BAB 8: Hari

396 64 39
                                    

Keduanya tertawa, "kumohon, cepatlah sembuh sanji" sambung gadis dengan rambut panjang tersebut

-18 years old-

"Haruskah aku menyediakan satu kamar kosong untukmu?" Tanya sanji, kami membicarakan tentang kepindahan perawatan sanji, pria itu berkata lebih baik jika dia dirawat dirumahnya

Sembari menata baju dan perlengkapan sanji yang lain aku memberikan anggukan padanya, "sebenarnya lebih baik jika kau tidur dirumahmu, apakah sebaiknya hubungan kita berakhir saja?" Sambung sanji

Perkataan tanpa pertimbangan itu membuatku berhenti beraktivitas, "berhentilah mengatakan hal menakutkan sanji" ujarku. Itu bukan sebuah candaan jika sanji berkata dengan wajah serius

"Masa remajamu, bukankah itu sangat berharga, aku hanya tidak ingin itu berakhir hanya karena pria sepertiku" sahutnya, itu terdengar menyayat hati, sungguh aku ingin semuanya berakhir bahagia

Matanya menatap keluar jendela, ruang besar yang kami singgahi saat ini terlihat begitu kosong, aku tidak memberikan sahutan untuk perkataan sanji, itu berat

Tubuh itu tenggelam dalam pelukanku, memberikan pengertian kepada sanji adalah hal sia-sia untuk saat ini, jika suatu saat dia memaksa lebih keras dari perkataannya sekarang, entah apa yang terjadi.

-------

5 Maret, itu angka yang tertulis dalam kalender hari ini, kami berhasil pindah, ruangan itu tak lagi gedung lantai 8 sebuah rumah sakit melainkan kamar yang cukup besar dengan gaya arsitektur Belanda

Sanji tak lagi bersandar menggunakan baju pasien, dia dibungkus kemeja putihnya seperti biasa. Satu hal yang tidak berubah darinya adalah selang infus yang terus menempel ditangan itu, bibir pucat sekaligus tenaga lemah yang melekat ditubuhnya

Seolah menunggu bunga mati untuk mekar, itu lama, sangat lama, dan terlihat mustahil. Buku yang dibaca pria itu kini sudah tak lagi terhitung, rambutnya yang semakin panjang hingga terlihat seperti seorang wanita

Ini baru 18 tahunmu sanji, "apa kau mau minum? bagaimana dengan berjalan-jalan? mari kedapur untuk memasak bersama" tanyaku, dia turun dari tempat tidurnya

"lebih menyenangkan untuk melihat dapur" ungkapnya, aku mengantar langkah itu keruangan memasak, tentu tidak lupa bersama tiang penganggu

Melihatnya menyentuh kembali peralatan memasak, menatap senyuman yang terukir disana, mata itu menatap buku resep dengan penuh semangat...seolah melihat harta karun

Kami melahap nasi goreng yang telah kami buat, itu lezat.

"Sanji, cepatlah sembuh," ujarku

---------

10 Maret, angka kalender hari ini, setelah banyak hari yang melelahkan yang kami lewati, melihat wanita yang tidak pernah berhenti menjagaku, penampilannya yang sedikit demi sedikit berubah

Rambut panjangnya menjadi pendek, kantung matanya semakin terlihat, tubuh itu memang kecil, tapi sekarang terlihat lebih kecil. Dunia ini sangat luas tapi wanita sebaik dia malah dipertemukan dengan pria sepertiku

Dia berkutat dengan penanya, benar...y/n sebentar lagi akan ujian, dia harus belajar dengan baik untuk masa depannya, dia harus berusaha lebih keras untuk mimpinya, walaupun aku tidak tau apa mimpi wanita itu, tetapi aku berharap itu tergapai

Aku sedikit bosan ketika melihat benda yang selalu menempel ditanganku, menyebalkan sekali, benda ini menganggu sekali

Hari inipun y/n menawarkan berjalan-jalan, ataupun melakukan kegiatan lainnya. Jika bisa aku juga mau berlari dengannya, membawa dia ketempat yang dia inginkan, membuat semua kenangan indah untuknya

MAKE A WISH, SANJIWhere stories live. Discover now