16. Ketua OSIS Posesif

1.4K 104 21
                                    

"Gue mau sama...." Ucapan Alea terhenti, "maaf Gas, Aldi ngajak duluan berangkat bareng," lanjutnya.

Sebenarnya Alea tahu sendiri, Bagas yang terlebih dahulu mengajaknya berangkat bersama. Namun karena mendapat tatapan tajam dari Aldi, ia terpaksa memilih berangkat bersama Aldi.

"Lo udah dengar kan?" Aldi menatap Bagas sinis.

Alea sudah memakai helm dan menaiki motor Aldi, Bagas masih berdiri di tempatnya dengan wajah datar.

"Bagas, gue duluan ya," pamit Alea pada Bagas, yang hanya dibalas dengan senyuman yang terlihat kecewa.

Di perjalanan Alea hanya diam karena tidak enak hati dengan Bagas. Kalau saja ia tak berurusan dengan Aldi, pasti ia sudah menghabiskan banyak waktu dengan Bagas.

~o0o~

Alea dan Aldi berjalan beriringan dari parkiran. Hanya beberapa siswi yang masih membicarakan hubungan mereka. Mereka yang masih membicarakan keduanya adalah para cewek - cewek fans Aldi dan juga tentunya yang membenci Alea.

Saat Alea akan berjalan sedikit berlari meninggalkan Aldi, lengannya langsung dicekal oleh cowok itu. Sungguh, Aldi ini sangat menyebalkan bagi Alea.

"Kenapa buru-buru?" Tanya Aldi masih memegang lengan Alea.

"Lepasin! Gue mau ke kelas, belum ngerjain PR!" Ketus Alea memberontak.

"Bukan belum, tapi emang nggak pernah," cibir Aldi.

"Lah itu lo tahu!"

Aldi menarik paksa lengan Alea, lalu mendudukan Alea dikursi panjang bawah pohon rindang. Alea hanya bisa menghela nafas pasrah karena tidak bisa berkutik lagi, bisa - bisa cowok itu membeberkan statusnya.

"Mana buku PR lo?"

"Buat apa sih?" Kesal Alea.

Tak mau debat lagi, Aldi mengambil tas Alea secara paksa dan mengambil buku yang kira - kira berisi soal yang tentunya belum di isi oleh gadis itu. Alea yang kesal pun hanya diam, melihat apa yang dilakukan Aldi pada bukunya.

Aldi kini mulai membaca soal PR Alea, tangannya memegang pulpen untuk menulis jawaban. Sesekali Alea menatap Aldi yang tengah menulis jawaban. Dengan lekat Alea menatap wajah Aldi sembari tersenyum, hal itu diluar kesadaran gadis itu.

Kalo lagi serius, ganteng.

Aldi sesekali menoleh kearah Alea yang sedang tersenyum. Alea yang menyadari Aldi tengah menatapnya juga pun segera memalingkan wajahnya karena salah tingkah.

"Gue tau gue ganteng," ujar Aldi masih sibuk dengan soal - soal nya.

"Anak siapa sih lo? Pede amat!"

"Anaknya Bunda Rasya."

"Ganteng - ganteng tapi pemaksa! Mubazir noh muka lo."

"Mubazir apanya? Lo aja demen liat - liat wajah gue."

"Plastik mana plastik? Pengen muntah gue." Alea bertingkah seakan akan mual melihat wajah Aldi. Melihat itu Aldi tak kuasa menahan senyumnya.

"Nih, lain kali kalo ada PR di kerjain! " Aldi menyodorkan buku itu pada Alea.

"Makasih. Kalo ada lo kenapa harus kerjain sendiri," goda Alea memancing kekesalan Aldi, namun cowok itu hanya menggeleng - gelengkan kepalanya.

Bel masuk berbunyi, membuat keduanya segera masuk ke kelas masing - masing. Sebelum masuk ke kelasnya, Aldi mengantar Alea bak cowok romantis mengantar pacarnya ke kelas.

ABOUT ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang