𝟎𝟗 → 𝐊𝐎𝐔𝐓𝐀𝐑𝐎𝐔, 𝐒𝐈 𝐏𝐎𝐒𝐈𝐓𝐈𝐅

12.5K 1.7K 1K
                                    

。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆   。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆

Author's POV

Jam sudah menunjukkan pukul 6. Mereka semua termasuk y/n sudah selesai berbincang dan menghabiskan makanannya. Y/n benar-benar tidak mengeluarkan sepeser uang pun dalam acara hangout tadi. Namun..

Bentar-bentar.. ini napa Bokuto semua yang bayarrr?!!l

Y/n sedikit terkejut melihat anak-anak lain yg langsung meninggalkan meja dan pergi keluar sedangkan Bokuto ditinggal sendirian. y/n pun merasa kasihan dan datang menghampiri Bokuto yang masih berada di depan kasir. Anak-anak yang lain sudah meninggalkan cafe.

"Kok lo yang bayar sendirian sih??" Tanya y/n pada Bokuto. Bokuto yang lagi serius pun tersentak dan menghadap ke belakang.

"Gua emang bendahara geng, kita juga ada uang kas kok sans, lo gak perlu khawatir," ucap Bokuto sambil mengeluarkan uang cash dari dompetnya.

Y/n menghembuskan nafas lega dan mengangguk, tetap berdiri disamping Bokuto dan menemaninya untuk menyelesaikan proses transaksi. Y/n sempat mengira bahwa yg lain menyuruh Bokuto sendiri yang membayarnya ternyata pikiran itu salah.

"Maaf bang, tapi mulai sekarang semuanya sudah serba digital jadi kami sudah tidak menerima uang cash lagi," ujar mba-mba kasir.

Y/n dapat melihat raut wajah Bokuto yang mendadak menjadi panik. Bokuto menoleh kebelakang untuk mencari teman-temannya yang lain namun semua sudah meninggalkannya.

"Pake ini dulu aja kak," ucap y/n sambil menyodorkan handphone nya yang sudah terdapat barcode pembayaran. Penjaga kasirnya pun langsung menerimanya dan men-scan handphone milik y/n. Bokuto hanya menganga melihat y/n.

"MAKASIHH Y/N! LO PENYELAMAT BANGET! INI UANG LO GUA GANTII" Ucap Bokuto yang melompat ingin merangkul y/n, namun dengan refleks y/n menghindar.

"Yaampun gausah bilang makasih, lagian lo semua kok yang bayarin gue makan, harusnya gue yang bilang makasih," ucap y/n dengan tenang dan memasukkan kembali handphone miliknya ke saku.

Bokuto sedikit tersinggung melihat y/n yang tidak ingin disentuh olehnya. Saat jam istirahat tadi saat Bokuto merangkulnya, y/n terlihat tidak nyaman sehingga dirinya dimarahi oleh Semi. Ia merasa bahwa ialah orang yang paling tidak dekat dengan y/n, apalagi saat makan-makan tadi ia juga tidak tahu harus berbicara apa pada y/n.

"Lo gasuka sama gua yaa? Tiap kali gua mau ngerangkul, lo selalu kayak risih gitu," tanya Bokuto dengan kecewa. Rambutnya yang semula menjulang tinggi kini sedikit turun. Raut wajahnya juga menjadi sedih.

"E-eh gak gitu maksudnyaa, gua cuman agak gak nyaman aja kalo terlalu deket sama orang yang gua baru banget kenal," y/n menjawab dengan grogi.

"Berarti kalo nanti kita udah kenal lama lo mau dong dirangkul guaa?!" Mata Bokuto langsung berbinar. Rambutnya kembali berdiri dan raut wajahnya pun terlihat menjadi lebih bersemangat.

"Mungkinn???" jawab y/n yang nadanya lebih seperti orang yang bertanya.


"Oke! Kalo gitu gua bakalan nunggu sampe hari itu!" ucap Bokuto senang, "nih uang lo tadi, ayo keluar ditunggu ama yang lain"

Bokuto menyodorkan sejumlah uang cash dan memberikannya pada y/n. Ia lalu berjalan dengan langkah kaki yang ringan sambil bersenandung riang menuju pintu keluar, meninggalkan y/n yang masih berusaha memasukkan uang tadi kedalam dompetnya.

GENG MANDALAJATIWhere stories live. Discover now