2. A Deal

24.5K 2.1K 574
                                    

WARN!

⚠️⚠️⚠️

Again wkwkwk maapkan :"

Happy reading!

***

Soobin mengerutkan keningnya saat merasa terusik dalam tidurnya.

Dia membalikan posisi tidurnya. Tapi kemudian tubuhnya malah serasa remuk saat ia bergerak.

Soobin membuka matanya berat. Ia mengucek matanya sekilas dan berusaha bangun, bersender ke senderan ranjang. Hingga kemudian rasa sakit di bagian bawahnya terasa menghantamnya.

"Sudah bangun?"

Soobin menoleh ke arah kamar mandi dimana, seorang laki laki bersurai silver baru saja keluar dari sana sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Jangan lupakan tubuhnya yang belum terbalut baju. Hanya ada handuk putih yang melilit di pinggangnya, menutupi area privasinya.

Soobin membuang pandangannya ke sembarang arah. Melihat Yeonjun membuatnya sadar akan apa yang dilakukan mereka berdua kemarin malam.

Pantas saja saat bangun tadi kelopak matanya terasa sangat berat. Jelas. Soobin baru tidur sekitar 4 jam. Kemarin, Yeonjun benar benar menghancurkannya. Mereka bahkan baru selesai dengan kegiatan panasnya saat jam menunjukan pukul 3 pagi. Dan sekarang baru pukul 7 tapi Soobin sudah harus dipaksa bangun.

Dan, wajahnya terasa terbakar saat ingatannya tentang kemarin malam terasa sangat jelas seperti sedang memutar kaset dikepalanya.

"Kenapa melengos begitu? Malu?" tanya Yeonjun menyebalkan sembari mendudukkan dirinya diatas kasur.

"A-aku tidak!"

Yeonjun mengendikan bahunya. "Kalau tidak wajahmu tidak akan memerah begitu"

"Omong omong, apakah masih sakit?" lanjutnya sambil memberikan lirikan mata pada tubuh bagian bawah Soobin.

Soobin mendecak. "Tentu saja. Ini sakit dan semuanya ulahmu, bodoh"

"Kau menikmatinya. Lagipula jangan lupa. Kau yang meminta, Soobin"

"Aku tidak!"

Yeonjun menyeringai. "Benarkah? I still want more, bastard. Don't think to end this, you fuckin' ass. Don't stop Yeonjun, please. I want your dic—"

"Diam"

Soobin membekap mulut Yeonjun dengan tangannya. Ia sedikit menunduk dengan mata terpejam dan wajah memerah.

Yeonjun sialan. Tidak mengertikah dia kalau Soobin sudah cukup malu untuk mengakui kalau semalam dia menikmati permainan Yeonjun?! Sekarang dia malah mengulang beberapa permohonan Soobin semalam untuk tidak berhenti melakukan kegiatan panas mereka.

Yeonjun terkekeh. Ia menggenggam tangan Soobin yang membekap mulutnya dan menciumnya lembut. Yeonjun kemudian menatap Soobin dalam, membuat yang ditatap gelagapan kemudian menunduk malu.

Ternyata, Choi Soobin yang kemarin menghajar pelanggannya hingga babak belur itu bisa malu malu juga.

Salah sendiri. Kenapa dia terus meminta, padahal Yeonjun juga tidak berniat cepat cepat menghentikan kegiatan mereka kemarin malam. Tapi ada untungnya. Soobin yang meminta, memohon padanya agar tetap menumbuknya dalam membuat Yeonjun jauh lebih bersemangat.

"L-lepaskan tanganku!"

Yeonjun menggeleng. Ia tetap menggenggam tangan Soobin sembari memberinya kecupan kecupan ringan.

Hei, Baby boy - yeonbinМесто, где живут истории. Откройте их для себя