8. Fuck You

20.5K 1.6K 428
                                    

Tik

Tok

Tik

Tok

Kedua netra jernih itu mengedip pelan, mengumpulkan kesadaran saat sebelumnya hanya berdiam diri mendengarkan dentingan jam.

Soobin mencoba mendudukan diri dengan perasaan tidak asing yang menghantamnya—tubuhnya yang serasa remuk tak bersisa. Sial.

Yeonjun menggempurnya habis habisan kemarin malam seakan akan semua perasaannya selama lima hari kebelakang ia tuangkan dalam satu waktu. Pantas saja, sebenarnya. Terakhir kali Yeonjun menyentuhnya adalah minggu kemarin, tepat dihari dimana mereka bertemu dan juga pertama kalinya mereka melakukan itu.

Tentu saja Soobin memprotes disela kegiatan panas mereka. Suruh siapa selama lima hari kebelakang Yeonjun menghilang begitu saja.

Ya walaupun sebenarnya, eum—ugh Soobin benci mengakui ini—tapi ia juga merindukan sentuhan Yeonjun ditubuhnya.

"Sudah bangun?"

Soobin melirik ke arah pintu kamar yang terbuka, menampakkan Yeonjun yang sudah rapi disetelan formalnya.

Omong omong, kini mereka berdua berada di penthouse yang lebih tua. Setelah melakukan tiga ronde dikantor, Yeonjun membawa Soobin ke penthousenya dan melanjutkan kegiatan mereka hingga pukul satu pagi. Sebenarnya Yeonjun ingin melakukannya semalaman, sampai pagi. Sayangnya, Soobin masih ada kelas pukul sepuluh nanti dan Hyunjin memberitahunya bahwa rapat yang kemarin ia tunda sudah menunggunya pukul delapan pagi.

"Kau berangkat sekarang?"

"Ya, seperti yang aku beritahukan padamu kemarin malam"

"Bagaimana denganku?"

Yeonjun menghampiri Soobin, duduk dihadapannya. Ia meraih tangan yang lebih muda, mengecup punggung tangannya sekilas sebelum kemudian menggenggamnya dengan kedua tangan. "Maaf, sayang. Tapi aku tidak bisa mengantarmu hari ini. Kau pergi sendiri ya? Eum?"

Soobin mendecak sembari memalingkan wajahnya yang mulai memanas—karena Yeonjun terus menatapnya lembut dan tidak berhenti mengusap pelan tangannya yang ia genggam.

Satu hal yang tidak boleh Soobin lupakan : Choi Yeonjun adalah perayu ulung. Dan Soobin termakan oleh rayuannya itu.

"Kau menyebalkan"

Yeonjun hanya terkekeh dan mengecup pipi gembil Soobin sekilas. "Mandilah. Aku sudah menyiapkan baju baru untukmu dan jika kau lapar, aku juga sudah menyiapkan makanan diatas meja makan"

"Hm"

Hanya memerlukan waktu sebentar untuk Soobin membersihkan diri—perutnya yang sudah keroncongan menjadi faktor utama—dan setelahnya, keluar dari kamar dengan rambut setengah basah dan hanya mengenakan bathrobe. Soobin terlalu malas untuk memakai baju sekarang.

Keningnya berkerut bingung saat melihat Yeonjun yang masih duduk diatas sofa. "Yeonjun? Kau belum berangkat?"

"Hm? Aku baru saja akan....."

Ucapan yang lebih tua terhenti begitu saja ketika ia menoleh dan melihat penampilan Soobin sekarang. Mata kucing Yeonjun menatap si manisnya dari atas ke bawah, menelisiknya. "Wow. You look so fucking sexy, baby"

Soobin mendecak. "Diamlah. Kau harus cepat pergi"

Yeonjun bangkit dari duduknya, menghampiri Soobin dan melingkarkan tangannya dipinggang yang lebih muda, bertanya. "Kau marah?"

Hei, Baby boy - yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang