「 22 」

266 33 13
                                    

Karena hari ini hari minggu, aku datang ke rumah sakit lebih awal. Aku memasuki ruangan Thomas. Sudah 2 hari dia terbaring seperti ini. Aku duduk di kursi yang ada di samping bankar. Aku menghela napas dan menatap Thomas.

"Hey, Tommy" panggil ku pelan, aku berbicara sendiri tentu nya. "Ini udah 2 hari kamu ada di sini. Terbaring sendirian bersama alat-alat yang aku tidak tau apa nama nya."

"Do you miss me? I just wanna say, i really miss you, Tommy." Aku terisak mengingat kembali kejadian saat Thomas tertabrak mobil.

Hening beberapa saat.

"And, you know what? Aku udah yakin dengan perasaan ini. Awal nya aku ragu, tapi, hari makin hari, perasaan ini begitu nyata" ucap ku sambil menunduk dan terpaksa tersenyum. "I love you so much."

"And I love you too so much" jawab seseorang dengan nada lemas.

Aku mendongak dan melihat kebelakang. Hanya ada aku dan Thomas di sini. Aku pun memberanikan diri untuk melihat wajah Thomas. Ternyata benar, Thomas sedang menatap ku dengan tersenyum lebar. Refleks, aku pun tersenyum dengan lebar ke arah nya, mata ku berkaca-kaca.

"Se-sejak kapan..." belum selesai berbicara, Thomas sudah memotong nya.

"Aku bangun dari jam 7 pagi" jawab nya. Aku melihat jam dinding yang ada di ruangan ini. Jaruk jam menujukkan pukul 8.10, berarti Thomas bangun satu jam yang lalu.

"Kenapa gak bilang?" Tanya ku yang masih tidak bisa menahan senyuman di wajah ku.

"Well, tadi masih sepi, lagi pula aku gak mau ngeganggu dokter yang sibuk sama pasien nya. Jadi ya, aku nunggu seseorang yang masuk aja. Ternyata yang masuk nya kamu" jawab Thomas yang menyenderkan badan nya di senderan bankar. Aku masih tidak percaya dengan ini. Tiba-tiba aku merasakan pipi ku memanas.

'Berarti Thomas denger semua nya?' Batin ku. Aku menatap Thomas.

"Tadi... kamu denger...?" Tanya ku malu-malu. Thomas tertawa agak kencang.

Ok, ini sangat memalukan.

"Ya, gue denger semua nya" jawab nya yang menatap ku juga. Aku benar-benar malu sekarang. Aku menunduk dan tersenyum.

"First hug?" Tawar Thomas yang merentangkan tangan nya walau masih berbaring. Aku menatap nya dan mengangguk. Aku mendekatkan diri ku ke bankar Thomas dan segera memeluk nya. Thomas membalas pelukan ku dan mengusap lembut rambut ku. Jantung ku berdegup kencang. Inikah rasa nya?

Kami berpelukan cukup lama, sampai akhir nya seseorang membuka pintu ruangan ini. Ternyata Tom dan Dylan. Aku langsung duduk semula seperti tadi. Tapi seperti nya, Tom dan Dylan melihat ku tadi.

"Mungkin kita salah masuk" ucap Tom yang membawa buah-buahan. Dylan hanya tertawa melihat ku. Tentu saja, pipi ku memerah. Sedangkan Thomas, ia hanya tersenyum puas.

Tom dan Dylan duduk di sofa yang ada di pojok ruangan.

"Cepet amat lu bangun nya" celetuk Dylan. Thomas hanya bisa memutar bola mata nya.

Tak lama kemudian, Mrs Tasha dan mum memasuki ruangan ini. Awal nya Mrs Tasha sangat terkejut melihat Thomas sudah bangun dari tidur panjang nya, sampai-sampai Thomas merasa malu karena ia di perlakukan seperti anak kecil oleh Mrs Tasha. Aku hanya bisa terkekeh melihat wajah Thomas yang memerah karena malu.

Setelah itu, Mrs Tasha memanggil dokter untuk mengecek keadaan Thomas.

"Mr Sangster sudah sembuh total. Tapi ia tidak boleh pulang terlebih dahulu, karena kaki nya lumayan kaki kanan nya lumayan cedera. Jadi ia harus mendapat perawatan yang intens supaya lebih sembuh lagi" ucap sang dokter. "Baiklah, saya permisi keluar ruangan dulu" lanjut sang dokter dan keluar ruangan.

