BAB 7: Diagnosis

533 95 26
                                    

Jadi sanji, bukankah kau ingin hidup lama?

-17 years old-

Pria dengan tampilan pucat dan buku ditangannya, ketika memasuki ruangan tersebut hal itulah yang terlihat, wanita dengan seragam ditubuhnya dan tas dipundaknya. Pintu kamar pasien itu dibuka hingga mengeluarkan suara yang membuat pasien didalamnya menoleh

"Hai" ujarnya, gadis yang hanya diam tanpa tersenyum itu duduk disofa yang berada disana, cukup lama keduanya saling diam, hingga akhirnya seorang dokter masuk beserta asistennya

Hiluluk mengecek keadaan putra temannya itu, salam yang disampaikan sang dokter sebelum keluar membuat y/n berdiri dari duduknya. Terlalu dini baginya untuk mencerna berapa banyak kalimat tentang nama penyakit keluar dari mulut hiluluk

Kembali pada sofa, sanji menatap lekat gadis itu, tangannya melempar permen lollipop kearah gadisnya. "Maafkan aku ya?" Ungkapnya, nada serak dan berat yang keluar dari mulut pria itu membuat y/n mengangkat kepalanya menatapnya

"Hey itu tidak adil jika kau mengatakannya dengan sangat lembut" kekeh y/n ketika itu. Ini sudah dua minggu semenjak sanji bangun, tubuh pria itu tidak memiliki perubahan besar kecuali wajahnya yang kian memucat

Entah sanji itu bodoh atau gila, bagaimana bisa anak 17 tahun tidak tau cara merawat dirinya sendiri, penyakit yang awalnya bukan apa apa menjadi sesuatu yang menghambat kehidupannya

"Sanji, buku dongeng apa lagi hari ini?" Tanya y/n saat melihat kekasihnya itu membalikkan halaman buku dengan senyum merkah

Sanji melirik sekilas sebelum memberikan jawaban, "pria yang mencari bintang" ujar sanji tertawa. Y/N menatapnya sebal namun tidak marah, ketika tawa sanji berhenti, mulutnya melanjutkan kalimatnya

"Jika Aurora yang dicium pangerannya dapat bangun dari tidur panjangnya, apakah aku yang sedang sakit akan sembuh dengan ciumanmu y/n?" Akhir dari kalimat sanji mendapatkan lemparan permen lollipop yang mendarat di dahinya

"Itu sakit kau tau" ungkap sanji, gadis yang awalnya jauh itu mendekat hanya untuk menyentuh dahinya, "lihat akhirnya kau mendekat" tambah sanji ketika dahinya itu terus menerus disapu oleh tangan kecil wanita dihadapannya

Tubuh pria itu mendekap gadisnya, aroma yang sama dan wanita yang sama, cukup untuk mendeskripsikan bahwa kisah asmara mereka tidak cukup untuk dikatakan 'indah', bagi keduanya dipertemukan satu sama lain lebih dari kata indah, momentum yang tercipta diwaktu yang tepat

Wajah sanji mendongkak untuk menatap ekspresi gadisnya. Mata sayu dan bibir kering diamati lama oleh sanji tanpa sepengetahuan pemiliknya, "y/n...tidakkah kau punya cerita disekolah hari ini? hm?" Ujar sanji setelah selesai mengamati objek dihadapannya

"Aku punya penggemar baru kau tau" kata gadis itu, sanji menunggu kalimat itu dilanjutkan, hingga akhirnya kalimat selanjutnya membuat sanji masam dan menutup telinganya

"Tidak dengar, aku tidak dengar. Mungkinkah penggemar barumu itu tidak membaca gelang yang kau pakai?" Kalimat yang keluar bersamaan dengan wajah masam membuat senyum tipis diwajah y/n terlihat

Setidaknya gadis itu tau bahwa pria dihadapannya masih mencintainya. Berapakalipun menyakinkan diri untuk tidak terlihat masam dihadapan sanji, namun kenyataannya melihat selang infus ditubuhnya sudah cukup untuk membuat y/n membisu.

Beberapa jam berlalu sampai akhirnya sanji tidur tenang, y/n duduk disamping tempat tidurnya, mengusap dahi dan memainkan rambut pria itu, warna pirang yang dominant darinya membuat y/n mudah menemukan pria itu dimanapun dia berada

Alis yang melingkar terlihat lucu ketika pemiliknya membentuk berbagai macam ekspresi. Sanji yang tidur terkadang menggerutkan dahinya dan membasahi wajahnya dengan penuh keringat

MAKE A WISH, SANJIजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें