19. The Party

8.7K 1.1K 453
                                    

Tap


Tap


Tap


"Cepat sedikit, bajingan. Aku sudah lapar"

"Jika kau mau menggunakan kakimu dengan benar kita bisa sampai lebih cepat, sayang"

"Kau pikir siapa yang membuatku tidak bisa berjalan"

Sembari berjalan berhati hati menuruni tangga, Yeonjun, yang memangku Soobin ala koala hug, terkekeh pelan dan mencium kesayangannya yang masih merajuk.

"Ayolah, baby. Jangan merajuk begitu. Aku menepati ucapanku, bukan? Kau tidak perlu melakukan apapun dan aku melakukannya dengan lembut"

Soobin mendecih, memukul mukul punggung yang lebih tua sebal. "Sudah kubilang aku tidak suka itu! Sialan! Choi Yeonjun! Keparat! Kau bajingan gila!"

Sembari meringis karena pukulan Soobin, ia menepuk nepuk punggung yang lebih muda, berusaha menenangkan. "There, there" ucapnya. Hanya saja setelahnya, senyuman penuh arti muncul di wajah tampannya. "Tapi sayang, kau menyukainya kan?"

"Choi Yeonjun!"

"Argh! Itu sakit, baby"

Soobin mendecak. Setelah mencubit leher yang lebih tua sebelumnya, ia dengan tanpa merasa bersalah menumpukan kepalanya lunglai pada bagian bahunya, menunggu si bajingan Choi Yeonjun berjalan menuju meja makan.

Tapi jujur, ia memang lebih lemas dari biasanya. Yeonjun benar benar bermain lembut kemarin, membuatnya bisa merasakan dengan jelas setiap sentuhan yang diberikan si mata kucing. Terutama saat permainan intinya. Astaga, rasanya ia bisa gila saat merasakan Yeonjun yang berada didalam dirinya mulai bergerak perlahan namun menumbuk sangat dalam.

Ah, sial. Memikirkannya saja membuat wajahnya terasa panas sekarang. Untungnya fokusnya teralihkan saat tubuhnya berjengit karena merasakan remasan dari bawah sana. Cih. Bajingan Choi ini memang tidak bisa didiamkan.

"Hei! Tanganmu!"

Kekehan keluar dari si rambut hitam. Bagaimana mungkin dia bisa menahan diri untuk tidak meremas dua bongkahan bulat kenyal yang berada tepat ditelapak tangannya ini?

Masih sembari meremas bagian bawah si manis yang disertai pukulan pukulan sebagai balasan, Yeonjun menurunkan Soobin setelah mereka sampai ditempat tujuan sementara yang diturunkan menatap pria didepannya bingung. "Kau tidak salah jalan? Kenapa kita di dapur?"

Yeonjun mengambil apron berwarna putih polos yang sudah tersedia disana, memasangkannya pada kesayangannya dengan senyuman manis yang sayangnya dibenci oleh yang lebih muda. "Tentu saja untuk memasak, baby. Lebih tepatnya, kau yang akan memasak untukku"

"Aku sudah lapar, Yeonjun. Bisakah kita makan makanan yang sudah tersedia saja?" pintanya sembari mencoba menarik yang lebih tua.

Kekehan terdengar dari si rambut hitam. "Tidak ada makanan yang sudah matang, sayang. Aku yang memintanya karena aku ingin makanan buatanmu"

Soobin menatap Yeonjun tidak percaya. Si bodoh ini! Kenapa ia tidak memilih masakan buatan pelayan saja agar mereka bisa langsung menikmatinya. Bukannya Soobin lupa posisinya yang bukan siapa siapa hanya saja, sayang sekali jika memiliki banyak pelayan tapi tidak dimanfaatkan dengan baik. "Choi Yeonjun, kau benar benar bodoh! Kalau begitu kau saja yang memasak!" ujar Soobin kesal sembari mencoba melepas apron itu.

Dengan cekatan, Yeonjun menahan kedua tangan si manis dan beralih dirinya yang melingkari pinggang ramping yang lebih muda. "Ingat sandwich yang kau buat untuk sarapan sebelum aku berangkat ke Jerman tempo hari? Aku menginginkan itu"

Hei, Baby boy - yeonbinWhere stories live. Discover now