Kami menghabiskan waktu dengan mengobrol hal random. Dylan terus saja mengatakan bahwa "Saat lo di rumah sakit, ada banyak ulangan" Tom menanggapi nya dengan wajah serius, tapi Dylan menahan tawa nya. Thomas hanya menggeleng frustasi mendengar nya.

"Udah Dylan. Kasian Thomas, baru sadar udah di kasih beban lagi. Kan gak lucu" kata Tom yang menahan tawa nya. Begitupun aku.

Tom dan Dylan meminta izin terlebih dahulu untuk pulang. Karena kata nya ada urusan. Mrs Tasha dan mum sedang ke pasar untuk membeli buah-buahan. Dan tersisa aku dan Thomas yang ada di ruangan ini.

Aku mengambil bubur yang ada di nakas.

"Ayo makan" ucap ku sambil mengaduk bubur itu. Thomas menatap bubur itu dengan tatapan ngeri.

"Kenapa?" Tanya ku saat Thomas terus menatap bubur yang sedang aku pegang.

"Gak ada makanan lain?" Tanya Thomas. Aku menatap nya.

"Gak ada, Tommy. Yang nama nya orang sakit pasti makan nya bubur" jawab ku yang akan menyuapkan satu sendok bubur tetapi Thomas menghindar. Aku mengernyit. Thomas menggeleng.

"Ayo makan, dikit aja. Satu sendok atau lebih" bujuk ku. Thomas menghela napas pasrah dan memakan nya. Aku tersenyum lega melihat nya.

"Enak kan?" Tanya ku yang akan menyuapkan satu sendok ke mulut Thomas.

"Gak enak sih. Tapi ya, mau gimana lagi" jawab nya dan menerima suapan ku.

"Kalo kamu makan nya pizza kan gak lucu" kata ku yang akan menyuapkan satu sendok lagi. Thomas menerima nya dan mengernyit bingung.

"Gak lucu loh" ucap nya sembari terkekeh. Aku menatap nya.

"Aku kan lagi gak ngelucu" jawab ku dengan tatapan heran. Thomas menerima suapan bubur lagi dan pada saat ke 10 kali nya, dia menolak.

"Yah, padahal masih banyak loh" ucap ku yang menunjukkan mangkuk berisi bubur yang di makan Thomas.

"Gak makasih, lo aja yang ngabisin nya" ucap Thomas yang mengambil air putih dari nakas. Aku pun membantu mengambil nya dan meletakkan bubur di atas nakas.

Hening beberapa menit.

"Anne," panggil Thomas. Aku menoleh.

"Apa?" Jawab ku.

"Gue pengen ke kamar mandi" kata Thomas. Aku mengernyit bingung.

"Jadi?" Tanya ku lagi sembari mengangkat kedua alis ku.

Thomas memutar bola mata nya. "Kaki gue lagi sakit loh. Gak denger kata dokter tadi?" Jawab nya dengan nada malas. Aku hanya ber-oh ria dan segera bangun dari duduk ku.

"Yaudah ayo" aku mengulurkan tangan ku kepada Thomas. Thomas mengambil uluran tangan ku dan bangun.

Aku menyeimbangkan tubuh ku supaya tidak terjatuh. Thomas memegang pundak ku sebagai penahan.

"Lo berat banget sumpah" ucap ku sambil memegang tangan Thomas. Thomas tertawa pelan, aku bisa merasakan hembusan napas Thomas. Ok, jantung ku berdetak tak karuan. Tapi aku harus terlihat biasa saja.

Setelah beberapa langkah, akhir nya aku dan Thomas datang di kamar mandi ruangan ini. Thomas menutup pintu nya dan aku menunggu di sisi pintu.

"Tommy, kenapa lama banget?" Tanya ku di luar ruangan.

"Sabar, ish" jawab nya. Tak lama kemudian pintu terbuka dan menunjukkan sesosok Thomas keluar dari kamar mandi. Aku kembali memapah nya sampai bankar.

Thomas kembali berbaring dan menyesuaikan tubuh nya.

Kami berdua pun berbicara hal random lagi.

.
.
.
.
.
sksksksks pls, aku sangat baper sendiri ╥﹏╥ nangis saja lah

so yea, akhir nya my lovely tommy udah bangun yash

jangan lupa vomments yaaaaa

happy 900+ readers yeaaa <3 !

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐈𝐄𝐑 :: thomas sangster [✓]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz