7. Daddy

24.1K 1.8K 681
                                    

Warn!

⚠️⚠️⚠️

Happy reading!

***

Si manis mengetuk dagunya beberapa kali sembari memilih milih menu yang tersedia.

Kantin ternyata ada digedung yang berbeda dengan gedung utama, walaupun masih bersebelahan. Dan kebetulan sekali, ia melewati resepsionis yang sebelumnya terlibat pertengkaran dengannya.

Bisa Soobin lihat resepsionis itu menatapnya tajam tapi saat Soobin menoleh ke arahnya, wanita itu tiba tiba menunduk memberi hormat. Hah. Payah sekali.

Soobin memutar bola matanya. Ia mempercepat langkah kakinya melewati resepsionis itu. Soobin yakin dibalik posisi menunduknya, wanita itu pasti sedang menyumpahinya. Dan ia paling malas berurusan dengan orang seperti itu.

Kembali pada kegiatannya memilih menu. Dikarenakan sekarang cuaca sedang dingin, Soobin memilih nasi panas dengan bulgogi (karena Yeonjun sedang membutuhkan energi), sundubu jigae, kimchi, udang yang ditepungi dengan saus diatasnya, salad sayur dan lima buah cheese stick sebagai kudapan.

Untuk pembayarannya? Tentu saja menggunakan kartu kredit milik Yeonjun. Soobin tidak akan mau membayar makanan Yeonjun walaupun tadi ia yang memaksa ingin membelikannya.

Yah, biarkan Soobin dan pemikirannya itu.

Si manis menerima nampan pesanannya dan memberikan kartu kredit milik Yeonjun kepada bibi penjaga kantin yang justru malah membulatkan kedua matanya ketika memegang kartu kredit berwarna hitam itu.

"I-ini.....milik tuan muda Choi?"

Keningnya berkerut saat ditanya seperti itu. Kenapa ahjumma penjaga kantin bisa tahu? "Oh? Maksudnya Yeonjun? Ya. Itu miliknya. Maaf tapi bisakah—"

"Kami tidak bisa menerimanya dan tolong batalkan pesanan anda, tuan"

Kedua netranya membulat ketika mendengar bibi penjaga kantin itu berkata demikian. "Kenapa?"

"Maaf, tuan. Tapi kami tidak bisa menerima bentuk pembayaran apapun dari tuan muda Choi. Ia sendiri yang memintanya dan juga, kami sudah menyediakan paket makanan khusus untuk tuan muda Choi setiap harinya, ya walaupun beberapa hari ini ia tidak pernah memerintah kami untuk mengantarkan makanannya" bisa Soobin lihat raut ketakutan diakhir kalimat wanita berusia sekitar empat puluh tahun itu.

"Beberapa hari? Berapa hari tepatnya?" si manis bertanya dengan alis yang menukik tajam. Si bodoh Choi itu benar benar.

"Kalau tidak salah, sudah dua hari dan ini hari ketiga ia tidak memesan makanan"

"Kami mohon tuan, jika tuan muda memang memesan makanan biarkan kami yang bekerja. Kami sudah cukup ketakutan karena ia tidak memesan makanan selama dua hari ini dan kami takut jika itu dikarenakan kerja kami yang kurang memuaskan. Tolong pengertiannya, tuan" lanjut ahjumma itu bahkan ia sampai membungkukkan badannya dihadapan Soobin.

Soobin menghembuskan nafasnya kasar. Sebenarnya bagaimana bajingan itu menjalankan perusahaan sampai membuat pegawainya ketakutan seperti ini?

"Saya jamin semua ini akan baik baik saja, ahjumma. Jadi—"

"Maaf, tapi kami tidak bi—"

"Berikan saja"

Keduanya menoleh kearah sumber suara yang menginterupsi.

Sekertaris pribadi orang yang menjadi topik pembicaraan mereka, Hwang Hyunjin, tiba tiba datang dan menyuruh bibi penjaga kantin untuk membiarkan saja apa yang dilakukan Soobin.

Hei, Baby boy - yeonbinWhere stories live. Discover now