9. Penthouse

15.7K 1.6K 399
                                    

"Well yeah. But I'll fuck you first"

Yeonjun menahan tengkuk yang lebih muda agar diam ditempatnya dan kembali menyatukan kedua belah bibir mereka, membawa yang lebih muda kedalam sebuah ciuman panas.

Disela ciuman keduanya, Soobin membuka mata, memperhatikan kembali tubuh Yeonjun yang entah kenapa benar benar menarik atensinya. Soobin kembali memberikan sentuhan sentuhan pada tubuh yang lebih tua, memeluknya sesekali dengan pinggang yang ikut bergerak, terus menggesek pusat tubuh Yeonjun dibawahnya.

Soobin melepaskan ciumannya, menatap mata tajam Yeonjun yang mulai menggelap. "Daddy, you're hard"

Yeonjun tersenyum miring, ia mengangguk dengan tangan terulur menyingkirkan poni Soobin yang sedikit menutupi netra indahnya. "Yeah. Mind to blow me first, baby?"

Soobin memiringkan kepalanya. Sebelah tangannya yang memeluk leher Yeonjun turun ke dada dengan jari lentiknya bergerak membuat pola acak, berujar polos. "Oh? Daddy want me to blow him, huh?"

"Yeah"

Soobin menyeringai, ia kembali melingkarkan tangannya dileher yang lebih tua. Netra bulatnya menatap lurus pada mata kucing Yeonjun yang juga menatapnya. "Say 'please'"

Yeonjun terhenyak sejenak. Setelahnya ia memutar matanya malas. Seriously? Ia harus mengatakan itu? Hell! Tidak akan! Ia dan harga dirinya tidak akan mau mengatakan itu. "Kau serius? Dengar, Soobin. Aku sudah tidur dengan banyak wanita dan tidak pernah sekalipun memohon pada mereka untuk melakukan sesuatu. Aku memerintah, bukan meminta. Jadi sekarang pun—"

Ucapannya terpotong saat Soobin justru menangkup kedua pipinya dan menggerakkannya gemas, "What's the magic word, Daddy?" dan berujar dengan nada seperti saat seorang anak kecil bertanya pada ibunya tentang apa saja ucapan ucapan yang akan membuat temannya senang.

Yeonjun terdiam. "......please" terkadang, entah kenapa, Yeonjun tidak bisa menolak Soobin. 'Shit. Harga diriku'

Soobin tersenyum manis. Ia mengecup bibir tebal Yeonjun sekilas sebelum kembali menatapnya dengan tatapan menggoda.

Tangannya turun kebawah, memasuki celana yang dipakai Yeonjun dan menyentuh milik yang lebih tua yang sudah menegang didalam sana.

Yeonjun menggeram rendah. Gerakan tangan Soobin dibawah sana benar benar membuatnya gila.

Soobin kembali menyatukan kedua belah bibir mereka ia mendorong Yeonjun agar tidur terlentang, dengan ia diatasnya. Ia menahan posisi itu sedikit lama dengan tangan yang tetap bekerja sebelum tiba tiba, menjauhkan diri dari Yeonjun dan berujar, "Oh, Time's out. Aku harus pergi sekarang. Bye"

Yeonjun mengerjapkan matanya beberapa kali, otaknya cukup terkejut untuk memproses apa yang terjadi saat Soobin tiba tiba menjauhkan dirinya dan siap untuk pergi. "Hei! Apa maksudmu?!"

Soobin mengendikan bahunya. "Yah, itu maksudku. Aku pergi sekarang"

Soobin berjalan menuju pintu kamar, hendak membukanya saat tangan Yeonjun tiba tiba sudah ada untuk menahan pintunya.

"Kau pikir kau bisa pergi kemana, baby? Kau tidak bisa meninggalkanku begitu saja" bisiknya rendah tepat dibelakang telinga Soobin.

Jujur, tubuh Soobin meremang mendengarnya. Tapi, bukan waktunya untuk melemah sekarang.

Soobin membalikan badan, kembali membuatnya berhadapan dengan Yeonjun yang mengungkungnya diantara pintu. Soobin melipat tangannya didepan dada, menatap Yeonjun dengan tatapan menantang tak mau kalah. "Kau bisa meninggalkanku begitu saja, kenapa aku tidak?"

Hei, Baby boy - yeonbinWhere stories live. Discover now