❝Ghost-11❞

3.6K 864 55
                                    

"ko bisa ya, makin ke sini makin parah kejadiannya" ujar Jihoon tak habis pikir.

Kini semua tengah berkumpul di ruang tamu rumah Haruto. Sang pemilik rumah sudah mulai membaik begitu pula Asahi. Entah sebuah kebetulan atau bagaimana, kemarin orang tua Haruto pergi keluar kota. Jadi saat mereka semua sampai di rumah Haruto kemarin, orang tuanya sudah pergi.

Karena terlalu banyak orang dan sofa tidak cukup untuk di duduki jadi beberapa ada yang lesehan di tikar atau memilih berdiri.

"gue yakin sih, nggak bakal jauh ini, pasti ulah hantu-hantu itu lagi" gumam Junkyu yakin.

"ya pasti nya lah, ulah siapa lagi coba? Tu hantu pada nggak punya kerjaan emang. Gangguin hidup orang mulu, mau nya apa sih?" sahut Hyunsuk menyetujui. Lama-lama ia mulai kesal juga dengan ulah mahluk ghaib yang tidak tau asal-usulnya itu.

"di sini menurut info yang gue dapet dari polisi yang nyelidikin kasus ini, di duga pak Hanbin yang bunuh lima murid itu, terus dia bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari rooftop supaya nggak kena hukuman polisi" ujar Yedam seraya menatap fokus ke arah laptop milik Haruto yang ia pinjam untuk menggali informasi, "menurut lu semua... ada yang janggal gak?"

"ada" Yoonbin angkat suara, sendari tadi ia diam karna canggung. Namun kali ini, ia ingin mengeluarkan semua yang kini ia pikirkan, "pak Hanbin bukan tipe orang yang suka hal berkaitan bunuh membunuh. Dan lu semua liat dari rekaman cctv itu! Gerak-gerik pak Hanbin itu nggak kaya biasanya. Terus rata-rata semua murid yang jadi korban ketakutan pas liat wajah pak Hanbin, nggak biasa kan? Karna pak Hanbin itu guru favorite, nggak mungkin mereka ketakutan kaya gitu pas cuma sekali tatap doang"

"gue setuju sama apa yang di bilang Yoonbin. Terus pas di menit 06.19 mata pak Hanbin kaya merah nyalah gitu. Coba putar ulang dah"

Sesuai perintah Mashiho, Yedam mulai memutar ulang potongan vidio rekaman cctv yang ia dapatkan dari temannya yang selalu mengurus ruang monitor.

Semua, mata tertuju pada vidio rekaman cctv itu. Dan benar, memang banyak kejadian janggal yang mereka dapatkan. Namun anehnya, polisi tidak melihatnya dan malah menyimpulkan semuanya dengan seenaknya.

Berkaitan dengan korban, lima siswa itu terdiri dari tiga siswa laki-laki dan dua siswa perempuan. Dan satu guru itu adalah guru bahasa yang sering kerja lembur yang tidak lain adalah pak Hanbin.

Hayooo, siapa yang kemarin dugaannya bener?

"yang lebih nggak masuk akal. Kalo pak Hanbin sengaja ngebunuh muridnya. Nggak mungkin dia biarin cctv rekam aksi dia. Terus bunuh diri? Senekat-nekatnya pembunuh dan secerobohnya dia nggak mungkin nekat bunuh diri cuma buat ngehindar dari polisi" sahut Yoshi.

Junkyu yang hanya menyimak dengan wajah malasnya lama-lama menjadi pusing. Masalah kian rumit dan bertambah serius. Padahal lebih baik pindah sekolah, dari pada harus mengurus masalah yang di luar nalar.

"kayanya kita harus ikutin apa kata Hikun deh. Kita bunuh dalangnya" saran Jaehyuk yang sontak mendapat tatapan tak percaya dari yang lainnya.

"lu gila Hyuk? Nanti kalo kita di tangkep polisi karna kasus membunuh gimana?" ujar Mashiho tidak setuju.

"bang Mashi bener, jangan lupa! Dalang itu yang ngendaliin semua hantu-hantu itu. Lu mau di jadiin tumbal? Bunuh dia tuh nggak gampang bang!" cercah Doyoung sependapat.

Junghwan bengong. Lalu mengacak rambutnya frustasi, "gue nggak ngerti... gue nggak paham..."

"apa salahnya kita coba?" kini Asahi angkat suara. Mengabaikan lirihan Junghwan, semua orang yang berada di sana langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Asahi.

"kalo percobaan ini berujung mati gimana? Inget ya, nyawa nggak bisa di isi ulang!" ucapan pedas yang di lontarkan Jihoon ada benarnya juga. Mereka tidak bisa bertindak gegabah. Karena orang yang akan mereka hadapi bukanlah orang biasa.

Melihat keraguan kembali tersirat di raut wajah Asahi, Yedam menghela nafas, "ada yang punya rencana? Kalo nggak ada kita bikin rencana sekarang. Gue tau ini kasus yang nggak biasa, bahkan bisa meregang nyawa. Tapi bakal ada banyak pihak yang di rugikan kalo sekolah benar-benar tutup"

Mereka akui Yedam benar. Sekolah itu memiliki tempat yang strategis. Memudahkan masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka tanpa perlu memikirkan biaya karena geratis. Selain itu, tempatnya cukup mudah di jangkau dari tiap sisi. Karena sekolah itu berada di pusat kota.

Rata-rata murid yang sekolah di sana adalah siswa yang kurang mampu, mengakibatkan jika sekolah di tutup akan banyak yang tidak melanjutkan dan memilih bekerja. Sangat di sayangkan. Padahal sekolah itu terkenal karena anak muridnya yang berprestasi dalam bidang akademik yang berbeda-beda. Baik itu dari segi kepintaran ataupun bakat dan keahlian.

"yaudah, kalo gitu kita atur rencana sekarang. Kita basmi setan-setan itu dan musnahkan mereka!" ujar Jeongwoo dengan penuh semangat. Percaya diri dan yakin aja dulu, takutnya mah belakangan aja.

"pokonya kita harus buat rencana sematang mungkin, kalo bisa masak dulu biar mateng. Intinya kita semua harus pulang dengan selamat nggak ada satupun yang kurang!" ucap Yoonbin menyahuti.

"yaudah sekarang rencananya gimana?" Haruto yang sendari tadi diam akhirnya buka suara. Ikut menimbrung karena penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan nanti.

Jujur ia masih takut, tapi ada baiknya jika rasa takut itu ia lawan.

Keadaan mendadak hening. Mereka bingung rencana apa yang akan di jalankan nanti. Otak mereka kosong seketika.

Yedam menggelengkan kepalanya pelan lalu melirik Asahi yang juga menatapnya lalu memberi anggukan.

"besok malem, kita dateng ke sekolah dan pancing dalangnya biar keluar"















































































































































Makin ke sini alurnya makin nggak nyambung ya? Maaf keun lah:")

Ghost | Treasure✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن