28. "Cantik"

1.3K 91 34
                                    

Alea mencium punggung tangan Rasya, setelah itu dipersilahkan masuk kedalam kamar Aldi, sedangkan Rasya pamit menyiapkan makan siang dan obat Aldi.

Alea berjalan menuju kamar yang Aldi yang berada di lantai dia, terlihat Nia baru saja keluar dari kamar Aldi.

"Eh kak Lea, mau nemuin kak Aldi ya? Silahkan bu dokter pasien tercinta sudah menunggu," goda Nia membuat Alea terkekeh, lalu masuk kedalam kamar Aldi.

Pandangannya menyisir seluruh isi kamar Aldi, hingga matanya terpaku oleh sosok Aldi yang tengah meringkuk diatas ranjang dengan tubuh ditutupi selimut tebal, Aldi benar-benar tengah sakit, terlihat dari wajahnya yang pucat dan kini tengah memejamkan matanya.

Alea perlahan mendekat kearah ranjang dimana Aldi berbaring, ia duduk di tepi ranjang lalu mengusap pelan dahi Aldi, ia tersentak saat punggung tangannya menyentuh dahi panas itu. Selain merasakan panas, ada sensasi berbeda saat menyentuh dahi Aldi dan Alea tak tahu apa itu. Karena terlalu lama memperhatikan Aldi, Alea sampai tak menyadari orang yang tengah dilihatnya sudah terbangun namun masih menutup matanya.

"Udah liatinnya?" Alea bangkit dari duduknya saat menyadari Aldi terbangun.

"Apaan sih!" Ujar Alea dengan sinis.

"Baru aja lo tadi bersikap manis sama gue, eh jiwa macannya balik lagi," gerutu Aldi.

"Kenapa lo?"

"Ya gue sakit lah! Pake tanya lagi."

"Gue tau lo sakit, tapi kenapa lo gak mau makan sama minum obat kalo bukan gue yang layanin?"

"Terserah gue."

Alea memutar bola matanya malas, hingga suara pintu dibuka membuat mereka menatap kearah pintu. Terlihat Rasya masuk dengan membawa nampan berisi makan siang dan obat Aldi.

"Bunda minta tolong ya Alea, bujuk Aldi biar mau makan," pinta Rasya sembari memberikan alih nampan pada Alea.

"Iya bunda."

"Kalo gitu bunda keluar dulu, makasih Alea."

"Sama-sama bun."

Sepeninggal Rasya, Alea mengambil piring makan Aldi lalu menyodorkannya pada Aldi. Sedangkan Aldi yang sudah memposisikan tubuhnya duduk pun tersenyum senang melihat wajah kesal Alea.

"Nih dimakan, biar cepet pulih," ucap Alea dingin sembari memberikan piring itu pada Aldi namun tak kunjung diterima.

"Yang gue tau, dokter enggak gitu caranya ngebujuk pasien," ujar Aldi.

"Terus gimana? Gue kan bukan dokter!"

"Suapin kek."

Tanpa berbicara lagi Alea langsung menyodorkan satu sendok nasi beserta lauknya di depan mulut Aldi, namun lagi - lagi Aldi membuatnya kesal karena tak kunjung membuka mulutnya.

"Buka mulut lo," ucap Alea masih menyodorkan sendok kearah Aldi.

"Gue mau nanya sama lo, enggak jawab Gue enggak makan." Ucapan Aldi membuat Alea menghembuskan nafas kasar dan meletakkan piring makanan Aldi di nakas, memilih sabar menghadapi Aldi saat ini.

"Selama enggak ada gue, Bagas enggak deketin lo kan?"

Pertanyaan Aldi berhasil membuat Alea terdiam, ia bingung haruskah jujur atau tidak jika selama Aldi tidak ada, Bagas selalu menemaninya. Kediaman Alea membuat Aldi bisa menyimpulkan jawaban Alea.

"Gue engga suka lo deket-deket sama Bagas, Lea." Aldi berbicara sangat pelan saat ini.

"Kenapa? Terserah gue mau deket sama siapa pun, lo jadiin gue pacar juga tan--" Sebelum Alea berceloteh panjang Aldi sudah memotong ucapan Alea.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now