❝Ghost-15❞

3K 802 22
                                    

Hening. Satu kata yang mampu mewakili suasana ruang kelas gelap yang berisi sebelas pemuda setelah pintu di tutup. Tidak ada yang bersuara, mereka masih fokus pada pikiran mereka. Beberapa ada yang fokus mengatur nafas mereka setenang mungkin seperti yang di perintahkan Asahi.

Ada juga yang memikirkan siapa yang di sebut dia itu.

Aarrghhh

"apa tuh?" pekik Junghwan lalu langsung menutup mulutnya.

Yang lainnya menggeleng ribut tanda mereka tidak tahu. Suara geraman itu begitu mengerikan. Rasanya Haruto ingin menjerit namun ia tahan.

Jangan sampai suaranya mengalihkan atensi mahluk entah apapun itu ke arah mereka. Karena mereka yakin itu pasti sosok dia yang sendari tadi di sebutkan Asahi.

dia dia dia, cinta yang ku tunggu-tunggu~

"siapa sih yang nyanyi?" batin Junkyu melirik ke sana ke mari. Lalu menggedikkan bahu acuh, mungkin hanya perasaan dia saja.

hehe~





Drap

Drap

Drap


Wuaaarrrggghhh


Bulu kuduk mereka meremang, jantung berdegup cepat dan keringat dingin mengucur dari dahi. Lalu suasana kembali hening. Yedam memberanikan diri untuk melihat keadaan luar lewat jendela.

Aman, tidak ada apapun di sana.

"kita keluar sekarang" bisiknya pada yang lain lalu membuka pintu secara perlahan dan menengok ke koridor kanan dan kiri.

"beneran aman kan?" tanya Jihoon memastikan. Yedam mengangguk lalu keluar dari ruang kelas itu di ikuti yang lainnya.

"tadi itu apa ya?" bisik Haruto pada yang lainnya. Mereka semua menggedikkan bahu tanda tidak tahu.

"Asahi ke mana?" tanya Hyunsuk saat menyadari pemuda Hamada itu tidak ada di luar.

Mashiho membenarkan tali sepatunya lalu kembali berdiri, "gue rasa dia nyoba ngalihin hantu itu. Sama kaya Yoonbin" jawabnya.

"terus gimana? Alat-alat yang kita bawa ada di dalem tas dia" ujar Jaehyuk. Bagaimana bisa mereka memecahkan cermin di lantai dua sedangkan palu kecil yang mereka gunakan ada di dalam tas yang Asahi bawa.

Bahkan beberapa senjata yang akan mereka gunakan saat melawan dalang nanti juga ada di sana.

Mereka semua diam. Jika Asahi tidak ada, mereka bingung harus melakukan apa. Pasalnya hanya Asahi yang tau apa yang harus di lakukan jika bertemu mahluk tak kasat mata yang selalu berkeliaran di sekolah yang tengah mereka pijaki ini.

Di tengah keheningan tanpa sengaja Junghwan melihat sesuatu tergeletak di lantai koridor. Merasa penasaran ia mendekati benda yang tak jauh darinya. Merasa familiar dengan benda itu, lantas Junghwan mengambilnya dan membawanya saat hendak kembali menghampiri yang lain.

"ini tas nya bang Asahi kan?" tanya Junghwan seraya mengangkat tas berwarna hitam yang ia temukan tadi.

"nah iya. Nemu di mana Hwan?" Hyunsuk mengambil alih tas itu lalu menatap ke arah Junghwan yang tengah menunjukkan tempat di mana ia menemukan tas itu.

"di situ bang. Kayanya bang Asahi sengaja naro tasnya di situ"

"yaudah kalo gitu kita lanjut ke lantai dua sekarang" ujar Jihoon pada yang lainnya.

"tapi Asahi sama Yoonbin gimana?" tanya Junkyu ragu.

Helaan nafas keluar dari celah bibir tipis Jihoon, "gue tau ini egois. Tapi itu juga udah keputusan mereka berdua buat ngalihin perhatian hantu-hantu itu. Kita nggak bisa diem aja di sini dan nunggu mereka balik. Kita nggak punya banyak waktu juga buat nyari atau nyusul mereka, masih ada enam toilet yang harus kita pecahin cerminnya"

Ucapan yang di lontarkan Jihoon ada benarnya juga. Mereka harus bergerak cepat. Jangan sampai pengorbanan Asahi dan Yoonbin sia-sia.

"yaudah ayo" final Junkyu. Lalu mereka semua kembali berjalan menuju tangga yang akan membawa mereka ke lantai dua.

Semoga misi mereka berhasil dan sekolah akan kembali normal seperti sedia kala.



























































































Kesebelas pemuda itu tidak menyadari, kalau ada yang memantau mereka di tengah kegelapan.

"besar juga nyali mereka datang ke mari" orang dengan jubah hitam itu membuka tudung jubahnya yang menutupi sebagian wajahnya. Lalu terkekeh sarkas seraya menyeringai menatap punggung kesebelas pemuda yang kini mulai menghilang di tengah gelapan.

"keberanian yang patut di contoh, tapi sayangnya saya tidak akan membiarkan kalian menghancurkan rencana saya"


























































































































Prak

Prak

Prak

PRANG!!

Yoshi mengusap keringat yang mengalir di dahinya. Cermin di toilet lantai dua yang berada di samping tangga sudah mereka pecahkan.

"sekarang kita ke toilet ujung" ujar Yedam sembari merapihkan alat yang tadi mereka keluarkan ke dalam tas. Lalu menyampirkan tas itu ke bahunya.

Jeongwoo yang tengah duduk di lantai seraya menyender pada tembok mendengus pelan, "istirahat dulu kek. Capek nih"

"iya, perut gue juga laper bang" sahut Junghwan sembari mengusap perutnya.

"duh, gimana ya... kita nggak mungkin turun ke bawah buat ke kantin" ujar Hyunsuk seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Melihat raut lesu Junghwan, Haruto mencoba mengingat-ngingat siapa atau ada suatu tempat yang menyimpan makanan, "ah gue tau! Di ruang guru kan ada kulkas, siapa tau ada makanan di dalemnya"

"nah bener juga tuh. Tolet kedua di lantai ini juga pas di sebelah ruang guru. Jadi kita bisa sekalian pecahin cermin" ujar Mashiho antusias.

"yah makan makanan dingin" gumam Junghwan lesu.

"yang penting perut lu keisi" ujar Doyoung seraya menyikut lengan Junghwan yang ada di sebelahnya. Sementara yang di sikut hanya terkekeh hambar.

Mereka akan pergi menuju toilet yang berada di ujung koridor sebelah kiri. Beberapa dari mereka akan ke ruang guru untuk mencari makanan yang biasa di simpan di kulkas.

Walau mungkin mereka hanya akan mendapatkan puding, snack, dan beberapa kue yang mungkin sudah sedikit mengeras. Yang pastinya sama sekali tidak mengenyangkan. Namun apa boleh buat, mereka tidak membawa bekal sedikitpun.

Jangankan ingat membawa bekal, ingatan tentang strategi yang di susun semalam saja kini sudah perlahan memudar. Yang mereka ingat hanya memecahkan cermin dan memancing sang dalang dari semua ini.

Satu persatu mulai keluar dari toilet. Lalu kembali melangkah tanpa di sadari lampu toilet yang tadinya menyalah walau redup mendadak mati di ikuti air berwarna merah pekat keluar dari keran wastafel.

Ghost | Treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang