15. The New One

10.8K 1.2K 632
                                    

YO! WASSAPPPP

Akhirnya setelah berbulan bulan aku back lagi wkwkwk

Buat yang masih minat baca, makasih banget dan semoga chapter ini memuaskan. Dan buat yang lupa alur (pastinya sih karena dah lama banget gak di up) bisa dibaca chap sebelumnya.

Warn! 15+

⚠️⚠️⚠️

Happy reading!

***


"Welcome back, Yeonjun"

Yeonjun melingkarkan tangannya dipinggang yang lebih muda, balas memberikan kecupan di bibir tipis itu dan menarik Soobin untuk mendekat. "Itu manis sekali, sayang. Sudah berapa lama ya sejak terakhir kali ada yang menyambutku saat aku pulang?"

"Kau senang?"

"Tentu saja, baby"

Yeonjun kembali menyatukan kedua belah bibir mereka, kali ini bukan hanya kecupan sekilas, ia membawa Soobin kedalam sebuah ciuman panjang yang memabukkan. Dan rasanya benar benar puas bisa kembali menikmati bibir tipis itu yang benar benar ia rindukan.

Sebelah tangan Yeonjun yang melingkari pinggang Soobin menekannya agar yang lebih muda tetap menempel padanya sedangkan sebelahnya lagi menahan tengkuk Soobin untuk memperdalam ciuman mereka. Soobin sendiri masih memeluk leher Yeonjun dan sesekali meremat rambut hitamnya saat hisapan Yeonjun dibibirnya terlalu kuat.

Setelah puas melumat dan menghisap bibir tipis itu, Yeonjun melesakkan lidahnya memasuki rongga mulut yang lebih muda, mengetuk lidah Soobin untuk ikut bermain dan menciptakan gulatan acak. Yeonjun tersenyum disela ciumannya saat lenguhan yang lebih muda mulai keluar. Dia benar benar merindukan suara ini.

Saat Soobin menepuk nepuk punggungnya karena kehabisan napas, Yeonjun melepaskan ciumannya dan hendak menjamah lehernya. Hanya saja gerakannya terhenti saat melihat beberapa tanda merah menyebalkan yang terdapat disana.

"Yeonjun?" tanya yang lebih muda bingung saat tiba-tiba Yeonjun berhenti dan hanya memandangi lehernya. Yeonjun yang tidak menjawab membuatnya sadar mungkin, cara memanggilnya salah. "No, I mean, umm..... Daddy?"

'Ugh. Ini memalukan'

Ya. Karena sudah lama tidak mengatakannya, rasanya ini menjadi seperti saat pertama kalinya dia mengatakan ini.

Soobin menangkup pipi yang lebih tua, membawa Yeonjun agar menatapnya. "Daddy, what's wrong?"

Yeonjun menggeleng. Ia memegang tangan Soobin yang berada di pipinya dan mengusapkan pipinya sendiri kepada telapak tangan yang lebih muda. "Aku hanya sebal melihat tanda kemerahan dilehermu itu"

"Kau disini untuk menghapus jejaknya dan menggantinya dengan milikmu, kan?"

Yeonjun kembali menggeleng membuat Soobin mengerutkan keningnya bingung. "Nope. Tujuanku kesini untuk menemuimu. Aku merindukanmu, baby. Dan lagi kau sendiri yang memintaku untuk cepat cepat datang kesini. Aku kesini untukmu. Dan untuk menghapus jejak bajingan itu, adalah hal lain yang memang harus aku lakukan tanpa kau minta sekalipun"

Sebelah tangan Yeonjun yang berada dipinggang Soobin turun, mengusap dua bongkahan itu sekilas dan sedikitnya ia terkejut, lagi, karena langsung bersentuhan dengan paha Soobin yang tidak terhalang kain sama sekali. "Aku baru sadar kau tidak memakai celana. Sengaja melepasnya untukku, hm?"

Hei, Baby boy - yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang