30. • Menerimanya •

1.3K 123 6
                                    

Al, ....."

-------------------------------------------------------------

"Al, kamu serius sama pernyataan kamu yang tadi?" Tanya Andin yang masih ngga percaya dengan menutup matanya karena malu.

"Andin, masa gw bohong... itu kenapa nutup mata lagi? Emang gw hantuu, Ndin?" Balas Al yang sambil malu + pegang bunga yang dibelinya.

"Ya kamu bukan hantu, Al. Oh iya, sebelum menjawab penyataan kamu yang tdi itu. Aku mau tanya sama kamu, bolehkan?"

"Boleh ndin, apa yang kamu ingin tanyakan sama aku? selama itu bisa membuat kamu lega dan membantu kamu dalam menentukan jawaban, pasti ku jawab Ndin." Ucap Al yang sambil mengambil salah satu tangan Andin.

"Al, kamukan banyak disukain. Bahkan tidak hanya disukai sama Nina, hampir semua perempuan kampus menyukai kamu diam-diam Al, tanpa sepengetahuan kamu. lal...." ucapan Andin yang terpotong.

"Andin, maaf sebelumnya ku potong omongan kamu. Ndin, apa hal itu yang bikin kamu ragu sama aku? Cuman karena mereka suka sama aku, terus kamu ragu sama aku?"

"Bukan gitu Al, maksudnya aku itu kamukan ganteng, pintar, idaman banget bagi semua perempuan yang melihat kamu, ya intinya kamu sosok yang sempurna. Masa kamu memilih aku si? Aku ini bukan siapa-siapa Al, ya ibaratnya kalau bersanding sama kamu itu kayak bumi dan langit..."

"Andin, kamu itu sosok perempuan yang berbeda dimataku. Makannya aku jatuh cinta sama kamu, Ndin. Soal yang kamu bilang fisik atau hal yang ada di diriku ini sempurna, kamu salah Ndin. Semua bayangan kamu itu terlalu tinggi tentang aku, aku ini sosok yang sama kayak manusia lainnya yang mempunyai kekurangan. Jadi, kamu jangan berpikir seperti itu lagi."

"Tapi Al, kamu bisa mendapatkan yang lebih cocok dari aku?"

"Kalau kamu bilang seperti itu, maka jawabannya bukan sudah atau belum, tetapi jawabannya adalah tidak pernah"

"Maksudnya?"

" maksudnya aku itu Ndin, karena memang tak ada dua manusia yang benar-benar cocok. Kalau sepasang manusia saling di cocok-cocokkkan, maka itu akan menjadi kompleks. Sedangkan sepasang manusia hanya bisa berusaha saling menerima dan saling mengerti, sekrangkan aku udh menyatakan perasaan kamu, maka didalam diri aku ini sudah menerima sosok kamu baik kekurangan dan kelebihan kamu Ndin".

"Al, terimakasih karena kamu sudah jujur dan mau mengungkapkan perasaan kamu ke aku. Al, kamu jga harus tahu direlung hatiku yang paling dalam ini. Sebenanrya aku juga menyukai, mencintai dan menganggumi secara diam-diam bahkan dari awal kita kenal, perasaan ini untuk kamu telah lama ada dan semakin nyata didalam diriku Al".

"Kamu serius udh punya perasaan sama aku sebelumnya? Tapi kenapa kamu ngga ungkapin?"

"Malu Al, lagipula aku ngga mungkin ungkapin ke kamu yang selalu menjadi incaran para perempuan. Kalau aku ungkapin yang ada gawat, lagipula aku pernah kasih kode ke kamu yang didalam mobil waktu ke cafe papah. Tapi, kamu malah diam aja kayak ngga peka"

"Itu kode? Kamu bilang itu kode? Andin itu namanya disuruh tebak bukan kode, kamu aja bilang kalau kmu punya bukan cinta biasa ke seseorang cowok. Ya mana aku peka Andin, coba kamu bilang aku memiliki bukan cinta biasa kepada orang disebelahku. Mungkin aku bisa peka, tapi kalau sebelumnya yang kamu bilang waktu ituuu namanya BUKAN KODE" ucap Al yang gemash sambil pegang pipi Andin.

"Ya mana mungkin aku langsung bilang point itu Al, aku aja ngga tau kamu suka sama aku atau ngga"

"Iya maaf, lagian kamu juga ngga peka si pas aku kasih kode lagu bukan cinta biasa. Udh tahu, aku nyalahin lagu itu buat ngasih kode sama kamu, eh kamunya malah bilang kayak gitu... ya gimana aku ngga cemburu dan bertanya-tanya sosok itu, besok-besok kalau mau kasih kode yang jelas ya"

"Ya ku pikirkan kamu nyalahin lagu tersebut untuk menembus keheningan aja, mana sempat aku kepikiran kamu ngasih kode Al. Kamu juga kalau ngasih kode yang jelas, jangan setengah-setengah" ucap Andin sambil mengedipkan matanya 😉.

