𝟏𝟐 → 𝐓𝐄𝐓𝐒𝐔𝐑𝐎𝐔, 𝐊𝐄𝐓𝐔𝐀 𝐆𝐄𝐍𝐆

10.2K 1.6K 961
                                    

Author's POV

"Sayang banget yaa,, walaupun ada yang kesini, tapi dia gak nolongin lo," ucap yang berbando dengan seringai di wajahnya.


Yaaa, maklum aja kalo dia gak nolongin gue, ngobrol aja gak pernah, pikir y/n.



Y/n pun terus berpikir bagaimana cara ia dapat keluar dari situasi ini. Perutnya yang sangat ingin roti susu di kantin itu sudah tidak bisa ditahan lagi.


"Jadi gimana?! Udah kapok?!" Teriak yang berambut pendek pada y/n.


"Hehehe, enggaa. Suka-suka gua lah tmnan ama siapa, lo siapa ngatur idup gue?" ucap y/n yg masih saja meledek.


"Kurang ajar!" Teriak yang berbando lalu kembali menamparnya.



Tiba-tiba y/n mendapatkan ide.



Karena perkataannya, y/n kembali dihajar oleh 3 perempuan tadi. Y/n yang masih tidak bisa bergerak karena pegangan mereka itu akhirnya y/n menutup mata, seperti kehilangan kesadaran.



Bukannya senang ketika lawan berhasil ditumbangkan, 3 orang yang daritadi mem-bully y/n malah panik.


"Heh, ini kalo mati gimana?"

"Gatau lah, yg nonjok dritadi kan lo, tandanya salah lo"

"Kok jadi gua sih? Kan yang ngusulin siapa?!"


"Kan kita cuman ngikutin kata kak anu"


Ketiganya malah berdebat saling menyalahkan satu sama lain. Disisi lain, rasa sakit yang diterima y/n memang cukup terasa, namun ia hanya pura-pura pingsan saja.


Tepat setelah pegangan mengendor akibat perdebatan tadi, y/n menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa untuk melepaskan genggaman mereka dan akhirnya menjatuhkan mereka bertiga.



"L-lo licik banget!" ucap yang berkuncir kuda yang sudah mencium lantai pada y/n.


"Kalian yg bego, bisa lengah kayak gitu, lagian pukulan klian kea bencong lagi ngambek, gak kerasa," ucap y/n sambil tersenyum menahan sakit. Walaupun pukulan mereka tidak terlalu sakit, pukulan tidak sakit yang menumpuk seperti satu pukulan yang sangat sakit. Karena itulah y/n masih kesakitan.


Y/n akhirnya keluar dari kamar mandi, sedangkan ketiga orang tadi masih terkapar disana. Sambil berjalan menuju kelas, y/n merapikan rambutnya dan baju yang ia kenakan. Secara tak sengaja, y/n menyentuh pipinya dan tiba-tiba merasakan sakit.


"Kayaknya gue ke uks dulu deh," gumam y/n pada dirinya sendiri kemudian berjalan kearah yang berlawanan.


Y/n memang tidak ingin langsung melapor ke guru. Berdasarkan apa yang sudah di ceritakan sama anak-anak Mandalajati, guru disini tidak akan percaya tanpa adanya bukti yang valid.


Memar di pipinya sekalipun tidak bisa menjadi bukti karena y/n juga membalas mereka dengan sedikit lebih sakit sehingga y/n mungkin bisa ikut kena masalah. Namun, jika ketiga orang tadi melapor ke guru, y/n mungkin masih bisa melawan dengan mengucapkan "Mana mungkin gue deluan yang mulai padahal gue sendiri mereka bertiga".



"Y/n!!!!"



Terdengar suara teriakan dari lorong. Y/n pun menoleh kebelakang dan mendapati Semi dan Suna yang diikuti oleh anak Mandalajati yang lain.


"Lo gapapa? Siapa yang giniin lo? Mana orangnya?" Semi mulai menghujani y/n dengan pertanyaan.


"Y/n, pipi lo napa bisa merah gitu? lo di tampar siapa???" Bokuto juga ikut bertanya.


GENG MANDALAJATIWhere stories live. Discover now