33. Kejelasan Hubungan

905 87 101
                                    

"Aldi, beberapa hari ini lo kemana saja?" Langsung saja Alea bertanya tentang kepergian Aldi yang kurang Alea ketahui.

Kedatangan Alea membuat Melina terkejut, mengingat kemarin ia tak sengaja menabrak bahu Alea, sedangkan Alea hanya menatap Melina malas, lalu kembali menatap Aldi yang kini masih bersikap dingin padanya.

Baru saja Aldi akan bersuara, Bagas datang dari arah belakang Alea membuat Aldi kembali diam, Bagas tengah membawa kotak makan berwarna biru milik Alea, niatnya ia ingin memberikan itu pada Alea namun Bagas urungkan menyadari keberadaan gadis berwajah pucat itu, yang tak lain Melina tengah tersenyum malu pada Bagas.

"Al, jawab pertanyaan gue."

Aldi berdehem, "kemana pun gue pergi, enggak penting buat lo."

"Terus cewek itu siapa?" Tanya Alea lagi melupakan rasa sesaknya mendengar jawaban Aldi.

"Melina." Genggaman tangan Aldi yang tiba-tiba, membuat Melina terkejut dan menatap Bagas tidak enak, sedangkan Alea mati - matian menahan rasa sesaknya melihat pemandangan di depannya.

Masih terus menatap kearah genggaman tangan Aldi, Alea terkejut saat Bagas mulai merangkul bahu nya dan memperpendek jarak mereka, hal itu sontak membuat Alea menatap tajam ke arah Bagas.

Melina yang melihat itu pun langsung murung, namun tidak dengan Aldi, cowok itu terlihat biasa saja walaupun ada rasa tidak suka melihat itu.

Bagas yang mengerti keadaan dan berniat menolong kembarannya pun berbicara.

"Lea, segitu sayangnya lo, sampai setiap hari bikin bekal buat gue?" Ujar Bagas sembari memamerkan kotak makan yang dibawa nya.

Alea kembali terkejut tidak menyangka Bagas akan berkata demikian, sedangkan Melina tengah menunduk menahan rasa sakitnya, ketika tahu bahwa Bagas dekat dengan cewek lain.

Aldi terus saja diam, rasanya ingin menonjok wajah Bagas, saat menyadari Melina bersedih karena cowok itu.

"Udah enggak ada yang mau di omongin lagi kan? Kalo gitu kita duluan."

Bagas melangkah sembari terus merangkul bahu Alea, sedangkan cewek itu berusaha melepas rangkulan Bagas, namun usahanya sia - sia.

Sampai didepan kelas Alea, Bagas memasukan bekal Alea ke tas gadis itu yang kini tengah menatapnya kesal, namun ia balas dengan senyuman, hal itu membuat Alea semakin kesal.

"Lo apaan sih! Aldi bisa salah paham, lo ngomong kayak tadi."

"Biarin, biar Aldi tahu rasa, lagian udah punya pacar masih aja deket sama cewek lain."

Mendengar itu membuat Alea tersenyum geli, mood nya berubah sangat cepat.

"Ciee, bilang aja lo yang cemburu Aldi deket sama Melina," ujar Alea dengan nada menggoda.

"Enggak!" Elak Bagas cepat.

"Gengsi banget lo ngakuinnya!" Alea meninju pelan bahu Bagas.

"Emang gitu kenyataannya, gue enggak pernah suka sama Melina."

"Tapi gue lihat, Melina kayaknya suka sama lo."

"Udah sana, masuk lo!" Perintah Bagas tak mau lagi berdebat dengan Alea didepan kelas gadis itu yang sudah mulai ramai.

Alea berjalan hendak memasuki kelas, namun Bagas memanggil nya, mau tak mau ia membalikkan badannya dengan malas.

"Ingat, lo masih hutang penjelasan ke gue tentang kemarin malam lo mabuk."

Alea mendengus, tak menghiraukan ucapan Bagas.

***

"Serius lo!?"

ABOUT ALEADonde viven las historias. Descúbrelo ahora