𝟑𝟔 → 𝐁𝐄𝐒𝐔𝐊

5.9K 792 704
                                    

Author's POV

Setelah hampir setengah jam di kamar mandi, y/n akhirnya turun kebawah untuk menemui Atsumu, Suna, dan Semi yang menunggunya di ruang tamu. Rambutnya masih setengah basah karena keramas (selama ia sakit tidak di bolehkan keramas nanti masuk angin) dengan handuk yang menggantung di pundaknya. Ia menggunakan celana training dan kaos oversize berwarna hijau tua dengan gambar kura-kura. "Sori yak agak lama," ucapnya sambil menuruni tangga satu per satu.

"Santai ajaa," balas Semi yang sedang duduk melingkar dengan Atsumu dan Suna diatas karpet. Ketiganya sedang bermain jenga yang Suna bawa dari rumahnya. "Lo gimana keadaannya?"

"udah enakan kok tenang ajaa. Eh gue ikutan donggg," balas y/n ketika melihat ketiganya sedang bermain.

Ketiganya meng-oke kan dan y/n duduk diantara Suna dan Atsumu, sesuai dengan urutan giliran pengambilan balok. Saat ini masih gilirannya Suna, jadi masih ada satu putaran lagi sampai gilirannya.

Suna mengambil satu balok dibagian bawah dengan lihai, diikuti oleh Semi yang juga tak kalah lihai dengan menyentil balok yang berada dibagian bawah. Di giliran ketiga, Atsumu mengambil balok yang posisinya disamping. Tumpukan balok tersebut bergeser sedikit, namun tidak jatuh. Sekarang adalah giliran y/n.

"Oh iya, btw, gue mo bilang makasi udah nge deffense gue pas di gunung kemaren, tapi gue juga mo minta maaf soalnya gara-gara gue kalian jadi di skors," ucap y/n sambil memilih balok mana yang akan ia ambil dan memilih untuk cari aman dengan mengambil balok dibagian tengah.

"Tenang aja y/n, kita mah dah biasa kok," jawab Suna.

Y/n melihat sekilas kearah mereka sambil tersenyum. Ia kemudian menarik keluar balok kelima dari bawah yang ada di bagian tengah. Tidak jatuh. Sekarang kembali ke Suna lagi.

"Ho oh santai aja, mereka kan emang beban bumi," cetus Atsumu sambil menunjuk kearah Suna dan Semi.

"Eh lu di skors lebih banyak dari gue ye," balas Suna tak mau kalah. ia bahkan tidak jadi menarik balok yang sudah ia pilih tadi.

"Tapi gue di skorsnya pendek-pendek, wlee." Atsumu menjulurkan lidahnya namun diabaikan oleh Suna. Atsumu sudah hampir ngambek dan ingin mendorong Suna agar baloknya terjatuh, untung saja y/n yang berada diantara mereka menghentikannya.

"Kalian di skors gini masa udah biasa sih??" Tanya y/n sambil menepis tangan Atsumu. "Di sekolah bang Shin di skors dua kali udah di keluarin dari sekolah tauu."

"Bang Shin kan negeri unggulan sihh, jadi jelas aja kalau peraturannya kayak gituu. Kalau di Kyuhai sih.. gimana yaa.. Sun bantuin jawab dong gue lupa namanya apaan," ucap Semi kemudian menunjuk Suna.

Se taat-taatnya Semi dibandingkan anak-anak mandalajati yang lain, Semi orangnya pelupa. Bahkan nama guru di sekolah saja tidak semua ia hafal, bagaimana kebijakan di sekolah.

"Gimana Sun?" Tanya Atsumu juga sembil menoel lengannya yang lagi mengambil balok dibagian atas.

Suna melotot kearah Atsumu karena hampir saja bangunan jenga nya itu jatuh di gilirannya, untungnya, reflek cepat Suna berhasil menyelamatkannya dari kekalahan. "Sekolah kita pake sistem poin gitu. Di keluarin dari sekolah kalau kita dapet 100 poin ngelanggar aturan. Skor sendiri tuh 25 poin. Tapi kita juga bisa ngurangin poin kalau misalnya kita ikut program bansosnya sekolah dan yaaa, kita semua ikut bansos itu soalnya poin kita kebanyakan,"jelas Suna sambil meletakkan balok yang baru ia ambil kebagian atas jenga.

"Ohhhh"

Semi juga ikut mengambil satu buah balok dengan mudahnya kemudian meletakannya keatas. Selanjutnya adalah giliran Atsumu. Susunan Jenganya kali ini sudah lumayan timpang karena Suna dan Semi selalu mencabut balok di lokasi yang brutal bahkan dari sebelum y/n ikut bergabung. Sudah tak banyak pilihan lagi bagi Atsumu untuk mengambil balok.

GENG MANDALAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang