44. Terlambat

881 63 20
                                    

Hujan turun semakin deras membasahi jalanan yang kini tengah di lalui Alea, tanpa mempedulikan keselamatan Alea, memacu mobilnya dengan cepat.

Air matanya sedari tadi tak berhenti menetes, pikirannya sudah sangat kacau, dadanya semakin terasa sesak ketika membayangkan Aldi sudah menaiki pesawatnya.

Dengan cepat Alea turun dari mobilnya setelah memarkirkan nya di parkiran Bandara, untung hujan sudah reda, namun tangis Alea sama sekali belum mereda.

Saat akan berjalan memasuki bandara, langkah Alea terhenti ketika melihat Rasya dan lainnya sudah berjalan keluar bandara, langsung saja Alea mengecek jam tangannya, ia terdiam sesaat saat menyadari jam menunjukkan pukul 8 lebih 10 menit, yang artinya Aldi sudah benar - benar pergi.

"Alea..."

Panggil Rasya sembari memegang kedua bahu Alea, sedangkan Alea menatap Rasya dengan tatapan sendu.

"Alea terlambat iya, Bun?" Ucap Alea tersenyum tipis.

Dengan segera Rasya memeluk tubuh gadis didepannya, Arjun dan Nia yang melihat Alea pun juga tidak tega.

"Enggak, kamu enggak terlambat sayang, Aldi pasti kembali buat kita semua."

"Apa Aldi bakal lupain Alea?"

Rasya melepas pelukannya dan tersenyum, "enggak, percaya sama bunda. Buktinya sebelum berangkat ke bandara tadi, Aldi sempat nungguin kamu beberapa jam, berharap kamu datang."

Mendengar hal itu, Alea semakin di landa rasa bersalah, ia mengakuinya karena beberapa hari terakhir selalu menjauhi Aldi, jika Alea lebih cepat membaca surat dari Aldi, mungkin bisa saja ia dapat mengantar Aldi dan Aldi tahu akan perasaanya.

"Maafin Alea, Bun."

Rasya pucuk kepala Alea dengan sayang, lalu Nia mulai mendekati kedua nya, dan memegang kedua tangan Alea.

"Kak Lea tenang saja, sebelum Bang Aldi berangkat, Nia lihat ada foto Kak Lea di dompet Bang Aldi. mungkin biar Enggak lupa sama Kak Lea," hibur Nia membuat Alea tersenyum mendengarnya.

"Karena sudah malam, Alea kami antar iya pulangnya?" Tawar Rasya menatap Alea penuh harap, karena khawatir jika harus membiarkan gadis itu pulang sendiri.

"Alea bisa pulang sendiri, bun," ujar Alea menyakinkan Rasya, namun tetap saja wanita paruh baya itu khawatir.

"Kamu yakin?"

Alea tersenyum dan menganggukan kepalanya mantap, 

***

Terlepas dari kesedihannya karena kepergian Aldi ke Amerika, Alea kini tengah bersiap - siap untuk masuk kuliah dihari pertama nya. semenjak diterima di Universitas Adijaya, Alea tak pernah melunturkan senyumnya, terlebih lagi ia satu Universitas dengan Bagas. Sedangkan Reza kini memilih untuk menjadi manager di perusahaan Faris, karena kelak perusahaan itu akan di teruskan untuk Reza.

"Bagas!!!" Teriak Alea.

Dengan langkah cepat Bagas menghampiri Alea dikamarnya, wajah laki - laki itu terlihat sangat panik setelah mendengar teriakan Alea, nafasnya terlihat tersenggal - senggal akibat berlari dari lantai bawah sampai lantai atas.

"Ada apa?" Tanya Bagas sembari menghampiri Alea.

"Enggak papa, senang aja hari ini, hari pertama kita masuk kuliah," ucap Alea sembari tersenyum menyebalkan ke arah Bagas, sedangkan laki - laki itu mendengus kesal.

"Semua alat tulis lo udah lengkap?" Tanya Bagas memastikan alat tulis yang akan dibawa Alea.

"Enggak tahu, kan lo yang beresin tas gue."

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now