewain kosan biar lu semua pindah dari sini?" celetuk Doyoung yang mencoba merayu hantu menyeramkan itu untuk segera pergi.

Namun di luar ekspetasi. Hantu itu merangkak maju lalu menarik tangan salah satu dari mereka dan di seretnya menjauh dari sana.

"MASHIHO!!" teriak semuanya terkejut. Bagaimana bisa mereka lengah hingga salah satu dari mereka berhasil di raih oleh hantu merangkak itu.

"WOY TOLONGIN GUE!! AKHH LEPAS!! MEGANGNYA NGGAK BISA PELAN APA? TANGAN GUE SAKIT!!" teriak Mashiho di sertai makian pada hantu yang menyeret dengan mencengkram kuat lengannya.

Punggung Mashiho rasanya sakit kala hantu itu terus menyeretnya. Membuat rasa panas kian merambat menjadi rasa perih.

"WOY DODOL LEPASIN BANG MASHI!!" teriak Haruto sembari memasang ancang-ancang hendak melempar menggunakan sepatunya.

Namun dengan segera ia urungkan. Sayang banget kalo di lempar, sepatu mahal soalnya.

Yedam mempercepat lariannya. Pemuda itu berhasil meraih kaki Mashiho dan menahannya. Tentu saja hantu itu tidak membiarkannya dan beralih merangkak kembali di atap mengakibatkan tubuh Mashiho menggantung ke atas dan pegangan Yedam pada kakinya terlepas.

"sial!" umpat Yedam kesal. Nyaris saja ia meninju lantai dengan keras jika Yoshi tidak mencegahnya.

"kendaliin emosi lu. Jangan sampe tangan lu luka nanti" tegur Yoshi lalu membantu Yedam untuk kembali berdiri.

Kini hantu itu sudah membawa Mashiho yang sudah tidak sadarkan diri entah ke mana. Mahluk itu menghilang di tengah kegelapan. Membuat yang lainnya menghentikan larian mereka dan mendengus kasar.

Hyunsuk terduduk lemas. Menatap gelapnya lorong di depan sana dengan pandangan kecewa.

"sekarang gimana?" tanya Jaehyuk bingung. Yang lainnya pun juga begitu. Haruskah mereka tetap melanjutkan ini, atau berhenti karena tidak ingin ada yang pergi lagi.

"kita nggak bisa berenti gitu aja. Kita udah terlanjur masuk ke sini. Kita nggak bisa keluar lagi" seakan mampu membaca isi pikran yang lain, Jihoon bersuara. Membuat semua atensi tertuju padanya.

"terus Mashi gimana? Kita nggak bisa biarin dia di bawa setan aneh itu gitu aja!!" bentak Junkyu menarik kerah seragam milik Jihoon. Dengan segera Doyoung dan Junghwan melerai sebelum terjadi adu jotos.

"bang tenangin dulu emosi lu!" sergah Doyoung sembari menjauhkan Junkyu dari Jihoon.

"terus gimana Mashi?! Lu semua mau biarin dia sama setan aneh itu? Kalo di apa-apain gimana? Kalo misalnya dia mati gimana? Lu semua mau tanggung jawab? Bahkan Asahi sama Yoonbin aja kita nggak tau di mana! Harusnya kita cari mereka, bukan malah terus fokus mecahin kaca yang nggak ada faedahnya!!" ujar Junkyu dengan nada sarkastik dan penuh amarah.

"nggak ada faedahnya lu bilang? Lu lupa apa tujuan kita ke sini? Lu nggak usah nyimpulin sesuatu seenak jidat lu! Semua ini belum membuahkan hasil karena kita belum pecahin semua cerminnya. Lu sabar dong! Semua juga butuh proses!" balas Jihoon tak kalah emosi.

Junkyu berdecak malas seraya terkekeh hambar, "proses ya? Hah Iya. Prosesnya kita hilang satu persatu dulu kan? Baru semuanya berhasil? Ck, kawan macam apa lu semua. Kalo gini sama aja kita bakal berujung jadi tumbal dan kehilangan nyawa. Iya kan?!"

"nggak usah sotoy lu jadi orang! Belum tentu mereka yang di bawa pergi atau di kejar-kejar berujung mati! Nggak usah nyebar pikiran negatif yang belom tentu kebenarannya" Jihoon jengah, mengapa Junkyu benar-benar keras kepala.

"ya emang gitu kenyataannya kan? Oh jangan-jangan lu sama Asahi nyusun rencana buat jebak kita di sini?"

"loh? Ko lu jadi nuduh gue ama Asahi? Lu waras?"

"udah lu ngaku aja Hoon, lu pasti sekongkol kan ama dalangnya?"

"Kim Junkyu jaga ucapan lu!"

"STOP!!" Hyunsuk jengah. Kepalanya kian berdenyut pusing mendengar adu mulut yang di dominasi oleh amarah di antara Junkyu dan Jihoon, "bisa nggak sih nggak usah emosi? Lu berdua adu bacot dan saling nuduh gini nggak akan bisa menyelesaikan masalah! Malah ngabisin banyak waktu tau nggak!"

Semuanya terdiam. Baik Junkyu maupun Jihoon tidak bersuara lagi setelah Hyunsuk buka suara. Walau masih saling melempar tatapan tajam.

"sekarang kita lanjut pecahin cermin dan selesain ini semua. Misi kita masih panjang. Perihal Mashiho gue yakin dia bakal aman. Jangan lupa! Dia pake kalung yang di kasih Asahi sama kaya kita semua. Walau nggak menjamin banyak yang penting kalung itu bisa lindungin Mashiho selagi kita nggak ada" final Hyunsuk.

Junkyu berdecih pelan lalu memalingkan wajahnya kesal. Melepas pegangan Doyoung pada bahunya lalu berjalan mendahului pergi ke arah awal di mana letak toilet dan ruang guru berada.

Namun baru lima langkah. Suara Haruto menghentikan langkahnya dan membuat pemuda bermarga Kim itu menoleh ke belakang seraya memasang raut wajah panik begitupun yang lainnya.



































































"bang, Jeongwoo kemana?"






















































??!

Ghost | Treasure✓Where stories live. Discover now