❝Ghost-14❞

3.1K 831 46
                                    

"gue nggak yakin kalo si Yoonbin bakal baik-baik aja" gumam Yoshi di sertai helaan nafas.

Jihoon mengangguk menyetujui, "iya, apalagi posisinya dia di kejar gerombolan setan aneh tadi"

"kita berdoa aja. Moga dia baik-baik aja" ujar Hyunsuk pada yang lainnya.

Mereka kembali melanjutkan langkah. Entah bagaimana ceritanya sekolah begitu gelap hingga mereka membutuhkan senter sebagai alat penerangan. Padahal waktu baru menunjukkan jam sepuluh pagi. Tapi kesannya sudah seperti malam hari.

Bahkan sudah sering mereka mendengar suara tikus. Padahal baru kemarin pemberitahuan sekolah di tutup sementara di umumkan. Namun sekolah sudah seperti tidak di rawat berbulan-bulan.

Benar-benar di luar nalar.

"eh bay the way, gue masih penasaran. Yang lu lempar tadi itu apaan sih Sa?" tanya Junkyu sembari menoleh ke arah Asahi.

Asahi berdehem pelan, "itu... bom mainan" jawabnya seraya mengusap tengkuknya.

"bom mainan?" bingung Haruto.

"iya. Itu bom mainan yang biasa di pake ayah gue dulu buat nakut-nakutin maling. Kalo bom mainan itu jatuh ke bawah, bom itu bakal meledak terus ngeluarin suara besar kaya bom pada umumnya. Tapi bedanya yang di keluarin bukan ledakan api, tapi tepung, hehe" jawab Asahi di sertai kekehan hambar di akhir penjelasannya.

"oalah pantes baju gue banyak noda putihnya" sahut Doyoung, "kenapa lu lempar bom mainan itu ke gue bang?"

"biar lu kaget terus refleks gerakin kaki lu"

Semua yang mendengar hal itu mengangguk paham mendengar penjelasan Asahi. Lalu lanjut fokus pada tujuan mereka.

"kita ke lantai dua sekarang?" tanya Yedam pada yang lainnya.

Mereka semua nampak berfikir. Haruskah mereka ke lantai dua sekarang, atau menunggu dan mencari Yoonbin terlebih dahulu?. Cermin di toilet lantai satu sudah mereka pecahkan semua. Beruntung tidak ada kendala atau hal aneh apapun.

Sekarang yang harus mereka lakukan adalah pergi ke lantai dua segera. Karena lebih cepat lebih baik. Tapi tetap saja, mereka harus mencari Yoonbin, mana mungkin mereka membiarkan salah satu dari mereka sendirian.

Jangan sampai ada hal yang terjadi pada Yoonbin ataupun salah satu dari mereka. Karena mereka harus menyelesaikan semua ini dan keluar dari gedung sekolah dalam kedaan lengkap bertiga belas sebelum matahari terbenam.

"tolong... tolong saya... tolong...."

"tolong saya..."

Suara itu terus memasuki indra pendengaran Asahi secara tiba-tiba. Pemuda itu menutup telinganya seraya memejamkan mata. Sesekali kepalanya menggeleng kuat. Suara itu kian berdengung dan membuat kepala Asahi sakit.

"bang Asahi kenapa?" tanya Junghwan yang menyadari tingkah aneh Asahi.

"hah? G-gue nggak papa" Asahi langsung menurunkan tangannya lalu menggeleng di sertai senyum tipis. Mencoba meyakinkan Jungwhan yang tengah menatap khawatir ke arahnya.

"oh yaudah. Cepetan yuk bang jalannya. Nanti ketinggalan yang lain" ajak Junghwan lalu berjalan mendahului setelah mendapat anggukan dari Asahi.

"tolong.... tolong saya...."

"HAHAHAHAHAAAA!!!"

"MATI!!! KALIAN SEMUA AKAN MATI!!!"

"tolong..."

"STOP!!!" Asahi refleks berteriak lalu menutup kedua telinganya rapat-rapat. Kedua matanya semakin tertutup. Suara itu kian berdengung di telinganya. Rasanya sakit.

Ghost | Treasure✓Where stories live. Discover now