6. Jadi Pacar Bohongan!?

1.9K 151 7
                                    

Bule Gila (Reza):

Le, gue pulang duluan. Bisa pulang sendirian kan?

Alea menghela nafas kesal membaca chat dari Reza. Ia meminta Reza untuk pulang bersama, karena Reza yang membawa mobilnya atas perintah Faris. Karena kesal Alea mengabaikan pesan itu.

Tanpa berlama - lama Alea berjalan menuju ke luar gerbang, berniat menunggu bus. Namun langkahnya tiba - tiba terhenti saat melihat Aldi berjalan menuju ke parkiran. Entah kenapa ia ada niat juga untuk meminta antar cowok itu, dari pada naik bus dan berdesakan.

Masa iya gue mau minta antar si lidi. Batin Alea.

"Al...." Panggil Alea ragu dengan suara lirih, ke Aldi yang berdiri 5 meter darinya.

"A--" Ucapan Alea terpotong.

"Manggil nggak usah setengah - setengah!" Ujar Aldi. Suasana hati cowok itu sedang tidak baik, terlihat dari cara Aldi berbicara dan menatap.

Lah? Denger aja gue manggil. Batin Alea.

Dengan langkah ragu Alea berjalan kecil menghampiri Aldi. Sedangkan Aldi sibuk memakai hoodie abu - abu nya, bahkan harum hoodie milik cowok itu pun tercium oleh Alea.

"Emm ... Aldi gue mau minta tolong sama lo," ucap Alea dengan cepat.

Mendengar hal itu, Aldi menaikan sebelah alisnya seakan bingung dengan permintaan Alea. Tidak biasanya Alea meminta antar pulang padanya.

"Pak Ketos gue pulangnya sama lo ya?" Pinta Alea lagi, tak sabar menunggu jawaban Aldi yang masih diam.

"Mobil lo kemana?" Tanya Aldi.

"Gue nggak dibolehin bawa mobil lagi. Boleh ya? Kali ini aja, lain kali gue nggak akan ngerepotin lo. Iya?" Memohon bukanlah Alea banget, tapi kali ini ia harus menurunkan gengsi demi bisa pulang kerumah tanpa naik bus.

Aldi kembali diam tampak berpikir. Lalu sebuah ide muncul, membuat Aldi tersenyum tipis dan menatap Alea.

"Boleh."

Perkataan Aldi membuat Alea tersenyum senang dengan mata berbinar. Tidak biasanya Aldi akan langsung mengiyakan permintaannya.

"Mak--"

"Ada syaratnya," potong Aldi.

Nih cowok seneng banget bikin syarat, dikira gue mau ngelamar jadi tukang sales panci kali. Alea menggerutu dalam hati.

"Apa?" Lebih baik Alea bertanya dari pada menolak syarat dan membuat Aldi berubah pikiran.

"Lo jadi pacar gue."

Apaan sih gue, kok malah ngomongin itu. Aldi merutuki dirinya sendiri.

Alea membulatkan matanya dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia masih berusaha mencerna perkataan Aldi. Tidak salah tadi yang Alea dengar?

Detik kemudian Alea tertawa ngakak, "udah nggak usah nge badut, Al. Cepet bilang apa syaratnya."

"Itu tadi."

Tawa Alea terhenti, jadi Aldi tidak sedang bercanda?

"Mulai besok lo harus bersikap layaknya pacar didepan semua teman gue. Apapun itu, gue mau mereka percaya kalo kita pacaran."

Alea masih diam, masih tidak mengerti apa alasan Aldi memintanya untuk menjadi pacarnya. Ah bukan meminta, lebih tepatnya memaksa.

"Anggap saja permintaan gue tadi, balasan dari lo karena udah gue anterin pulang sama permintaan waktu tanding basket, dan balasan karena gue selamatin lo dari para berandal, " lanjut Aldi.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now