37. Hubungan Yang Terungkap

958 74 171
                                    

Setelah mendapat persetujuan Ully kemarin saat di cafe, dengan segera Bagas menemui Aldi dan menerima permintaan Melina, walaupun masih berat melakukannya mengingat bagaimana perasaan Ully jika ia bersama Melina.

Dan disinilah Bagas tengah menunggu Melina keluar dari kelas, seperti permintaan Melina.

"Kak Bagas," panggil Melina pelan saat melihat Bagas sudah berdiri didepan kelasnya tengah memainkan ponsel.

Merasa di panggil, Bagas menoleh, "mau ke kantin?"

Melina tersenyum dan menganggukkan kepalanya senang, kemudian berjalan beriringan dengan Bagas, banyak pasang mata yang melihat mereka saat berjalan di Koridor.

Bagas terkejut ketika Melina melingkarkan tangan ke lengan nya, hal itu tak Bagas hiraukan, karena tidak ingin menyakiti perasaan Melina dengan menolak nya.

Saat sampai di dekat pintu kantin, mata Bagas langsung terarah pada Ully yang sedang makan bersama ke tiga sahabatnya dan juga ada Reza, sedangkan Melina menatap seluruh penjuru kantin.

"Kak, enggak ada meja lagi, kita gabung sama mereka yuk!" Bagas mengikuti arah jari telunjuk Melina, dan sempat terkejut karena yang Melina maksud itu meja dimana ada Ully dan lainnya.

"Cari yang lain aja," ujar Bagas, sebisa mungkin menolak ajakan Melina.

"Udah penuh, sama mereka aja iya? Mereka teman Kak Bagas kan?"

Mau tidak mau Bagas mengiyakannya dengan ragu, dan mulai mengajak Melina masuk kedalam kantin dengan tangan Melina yang masih menggandeng nya.

"Kak, boleh kita gabung?" Pinta Melina, sedangkan Bagas menatap kearah lain, bingung harus berbuat apa.

Suasana meja yang tadinya rame sekarang menjadi hening karena kedatangan Bagas dan Melina, terlebih lagi mereka terkejut melihat tangan Melina yang menggandeng Bagas, Ully yang melihatnya pun menatap keduanya malas.

"Iya boleh kok, duduk aja," jawab Nesya sembari tersenyum.

Mendengar hal itu Melina tersenyum senang dan mengajak Bagas duduk di sampingnya.

Sedari tadi Bagas menatap ke arah Ully yang berpura - pura tak melihat, sedangkan Mora, Karin, dan Reza menatap keduanya merasa ada yang aneh.

Setelah beberapa lama terdiam, Bagas bangkit untuk memesan makanannya dan Melina.

"Kalian enggak keberatan kan kalo aku duduk di sini?" Tanya Melina memastikan, karena merasa beberapa orang dari mereka tidak suka dengan kehadirannya.

"Keberatan banget," ujar Karin sinis, membuat Ully mmenyenggol lengan Karin agar tidak membuat keributan.

Melina yang mendengar nya tersenyum kikuk, "maaf iya, kalo aku ganggu kalian."

"Enggak kok, santai aja sama kita," ucap Nesya menenangkan Melina.

Melina hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian matanya bertatapan dengan Ully untuk beberapa detik, ia menyadari tatapan tidak suka dari Ully saat Melina datang bersama Bagas, dari awal Ully sudah merasa risih karena kedekatannya dengan Bagas.

"Btw, nama lo monopoli atau siapa tuh?" Tanya Nesya, satu - satu nya orang yang mau berbicara dengan Melina.

Melina terkekeh Mendengarnya, "Melina Kak."

Nesya mengangguk paham, kemudian kembali bertanya, "kok lo bisa bareng Bagas ke kantin?"

"Kak Bagas yang ngajakin." Jawaban Melina membuat Ully semakin panas, namun sebisa mungkin ia tenang.

"Loh bukannya Bagas pacarnya--" Dengan cepat Ully menginjak kaki Nesya sebelum gadis itu mengeluarkan kata - kata selanjutnya.

Nesya menatap Ully protes, kaget saat Ully tiba - tiba menginjak kakinya, Melina yang mendengar ucapan Nesya tadi pun mengerutkan kening dan menampilkan wajah gelisah.

ABOUT ALEATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon