𝟒𝟕→𝐓𝐄𝐑𝐔𝐒𝐇𝐈𝐌𝐀'𝐒 𝐏𝐀𝐒𝐓 (𝟐)

5K 565 303
                                    

Author's POV

"Y/n, kok lo keliatannya sedih gitu sih? Cerita dong," tanya Shinsuke sambil menyetir mobil Jeep hijaunya. Ia melirik kearah adiknya namun ia sama sekali tidak bergeming. Karena itu, Shin akhirnya mencoba untuk memanggilnya sekali lagi.

"Y/n?"

"Ah, iya? Kenapa bang?" jawabnya kaget seperti Shinsuke telah memecahkan gelembung khayalannya.

"Lo gapapa? Kok sedih gitu?" tanya Shin untuk yang kedua kalinya.

"Gapapa kok, gue cuman agak kasihan aja."

"Kasihan kenapa?"

Y/n tidak menjawab melainkan melihat kearah rumah bak istana yang semakin lama semakin mengecil dari spion mobilnya. Ia menghembuskan nafas sebelum akhirnya kembali melihat jalan di depan.

Shin menyadari tingkah adiknya. Ia kemudian berkata, "Jadi Teru udah cerita ke lo ya? Sampai mana?" tanyanya.

Y/n terkenjut mendengar abangnya berkata seperti itu hingga ia menengok kesamping. "Abang kok tau?"

Shin hanya tersenyum tanpa melihat kearah y/n. "Apasih yang gue gak tau tentang anak-anak Mandalajati."

Y/n lupa akan hal itu. Kakaknya adalah orang yang BAHKAN menyatukan anak-anak Mandalajati dan tentunya ia pasti TAHU segala hal sebelum itu. Walaupun begitu, Shin benar-benar orang yang selalu menjaga rahasia orang lain sehingga tidak satupun cerita tentang mereka keluar dari mulutnya, termasuk ke y/n.

"Jadi dia udah cerita sampai mana?" tanya Shin kembali.

Y/n terdiam sebelum akhirnya menceritakan apa saja yang Terushima sudah ceritakan padanya.


Flashback

"Terus gimana?" tanya y/n pada Terushima karena ia berhenti di tengah-tengah ceritanya.

"Gue cuman tahu sampai situ doang karena bi Asih cuman cerita sampai disitu," jawab Terushima dengan perasaan sedih. Perasaannya membuat tubuhnya secara tidak sadar melengkung kedepan sehingga ia terlihat seperti orang yang sedang membungkuk. Sedari tadi, tangan y/n selalu berada di punggung Terushima sebagai tanda bagi Terushima bahwa y/n ada disebelahnya dan sedang mendengarkannya.

"Berarti lo tau kalo lo.. emm.. di adopsi dari bi Asih?" Y/n sedikit takut dengan pertanyaannya sendiri namun dibalas oleh gelengan Terushima.

"Engga, gue yang tahu sendiri. Gue gak sengaja ngeliat surat adopsi itu di rumah kami yang di desa, selain itu gue juga udah curiga karena ternyata golongan darah gue rhesus negatif sedangkan nyokap gue rhesus positif yang mana kalau gue anak kandungnya, pasti gue bakalan cacat atau bahkan gak bisa dilahirkan. Pas gue tahu, gue gak berani tanya langsung akhirnya gue tanya ke Bi Asih dan beliau cerita seperti itu."

"Ohhh," y/n menyimaknya.

"Bi Asih cuman tahu sampai situ, tapi katanya, setelah kecelakaan tante gue, gak lama setelah itu gue dan keluarga  pindah ke Inggris dengan alasan kesehatan nyokap gue, padahal aslinya kami pindah buat nyembunyiin kenyataan bahwa gue anak adopsi dari keluarga besar bokap nyokap gue," jelasnya.

Y/n hanya mengangguk. Ia bingung harus menjawabnya dengan apa. Terushima hanya ingin menceritakannya saja yang berarti posisi y/n saat ini adalah hanya sebagai pendengar. Terushima juga sama sekali tidak meminta saran darinya dan karena itu y/n tidak menambahkan apa-apa.

Saat pertama kali mengetahui bahwa dirinya adalah anak adopsi, Terushima pasti begitu kaget. Terlebih lagi ia mengetahuinya di umur yang masih kecil ditambah bukan diberitahu melainkan tahu sendiri. Walaupun begitu, menurut y/n, apa salahnya menjadi anak adopsi kalau keluarga yang mengadopsinya itu baik terhadapnya? Yang menjadi masalah adalah y/n tidak tahu bagaimana perilaku keluarganya terhadap Terushima, karena itu y/n sama sekali tidak dapat menambahkan apapun maupun tidak berani bertanya. Kalaupun tahu sekalipun, y/n bukanlah siapa-siapa yang bisa begitu saja ikut campur tentang masalah keluarga orang.

GENG MANDALAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang