12. Bussiness trip

15.3K 1.4K 532
                                    

BRAK!!

"Cara masukmu selalu luar biasa, baby. Bisa bisa pintu penthouse ku rusak jika kau terus menendangnya seperti itu"

Soobin memutar matanya malas. Tangannya naik, bersidekap dada dan menatap Yeonjun sangsi. "Uangmu itu melimpah, bukan? Aku yakin membetulkan pintu penthousemu yang berlubang tidak akan membuatmu miskin"

"Dan lagi jangan basa basi. Cepat katakan apa yang kau inginkan agar aku bisa melanjutkan tugas yang sedang kukerjakan tadi. Damn, Yeonjun. Kau memang tidak mengerti apa itu toleransi, bajingan" lanjutnya.

Yeonjun terkekeh pelan dan berujar pada orang disebelahnya yang sebelumnya sedang mendiskusikan tentang keberangkatannya ke Jerman besok. "Tae, kita sudah sepakat berangkat pukul sembilan pagi. Dan lagi, ubah rencana. Kita langsung bertemu dipesawat saja"

"Kau yakin pesawat itu tidak akan meninggalkanmu jika kau telat, Jun?" balas Taehyun—orang yang sedang berbicara dengan Yeonjun—sinis saat mengetahui kenapa Yeonjun mengubah rencana untuk tidak berangkat bersama.

Yeonjun mengibaskan tangannya, meyakinkan. "Tidak perlu mengkhawatirkan ku. Kalian tidak mungkin pergi kesana tanpaku. Lagi pula itu pesawat pribadiku. So? Untuk apa aku takut tertinggal? Kalian tidak akan berangkat sebelum aku memberikan perintah"

Taehyun menghembuskan nafasnya kesal. 'Bajingan sialan' "Yah tapi awas saja jika kau terlambat. Aku bisa menerbangkan pesawat itu sendiri tanpa kau harus ikut serta"

"Aku tidak mungkin terlambat. Aku naikkan gajimu empat kali lipat kalau sampai aku terlambat"

"EKHEM"

Suara batuk yang disengaja itu berhasil mengalihkan perhatian kedua orang itu pada sosok yang kini masih berdiri diambang pintu.

"Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan obrolan tidak penting kalian. Jadi, aku pulang"

Soobin sudah membalikkan badan, hendak melangkah sebelum suara Yeonjun membuat langkahnya terhenti secara otomatis. "Kau tidak akan melangkah lebih jauh lagi. I warn you, baby"

Dengusan Soobin menjadi balasan sampai ia akhirnya berbalik, kembali menatap Yeonjun dengan tatapan kesal.

"Kalau begitu sepertinya aku harus pergi" Taehyun mengemasi berkas berkas yang ia bawa dan membungkuk sedikit sebelum berjalan menuju pintu keluar.

Soobin menatap partner Yeonjun itu dengan alis terangkat karena sejak berdiri tadi, ia terus menatapnya. Kedua matanya mengerjap saat tiba tiba, satu kedipan genit diluncurkan oleh oknum itu kepadanya sebelum menutup pintu.

Soobin mendecak. Ia merasa deja vu. "Jun, semua orang didekatmu itu tidak ada yang benar ya"

"Hm? Maksudmu?"

"Bajingan semua"

Yeonjun terhenyak sejenak sebelum terkekeh pelan. "Ya kau tahu, bukankah orang orang yang satu circle itu memang memiliki sifat sifat yang hampir sama?"

"Tapi kebajinganan kalian tidak perlu sama juga" Soobin mendudukkan dirinya diatas sofa, disamping Yeonjun. Ia membuka toples makaroni pedas yang seperti biasa, selalu ada diatas meja dan mulai memakannya.

"Dia akan kunamai bajingan nomor tiga"

"Kau tidak mau tahu siapa nama aslinya?"

"Tidak perlu. Tidak penting" ujarnya cuek yang membuat Yeonjun menggelengkan kepalanya.

Yeonjun menyelinapkan kepalanya diantara paha Soobin dan juga tangannya yang sibuk mencari cari makaroni pedas dalam toples. Ia mengusakkan wajahnya pada perut yang lebih muda dengan tangan yang memeluk melingkari pinggangnya.

Hei, Baby boy - yeonbinWhere stories live. Discover now