BAB 5: Janji

844 179 27
                                    

Entah y/n ataupun sanji mereka hanya berfikir 'takdir itu indah'.

-15 years old

Reiju menatap pria remaja yang kini tengah mengenakan pakaiannya, wanita dengan pakaian serba merah muda tersebut menganalisis setiap bagian tubuh adiknya

"Sejak kapan lukamu banyak begitu?" Lontarnya ketika sudah tak kuasa menahan rasa penasarannya

Sanji meliriknya sekilas, "Untuk apa kau peduli?" Sarkas sanji menggertakkan giginya, yang benar saja kenapa tiba-tiba kakaknya mempedulikan lukanya

Mata cantik dan bibir merah muda milik reiju ditatap sanji secara intens kali ini, pria itu mencoba membaca maksud kedatangan kakaknya, namun berapakalipun tidak muncul jawaban diwajahnya

Reiju memutar badanya, "selamat ulang tahun" Langkah kaki wanita itu keluar setelah mengucapkan kalimat yang membuat adik ketiganya itu terdiam membeku

Tanpa berfikir panjang sanji segera menyelesaikan persiapannya dan mengejar reiju yang sudah keluar dari kamarnya sedari tadi

"Hoii, reiju, kau tidak berniat menjelaskannya, kenapa? Kenapa mengucapkan selamat?" Pertanyaan dari sanji yang diiringi nafas yang tersenggal serta rambut yang berantakan

"Bukankah katamu kau ingin diperhatikan" Sahutan dari reiju yang sangat singkat membuat wajah sanji masam

Tidak ada yang sanji harapkan, tapi "kalau begitu kenapa baru sekarang? Dimana ucapan ini ketika aku berumur 5 tahun? Dimana ketika aku berumur 6 tahun? Dimana ketika aku berumur 7 tahun? Dimana ketika aku berumur 8 tahun? Dimana ketika aku berumur 9 tahun? Dimana? Dimana saat umurku 10 tahun? 11 tahun? 12 tahun? 13 tahun? 14 tahun? Dimana? Kenapa baru sekarang?" Kalimat panjang yang keluar dari mulut sanji tanpa jeda tersebut membuat reiju yang awalnya tenang merasa tidak nyaman

"Karena aku kasian kau mati muda jika tidak mendapat ucapan" Kalimat dingin dan tidak berperasaan itu sesuai sekali dengan kharisma reiju, yaa seperti itulah kakaknya, memangnya jawaban apa yang sanji harapkan?

Sanji menyusul langkah reiju sekali lagi, dia menggenggam pergelangan tangan kakaknya, "reiju...apa menyenangkan jika aku tidak hidup?"

"Yaa, aku sangat membencimu, kenapa? Kenapa ibu lebih menyayangimu dibanding kami?" Ungkapan gila dari reiju membuat cengkraman sanji merenggang

Pria itu menatap kakaknya penuh kebingungan, "ibu menyayangi kita semua, apa yang salah? Ibu menyayangi kita..." Kalimat terbata sanji masuk satu persatu ditelinga reiju

Mata wanita itu mulai bergetar, "tidak sanji, kau hidup didalam ilusi gila, bahkan sampai saat ini kau tak ingat apa yang terjadi saat itu" Sambung reiju membuat sanji benar benar-benar melepaskan cengkramannya

Sebenarnya apa yang salah? Yang sanji tau sora selalu menyayangi ke lima anaknya, sosok yang seperti malaikat itu tidak pernah membedakan kasih sayang, apa? Apa yang sanji lewatkan?.

-----------

Langkah sanji yang pelan disusul oleh y/n dibelakangnya, gadis itu berlarian mencoba menyetarakan langkah dengan pria yang jauh berasa didepannya

Sanji memikirkan sesuatu didalam langkahnya, dia mulai mencoba mengingat insiden kematian ibunya, namun berapakalipun itu hanya sebuah kematian biasa dimana ibunya pergi karena sebuah penyakit

Tangan y/n menepuk pundak sanji, nafas terengah-engah dari gadis itu membuat sanji menoleh secara spontan saat setelah pundaknya ditepuk

"Ada apa? Kenapa wajahmu pucat begitu? Kau sakit?" Nada khawatir keluar dari mulut gadis dihadapannya, sorot mata yang mencari kebohongan dimatanya

"Ha?" Tanya sanji linglung, gadis itu terlalu intens ketika menatapnya

"Aku bertanya, apa kau sakit?" Ungkap y/n kembali memperjelas maksudnya, namun hal itu segera dibalas gelengen kepala dari pria beralis kriting tersebut

Mata y/n menatap wajah sanji disepanjang jalannya menuju kelas, hari ini hari yang indah gadis itu tidak melihat luka cedera diwajah ataupun dibagian tubuh lain kekasih hatinya tersebut, karena itu y/n berpendapat bahwa setidaknya pagi ini pagi yang indah

