❝Ghost-08❞

3.4K 882 55
                                    

Sepulang sekolah Jeongwoo sudah ketar-ketir ke sana ke mari. Membuat Junghwan dan Doyoung yang melihatnya menjadi pusing. Sendari tadi pemuda dengan warna kulit sedikit gelap itu khawatir karena setelah jam istirahat Haruto tidak menampakkan batang hidungnya lagi. Bahkan temannya itu tidak masuk kelas saat jam mata pelajaran di mulai.

"bang, gimana kalo Haruto di makan tu hantu?" ujar Jeongwoo asal. Tentu saja hal itu mendapat pukulan di tangannya.

"jangan ngadi-ngadi. Mana ada hantu makan orang" balas Doyoung sang pelaku yang sudah memukul lengan Jeongwoo karena berucap asal.

"tapi kan ada aja bang hantu makan manusia. Nggak ada hal yang nggak mungkin" sahut Junghwan yang mendapat anggukan setuju dari Jeongwoo.

Doyoung menghela nafas pasrah. Awalnya ia tidak mengerti dan sempat terkejut saat Jeongwoo bilang kalau dirinya pergi ke kantin dengan Haruto. Padahal kenyataannya ia baru saja keluar dari kelas dua manusia itu sesudah mengantarkan tugas yang di titipkan guru untuk di kerjakan jika bel masuk sudah berbunyi.

Saat itu Jeongwoo dan Junghwan ingin segera pergi mencari pemuda jangkung itu. Namun sialnya bel masuk berbunyi. Mau tidak mau mereka harus masuk ke kelas. Lagi pula kalau urusannya sudah dengan hantu mereka tidak berani. Apalagi cuma berdua.

Alhasil kini rencananya mereka berdua plus Doyoung akan pergi mencari Asahi dan yang lain sepulang sekolah. Karena yakin mereka pasti akan sangat membantu. Namun sendari tadi Jeongwoo malah mundar-mandir tidak jelas. Tersirat dari raut wajahnya panik dan juga takut.

"kita ke parkiran aja yuk. Siapa tau yang lain lagi kumpul di sana. Kita bisa langsung minta tolong, dari pada lu bulak-balik nggak jelas kaya gini bang" ajak Junghwan. Jeongwoo mengangguk lalu langsung pergi menuju parkiran di ikuti Doyoung dan Junghwan.

Jika kalian bertanya mengapa mereka tidak melapor pada guru. Jawabannya percuma, guru tidak akan bisa membantu. Karena dari mereka semua tidak ada yang memiliki kemampuan seperti Asahi.

Sesampainya di parkiran mereka bertemu dengan yang lainnya yang tengah menunggu di dekat mobil Hyunsuk dan Asahi. Rencananya mereka hari ini ingin pulang bersama.

"yok pulang" ajak Hyunsuk kala melihat tiga pemuda itu datang menghampiri mereka.

"bang Yoshi belom selesai buang sampahnya bang" ujar Yedam memberi tahu.

"oh iya juga ya. Eh Haruto mana? Ko cuma bertiga doang?" tanya Hyunsuk yang menyadari salah satu dari mereka tidak ada.

"GAWAT BANG!! GAWAT!!!" teriak Jeongwoo sembari menarik kerah seragam Jihoon.

Jihoon menatap tajam sang empu lalu mendorong Jeongwoo agar menjauh darinya,"gawat kenapa?"

"Haruto ilang bang" jawab Doyoung dengan nada santai namun membuat yang lainnya kompak memekik terkejut.

"hah!! Ko bisa? Ilang ke mana?" tanya Mashiho panik.

"ya nggak tau bang. Kalo tau juga udah kita temuin"

"coba kita cari. Pasti ada di sekitar sekolah" saran Jaehyuk yang di angguki yang lainnya.

Baru saja mereka hendak melangkah seseorang menelfon Jihoon. Pemuda itu langsung mengambil handphonenya dari saku celana lalu menekan ikon hijau.

"halo?"

"ha-halo, lu ama yang lain masih di parkiran kan? T-tolong ajak yang laen juga ke kelas dua belas B sekarang. H-haruto kesurupan!!"

"apa?! Oke nanti gue ama yang lain ke sana. Lu jagain tu anak jangan sampe di bawa ke jauh"

Pip

"kenapa?" tanya Hyunsuk bingung saat melihat raut panik di wajah Jihoon.

"Haruto kesurupan. Sekarang dia lagi di kelas dua belas B ama Yoshi!"

































































































BRAK!!

BRAK!!

BRAK!!

"ARGHHH!! BIARKAN SAYA KELUAR!!"

"nggak! Nggak bisa! Gue nggak mau lo nyakitin Haruto dan yang lainnya nanti!!" desis Yoshi. Pemuda itu masih menahan pintu yang di dobrak dari dalam sekuat tenaga.

"SAYA BILANG BUKA!! ATAU SAYA AKAN MEMBUNUHMU NANTI!" hantu yang merasuki tubuh Haruto seakan tidak ada gentarnya terus mendorong pintu.

Yoshi akui. Tubuhnya sudah melemas karena tenaganya hampir habis. Dorongan yang begitu kuat membuat pemuda itu sempat kewalahan menahan pintu.

Yang ia takutkan jika pintu berhasil di dobrak dan pertahanannya hancur, bisa-bisa hantu itu membawa Haruto pergi dan mencelakakan yang lain. Atau yang lebih parahnya mencelakakan Haruto sendiri.

BRUK!

"Arghhh"

Sial. Pintu berhasil di dobrak. Dengan gerakan gesit Haruto yang tengah kesurupan menghimpit Yoshi ke dinding. Dengan tangan yang mencekik kuat pemuda yang lebih tua.

"L-lepas Arghhh" Yoshi sudah berusaha melepas cekikan di lehernya. Namun apalah daya, tenaga Haruto dua kali lebih kuat.

"saya sudah peringatkan padamu untuk membuka pintu. Tapi dengan beraninya kau menghalangi jalan saya. Dasar bocah!"

Semakin lama, cekikan di lehernya semakin mengencang. Yoshi kehabisan napas, tangannya tak henti-hentinya memukul tangan Haruto. Namun tetap saja cekikan itu tidak mau mengendur. Lama kelamaan pandangannya memburam. Tapi sebelum Yoshi kehilangan kesadarannya seseorang datang terlebih dahulu dengan sapu di tangannya.

PLAK!!

Brugh

Tubuh Haruto dan Yoshi jatuh bersamaan. Dengan segera Yoshi meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Di rasa cukup dan pernafasannya sudah membaik pemuda itu menatap Haruto yang pingsan.

Lalu mendongak, mendapati pemuda seangkatannya tengah menatap khawatir ke arahnya.

"lu nggak papa kan?" tanya pemuda itu lalu menaruh asal sapu yang ia bawa dan mengecek keadaan Yoshi.

"iya gue nggak papa. Untung lu dateng di waktu yang tepat"

"maaf ya. Karna gue temen lu pingsan. Moga aja nggak amnesia"

"nggak papa. Makasih ya, kalo nggak ada lo mungkin gue udah tinggal nama"

"iya. Sini gue bantu lu berdiri"

Yoshi mengangguk lalu pemuda yang tengah bersamanya membantunya berdiri dengan memapahnya.

"sekali lagi makasih ya. Yoonbin"












































Tbc.

Awalnya nggak ada niatan buat nambahin mas Ben, tapi rasanya kurang lengkap kalo nggak ada  Yoonbin.

Ghost | Treasure✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum