「 16 」

164 34 3
                                    

Setelah sampai di rumah, aku memberikan beberapa lembar uang untuk sopir taksi tadi. Sopir taksi tadi melihat ku terus, mungkin dia bingung kenapa aku menangis.

Aku masuk kedalam rumah. Penglihatan ku buram karena terus menerus menangis. Tapi aku masih bisa melihat Finn sedang duduk menonton TV.

"Anne, cepet banget si pulang-" kata Finn. Aku langsung naik ke dalam kamar ku. "ANNE LO KENAPA NANGIS?" tanya Finn yang mengikuti langkah ku. Aku duduk di lantai kamar, memeluk lutut ku dan menangis sejadi-jadi nya. Rasa nya aku menyesal telah mengenal Thomas.

"Anne, lo kenapa?" Tanya Finn dengan lembut. Aku pun menceritakan hal tadi kepada Finn. Baru kali ini Finn bisa di ajak ngomong serius. Finn memeluk tubuh ku.

"Sstt, jangan nangis. Everything will be okay" kata Finn. Aku malah makin terisak mendengar kata itu. Finn masih memeluk tubuh ku dan sesekali mengelus rambut ku.

"Aku menyesal telah mengenal nya" ucap ku dengan suara serak.

"No. Kau salah. Seharus nya kau senang bisa bertemu dengan orang yang menyayangi mu dengan tulus" sergah Finn.

"Tidak. Dia tidak menyayangi ku. Jika dia sayang pada ku seharus nya dia datang tepat waktu" kataku yang menatap wajah Finn. Finn menghela napas panjang.

"Okay, i wanna punch his face" ucap Finn. Aku terkekeh mendengar nya.

"Hey, kau ketawa?" Tanya Finn. Aku hanya tersenyum dan memeluk Finn semakin erat.

"Thank you for cheering me up" kataku.

"No problem, sis" jawab Finn. Kami berdua diam beberapa menit.

"Mendingan lo tidur" ucap Finn memecah keheningan.

"Tidur bareng gue ya" kataku. Finn mengangguk. Kami berdua melepas pelukan yang cukup lama.

"Sebelum tidur cuci muka dulu, jorok tau, ingus nya kemana-kemana. Untung gak nempel di baju gue" celetuk Finn. Aku melempar barang yang ada di dekat ku kepada Finn.

"Eitss, gak kena" ucap Finn sembari menjulurkan lidah nya. Aku pun masuk ke dalam kamar mandi dan segera mencuci muka ku. Aku melihat wajah ku di cermin, mata ku sipit dan merah, seperti orang yang sudah menangis. Memang bener.

Lupakan segala nya, Thomas hanya pajangan. Time to move on.

Aku tersenyum masam di cermin. Entahlah, rasa nya sangat berat untuk melupakan segala nya yang berhubungan dengan Thomas. Tapi aku harus bisa.

Aku keluar kamar mandi dan segera tidur. Finn tidur di sebelahku. Dan akhir nya aku terlelap ke dalam mimpi.

°°°

Finn pov

Jujur saja, aku tidak tega melihat Anne menangis seperti tadi. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan Anne. Sangat kecewa. Aku juga sempat berpikir, kenapa Thomas melakukan itu? Tapi aku yakin, ada masalah di balik ini. Ini semua hanya salah paham.

Sekarang aku sedang tidur bersama Anne. Sesekali aku melihat wajah nya yang merah karena menangis. Aku mengelus rambut nya. Tiba-tiba handphone berbunyi. Aku mencari-cari keberadaan handphone siapa yang berbunyi. Aku membuka tas selempang Anne. Ternyata handphone dia yang berbunyi. Ada panggilan dari Thomas. Aku pun segera mengangkat nya.

"Hallo?" Sapa ku.

"Eh, Finn. Anne mana?"

"Dia udah tidur, baru aja" aku melihat ke arah Anne yang sudah tertidur nyenyak.

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐈𝐄𝐑 :: thomas sangster [✓]Where stories live. Discover now