Sanji meletakkan tasnya dimeja, seperti biasa kerumunan wanita sibuk membicarakannya, mereka bergosip tentang betapa tampannya sanji ketika berpenampilan rapi

Y/N dipanggil mendekat oleh pudding, "kau ada hubungan dengan sanji?" tanya pudding ketika melihat y/n dan sanji kerab datang bersama akhir-akhir ini

Mata y/n melirik pria disebrang sana sekilas, "belum" jawabnya. Pudding dan beberapa wanita disana menatap gadis itu

"Kau tau y/n, hari ini dia berulang tahun" Bisik pudding, y/n yang awalnya tenang kemudian berdiri dan pergi keluar secara tiba-tiba

"Kenapa dia keluar?" Tanya sanji ketika melihat teman sebangkunya itu pergi meninggalkan ruangan kelas

Pudding hanya mengangkat kedua tangannya, dia bersikap seolah tidak tau apapun, sanji juga tak berniat mencari tau lebih, jadi pria itu memutuskan melanjutkan tidurnya.

Gelang rajut ditangan perempuan tersebut menarik perhatian banyak orang, warna paduan antara kuning dan unggu serta dibalut warna putih yang disatukan dengan ikatan terlihat indah, apalagi ditambah benda kecil yang menggantung seperti papan nama

Pudding menggoda y/n yang sedang dengan bangga menunjukkan karya barunya, gadis itu tertawa penuh kemenangan seolah telah menaklukkan dunia, padahal hanya membuat gelang sederhana.

"Apa kau akan memberikannya pada sanji? Itu terlihat indah" Ucap salah seorang dari mereka, y/n dengan cepat menggelengkan kepalanya

Gadis itu kemudian beralih melangkah mendekat kepada sang pujaan hati, suara bisikan lembut mulai memasukki telinga sanji, terasa geli namun sedikit candu

"Sa-n-ji~, bangunlah~~" Suara y/n yang diseret terdengar serak namun mengalun basah dan indah

Sanji mengangkat wajahnya, mengedipkan matanya beberapa kali, "bidadari dari mana ini?" Ujar pria itu ketika melihat gadis dengan wajah penuh semangat duduk dihadapannya

"Mulutmu semakin lihai dalam hal memuji, dasar manusia buaya" Nadanya kesal namun wajahnya terlihat bahagia, dasar wanita

"Happy birthday, my sunshine" Kalimat yang menyusul ditengah jeda membuat sanji dengan cepat beralih menatap sekelilingnya, pria itu baru sadar jika sekarang hanya mereka berdua yang tertinggal didalam kelas

Tanpa basa-basi sanji menodongkan tangannya, "my girl, my gift?" Y/N menatap sanji malas, bukannya mengucapkan terimakasih tapi malah meminta hadiah, dasar

Y/N meraih tangan sanji, "ini hadiahmu" Ujarnya sambil terkekeh, sanji yang masih sabar kembali bertanya, "kadoku?" Katanya dengan suara serak basah yang khas miliknya

"Aku tidak punya, tapi ini kadonya" Y/N mengatakannya sambil menunjukkan gelang ditangannya, disana tertulis 'milik sanji'. Sanji spontan tertawa, ya gadisnya memang penuh kejutan

"Jadi maksudmu kau melabeli dirimu sebagai milikku? Apa kau bermaksut menjadi perawan tua jika aku tidak menikahimu?" Nada ledekan yang keluar dari mulut sanji nyaris ditampar dengan tangan kecil y/n

Y/N melepas gelangnya, "Perkataanmu membuatku patah hati, yasudah aku akan mencari pria lain saja, hmph" Tegas y/n kemudian berdiri dari tempatnya

Sanji menatapnya hangat, dia tersenyum simpul melihat rajukan gadis itu, "tidak tidak, aku bercanda, hanya bercanda, jangan marah nona, kemarilah" Ujarnya ketika melihat langkah y/n sudah beralih agak jauh

Tubuh y/n tetap saja berbalik kearah sanji walaupun dia sedikit kesal, sanji memasangkan gelang itu kembali, raut wajahnya penuh dengan kegembiraan

"Hadiahku tidak dapat diminta kembali loh, milikku ya milikku" Ujar sanji ditengah perlakuannya

"Tidak akan diambil kecuali jika kau kembalikan" Sahut y/n, ditengah tepat umurnya ke 15, ditengah suasana sunyi yang hanya diselimuti berisiknya orang-orang diluar, dua orang itu menertawakan takdirnya.

-----------

Halo semua, saya kembali
Maaf lama, tugasku banyak sekali seperti para husbuku😩

MAKE A WISH, SANJIWhere stories live. Discover now