BAB 7: Suara

424 90 24
                                    

menyarankan kepada kalian untuk membacanya dengan mendengarkan lagu 'photograph' Ed Sheeran•



Dr. Kureha memang berkata bahwa keadaan sanji membaik, tapi benarkah itu benar-benar membaik?

-17 years old-

Sinar mentari yang mulai muncul dengan warna oranye disertai bercak merah muda dan mengkilapnya warna kuning yang menusuk mata membuat sanji tidak menolehkan pandangannya dari benda langit tersebut

Mata itu melihat dengan seksama, seolah muncul kembang api didalam tatapannya, sanji tertawa. Jarinya menunjuk matahari yang menyapa paginya tersebut, menarik tanganku untuk ikut melihatnya

Cahaya indah yang menerangi senyumannya, tangan besar yang mengenggam tanganku, semua hal membuatku merasa bahwa pilihan untuk mengajaknya keluar bukanlah hal yang salah, benar-benar menyenangkan melihat tawamu sanji

Kita diam disana cukup lama, rooftop rumah sakit yang luas dengan sanji disebelahku bersama tiang infusnya yang juga berdiri sejajar diantara kita

Baju putih sanji tertiup menciptakan sebuah gelombang, pria itu menoleh ke arahku, menatap mataku cukup lama hingga akhirnya pandangannya kembali beralih ke langit-langit disana

Aku iri dengan kumpulan putih biru yang berhasil membuatmu menatapnya, aku iri dengan bulatan terang berwarna oranye yang berhasil menciptakan tawa diwajahmu

Pikiranku menulis beribu skenario seolah membuat catatan apa yang akan kulakukan dengannya ketika dia sembuh nanti, bisakah aku menyebut ini sebuah peningkatan?

Lihat dunia, kekasihku tertawa lagi hari ini.

Kita tinggal disana cukup lama hingga langit benar-benar cerah, ketika sang ksatria lelah aku mengajaknya turun, kita menuruni satu persatu anak tangga hingga akhirnya sampai di ruangannya

"Sanji, apa yang ingin kamu makan?" Tanyaku, pria itu diam, jeda itu berlalu cukup lama hingga dia mengusap matanya

Aku mendekat, melihat apa yang salah, mata yang indah itu merah, terlihat bengkak, "apa kamu menangis semalam?" Ungkapku, namun tetap saja sanji tidak menjawabnya

Pandai sekali, dia begitu pandai menyembunyikan, aku selalu didalam ruangan yang sama dengannya malam itu, dimana aku berada ketika dia menangis seperti ini?

Kedua tanganku beralih pada pipi pria itu, mengusap wajahnya, menata rambutnya, rambut sanji yang menutupi sebagian matanya kualihkan, wajah itu kini terlihat sepenuhnya

Tanganku beralih pada teleponku, memanggil salah satu maid keluarga vinsmoke untuk menjaga sanji sementara. "Sayang...aku akan pergi keluar sebentar, bisakah kau tetap baik-baik saja?" Ujarku

Hingga seorang pelayan wanita memasuki ruangan, pria itu tidak mengangguk atupun berkutik. Aku berjalan keluar, turun menggunakan lift dan pergi menemui dokter kureha

Memasuki ruangannya, berbincang tentang perkembangan sanji, kemudian keluar menuju lantai dasar, menemui ayah yang berdiri disana

"Apakah semuanya baik?" Tanya ayah padaku, aku reflek memeluk tubuh besarnya, mendekap ayah sambil menghirup aroma samar-samar yang tercium darinya, bau sebuah rempah-rempah

"Aku membawa sup ayam untukmu dan sanji, makanlah" ujar ayah, aku mengangguk disana

Setelah cukup lama kami berbincang, aku bertanya apakah beliau mengapa beliau tidak masuk menemui sanji, walaupun sebenarnya aku tidak bisa menjamin bagaimana sanji akan menghadapi ayah dikeadaannya yang seperti itu

MAKE A WISH, SANJIWhere stories live. Discover now