"Iyaa Andini Karisma Putri, sekarang kamu mau jawab ngga pernyataan cinta aku ke kamu? Atau aku harus nunggu beberapa hari baru mendapatkan jawaban dari kamu?" Tanya Al dengan serius kepada Andin.

Andin saat ini ragu, tapi ia tahu bahwa perasaan ini juga tidak bisa dibohongi apalagi Al juga sudah mengetahui perasaanya.

"Saat ini aku ragu, tapi perasaanku mengatakan iya. Huft... susah banget untuk menentukan jawaban antara iya dan tidak" batin Andin

Aldebaran yang melihat Andin seperti bingung, akhirnya memberi pengertian kepada Andin.

"Andin, apa yang membuatmu ragu? Apa perkataan aku tadi kurang meyakinkan kamu?" Tanya Al sembari memegang tangan Andin dengan kuat.

"Ngga Al, perkataan kmu sudah cukup kok"

"Lalu? Apaka sekarang kamu sudah bisa memberikan jawaban?"

"Terkadang aku tak bisa memilih kepada siapa aku jatuh cinta, meski mulutku berkata tidak, tapi hatiku tak bisa menolak. Aldebaran Alfahri, aku mencintaimu, cinta yang dimana kusembunyikan dalam setiap sikap dinginku. Aku tidak mempunyai kesempurnaan seperti layaknya wanita diluar sana, tapi aku memiliki satu hati yang akan selalu setia kepadamu. Aku, Andini Karisma Putri menerima kamu untuk menjadi pasanganku" ucap Andin yang sambil meneteskan airmata haru.

"Kamu serius ndin? Menerimaku menjadi pasangan kamu? Ini ngga mimpikan?" Ujar Al yang sambil menampar wajahnya untuk meyakinkan apa ini mimpi atau nyata.

"Hey Al, kamu ngapain mukul wajah kamu. Ini itu nyata, masa daritadi kamu ngeanggap kita lagi di alam imajimasi" balas Andin yang sambil menghapus airmatanya.

Aldebaran yang melihat Andin menangis, langsung membantu menggunakan tanganya untuk menghapus air mata yang ada di pipi Andin.

"Kamu kenapa nangis? Aku janji sama kamu, akan terus menjaga, melindungi, membuat kamu bahagia, pokoknya aku akan selalu ada untuk kamu Andini Karisma Putri" sambil memberikan kecupan ditangan Andin sebagai bukti cintanya.

"Al, aku harap kamu jangan pernah menjanjikan sesuatu kepadaku ya. Aku mencintai dirimu apa adanya bukan karena hal yang lain, jadi kamu ngga perlu ya memberikan aesuatu ke aku. Lagipula kamu juga harus bahagia, menjaga dan melindungi diri kamu sendiri Al" Andin yang berkata sambil memberikan senyuman kepadanya.

"Iya Andin, sayang" balas Al yang sambil tertawa bahagia.

"Hah? Sayang? Ngga salah dengarkan aku? Ini aja ngomong aku- kamu aja rasanya aneh banget. Sebenarnya bukannya aneh si, tapikan rata-rata sekarang banyak orang yang kalau ngobrol sama temannya pakai bahasa yang nonformal. Jadi pas ngomong aku -kamu kayak gini ke kamujadi kayak lucu aja."

"Bolehkan panggil kayak gitu?" Tanya Al yang sambil memberikan puppy eyes.

"Ya boleh aja, tapi panggil kayak gitu jangan pas dikampus ya" bilang Andin yang smabil membuat mukanya seperti emoticon 😫.

"Masa ngga boleh? Lagipula orang-orang diluar sana banyak yg bilang kayak gitu juga ke pasangannya, masa aku panggil "sayang" ke kamu pas cuman berdua doang...."

"Al, plisslahhhh jangan panggil itu dikampus ngga enak nanti smaa orang-orang yang suka sama kamu. Ada 1 hal lagi yang aku mau minta sama kamu, boleh ngga?" Tanya Andin kepada Aldebaran.

Apakah yang diminta sama Andin?
-----------------------------

Terimakasih untuk semuanya yang sudah membaca, menunggu, memberikan ⭐ suara serta komentar dalam cerita Aku & Kamu..

Maaf kalau aku rada telat up episode selanjutnya ya, soalnya lagi kerjain tugas... 🙈

Kalau aku udh selesaikan tugasku, pasti aku usahakan untuk segera melanjutkan episode selanjutnya 👌

Sampai ketemu di next episode dari cerita Aku & Kamu❣

Aku & KamuWhere stories live. Discover now