11. First punishment

21.2K 1.5K 775
                                    

WARN!

⚠️⚠️⚠️

Contain some Hard Sex scene. Please be selective if this content not comfort you.

Thank you!

***

"Sekarang kau menjadi pengangguran ya, bajingan?"

Ucapan pedas itu kembali membuat Yeonjun terkekeh pelan. Ia meneguk Tequilla ditangannya sekilas sebelum kembali mengalihkan atensi pada Soobin yang menatapnya tak bersahabatnya.

Yah. Siapa juga yang suka jika ada orang yang terus menjadi penguntitnya? Dan Choi Yeonjun, sebagai seorang penguntit, benar benar merepotkan. Setidaknya itu yang ada dipikiran Soobin sekarang.

Setelah kemarin berhasil menghilangkan efek dari serbuk sialan yang tanpa sengaja Soobin minum, Yeonjun kembali mengikutinya saat bekerja di club dengan alasan untuk berjaga jaga jika saja kejadian seperti kemarin terulang lagi.

Jika ada Yeonjun, ada seseorang yang siap mengatasinya. Walaupun nyaris sampai pagi untuk menghilangkan efek obatnya, toh Yeonjun tidak keberatan. Ia bahkan siap jika harus terus menghilangkan efek seperti itu selama seminggu berturut turut.

"Tentu saja aku tidak menganggur, baby. Aku hanya menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat agar bisa menyusulmu kesini"

Soobin memincingkan matanya kesal. Ia meraih gelas susu almond dinginnya kasar, menghabiskannya dalam sekali minum dan kembali bekerja dengan langkah menghentak kesal.

"Haish. He's so cute. Aku sangat bersyukur tidak ada orang lain yang mendahuluiku"

Jaehyun yang mendengarnya terkekeh, ia menepuk pundak Yeonjun. "Tenang saja. Tidak akan ada yang bisa mendahuluimu. Toh yang bisa menaklukkannya hanya kau, Jun"

Yeonjun menjentikkan jarinya. "Kau benar. Seharusnya aku tidak meragukan itu" ia kembali menyesap minumannya, tersenyum setelahnya. Entah bagaimana, tapi minuman yang diracik Jaehyun benar benar nikmat. Dan Yeonjun benar benar menyukainya.

Matanya kembali mengikuti kemana Soobin melangkah. Dan kedua mata kucing itu meruncing tak suka saat Soobin berbicara dengan salah satu mahasiswa dikampusnya yang Yeonjun tahu itu siapa.

Hueningkai.

"Soobin Hyung! Jadi tempatmu bekerja itu disini?"

Soobin mengangguk kecil menjawab pertanyaan semangat dari adik tingkatnya itu. "Ya, begitulah"

Omong omong, Soobin memang tidak merahasiakan tentang pekerjaan malamnya. Tapi bukan berarti ia umbar umbarkan juga. Toh ia memang tidak salah. Soobin disini hanya untuk bekerja, sebagai pelayan sungguhan bukan pelayan dalam tanda kutip.

Ya walaupun disini, ia juga terjerumus pada Yeonjun. Tapi setidaknya itu adalah satu pengecualian.

"Ah. Jadi ini Soobin Hyung yang sering kau ceritakan itu, Kai?"

Hueningkai mengangguk semangat. Soobin melihat kedua teman adik tingkatnya yang ia bawa kesini dan mengangguk mengerti. Soobin pernah melihat Kai bersama dua orang ini dikampus.

"Baiklah. Seperti yang kalian lihat, aku pelayan disini. Ada yang ingin kalian pesan?"

"Kai ingin memesan hatimu, Hyung"

Ujar salah seorang itu dan disusul tawa dari keduanya, berbeda dengan Hueningkai yang kini menutup wajahnya dengan kedua tangan karena malu.

Soobin terkekeh pelan. "Jangan bercanda, kasihan Kai jika kalian menggodanya seperti itu. Dan aku harus kembali bekerja, jadi bisa sebutkan pesanan kalian?"

Hei, Baby boy - yeonbinWhere stories live. Discover now