BAB 1: Penolakan

2.4K 265 30
                                    


Vinsmoke Sanji adalah seorang remaja laki-laki yang selalu mengharapkan kebahagiaan, apakah sanji dapat mendapatkannya?

-5 tahunnya-


Umurnya masih 5 tahun, dia masih sekecil itu untuk mendapatkan pukulan dari ayahnya, anak kecil yang mengemis kepada ayahnya. Anak kecil yang meminta diperhatikan bukan dibelikan mainan

"Hiks hiks ayah...satu kali saja....hiks..aku juga mau, aku juga mau...ayah!...." Tangisnys meminta pelukan ayahnya, dia juga mau digendong dipundak ayahnya seperti saudaranya yang lain

Judge mengabaikan tangisan putra ketiganya, dia memilih mengendong putra terakhirnya, dan menggandeng putra pertamanya.

Pria tua itu membenci anak yang sangat mirip dengan ibunya itu, setiap kali judge melihatnya dia selalu mengingat betapa dia menyayangi istrinya

"Rambutmu sangat mirip dengan wanita sialan yang tidak menepati janjinya itu, enyahlah dari hadapanku" Lontar judge kemudian meninggalkan anak kecil yang menangis meraung-raung meminta pelukan itu

Sanji tergusur di tanah, anak itu menangis, "ayah!!....aku juga mau!...ayah!!" Ujarnya, namun tak sedetikpun judge menoleh kearahnya.

Dengan luka dikakinya sanji kembali kekamarnya, pria kecil itu berbaring diatas hangatnya selimut putih, dia memeluk lututnya agar tidak terasa sakit.

Ketukan pintu membuat sanji bangun dari tidurnya, ketika dia membuka pintu tersebut bukan hal baik yang didapatkannya, namun guyuran air dari kakaknya, Niji.

"Bangunlah, bukankah sekarang sudah waktunya kau membersihkan patung-patung ayah" Ujar ichiji ketika melihat sanji basah kuyup

Sanji mengangkat kepalanya, "kenapa? Memangnya aku salah apa?" Sanji mempertanyakan perbuatan kedua kakaknya, namun tak ada jawaban dari keduanya

Karena merasa marah sanji menutup pintu kamarnya dan segera menguncinya, ya memangnya siapa yang mau diperintah seperti itu, inikan bukan zaman perbudakan.

------

Keesokan harinya keluarga besar itu sarapan bersama dimeja makan, meja mereka penuh makanan enak, dan hanya meja sanji yang disediakan roti dan air putih

Sanji bangun dari tempat duduknya, dia berjalan kearah ayahnya, tempat duduk judge yang berjarak 10 langkah darinya, namun sanji tetap mau mendekat keayahnya

Pria kecil itu sudah membuat 5 langkah, hingga akhirnya terdiam ditempat karena judge melarangnya maju. Judge menghentikan langkahnya, "jangan membuat nafsu makanku hilang" Ujarnya tanpa melihat kearah sanji sekalipun

Dengan berat hati sanji memutar langkahnya dan kembali kemejanya, dia merasa sesak jika terus berada disini, karena itulah sanji memilih membawa rotinya kekamar. Pria kecil itu lelah, lelah dengan penolakan, ijinkan dia beristirahat dari segala penolakan.

Hari-hari berlalu begitu saja, namun sanji tetap mendapat penolakan dari ayahnya, sanji beryukur ketika kakak perempuannya tidak membencinya dan tidak menyayanginya, setidaknya reiju tidak akan mengganggunya seperti saudaranya yang lain.

"Ayah....ayah...ayah...ini sanji...sanji ayah, bolehkah sanji masuk?" Sanji mengetuk pintu kerja ayahnya, dia bermaksud memberikan roti yang dibuatnya hari ini

Pintu itu terbuka membuat sanji menampilkan senyumnya, "ayah...aku membuat ini"---Pranggg.....

Nampan dan roti ditangan sanji melayang entah kemana, pria itu tidak dapat melihat apa yang dia alami, matanya tertutup dengan genangan air mata, sekali lagi...Vinsmoke Judge menolak putra ketiganya.

MAKE A WISH, SANJIWhere stories live. Discover now