23. Kejutan Pagi Hari

1.2K 93 10
                                    

"ALEAAAA!" Teriak Nesya yang membuat Alea terperanjat kaget saat dirinya baru akan masuk ke kelas.

"Apaan sih lo Nes ngagetin aja!" Kesal Alea, namun Tanpa peduli lagi dengan ocehan Alea, Nesya langsung menarik Alea sampai ke mading sekolah.

Tanpa di interupsi Alea langsung melihat mading sekolah, betapa terkejutnya ia melihat fotonya dipajang di mading sekolah dengan kata cacian dan makian. Terdapat tulisan yang menyatakan bahwa Alea itu murahan dan jual tubuhnya demi mendapatkan dua cowok most wanted disekolahnya.

"Le lo enggak papa kan?" Tanya Nesya saat melihat Alea masih terkejut dan menatap marah ke semua foto dirinya.

"Sialan! Siapa yang berani-beraninya majang foto gue pake tulisan gini!" Teriak Alea yang menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang ada di Koridor.

Banyak yang menatap Alea jijik dan juga ada yang menatapnya takut. Dengan geram Alea menyobek kertas berisikan foto dirinya, namun sudah terlanjur banyak siswa sudah melihat kertas itu sebelum Alea.

Karena merasa malu dan juga marah, Alea memilih kembali ke kelasnya meninggalkan Nesya yang masih berdiri di depan mading. Saat di kelas Alea dikejutkan dengan melihat papan tulis yang sudah berisi gambar yang sama dipasang di mading.

Emosi Alea sudah tak terkendali hingga ia menggebrak salah satu meja dikelasnya.

"Jawab gue! Siapa yang masang gambar gue di papan tulis?!" Tanya Alea menggebu-gebu, teman kelasnya tak ada yang berani menatapnya yang tengah terbakar api kemarahan.

"Siapapun elo! Gue bakal cari tahu dan gue enggak bakal biarin orang itu bernafas lagi!" Ancam Alea yang sudah kelewat Emosi.

Ketika Alea tengah mengeluarkan seluruh kemarahannya, keempat sahabatnya sudah diambang pintu melihat Aksinya.

"Tenang aja Alea, kita bakal cari tahu sama-sama siapa orang itu," ujar Karin santai.

"Iya le kita bakal bantu elo," ucap Ully.

Alea hanya menghembuskan nafasnya kasar dan memilih kembali duduk di bangkunya, dan selama pelajaran berlangsung seperti biasa Alea tidur, untuk mencoba tidak peduli dengan gambar itu.

***

"Berani-beraninya tuh orang bikin reputasi gue hancur!" Ujar Alea ketika keluar dari kelasnya, keempat sahabatnya tidak bisa menenangkannya, dan hanya bisa pasrah apa saja yang akan Alea lakukan.

Alea masuk kedalam mobilnya dengan emosi yang tak terkendali, ia tak peduli jika Reza mencarinya. Yang ia inginkan saat ini adalah mencari ketenangan buat dirinya sendiri. Alea berniat akan main ke club, karena sudah lama Alea tak mengunjungi tempat itu.

Sampainya di club, langsung saja Alea memasuki tempat terlarang itu, dan segera memesan satu gelas alkohol. Seperti inilah Alea yang sesungguhnya, ia akan menjadi nakal apabila ia terpuruk dan tertimpa masalah bertubi-tubi. Sembari meminum satu gelas bir, Alea sama sekali tak mabuk, ia justru memikirkan semua yang terjadi hari ini, sungguh membuat emosi Alea meledak dan membangkitkan jiwa iblis Alea.

"Gue bakal cari orang sialan itu!" Desis Alea pelan, lalu meminum satu gelas bir lagi.

Saat akan meminum gelas ketiga, sebuah tangan kekar menahannya. Alea menatap manik mata pemilik tangan itu, mata itu terlihat khawatir dan marah bercampur menjadi satu. Bukannya takut dengan pemilik mata itu, Alea justru tertawa keras, membuat cowok di depannya menaikan satu alisnya bingung.

Sepertinya dia mabuk, pikirnya.

"Ngapain lo kesini hah?!" Tanya Alea masih tertawa sembari menunjuk wajah cowok itu.

Cowok itu hanya diam, tak menjawab pertanyaan Alea. Alea justru tertawa semakin keras, "kenapa diem? Atau jangan-jangan--" Alea nampak berpikir keras, "--lo juga mau ngehancurin hidup gue?" Alea tersenyum sinis, dan bertepuk tangan sembari memundurkan langkahnya.

"Bener kan? Setelah orang sialan itu, lo mau ngehancurin gue kan?!" Bentak Alea karena cowok didepannya tak mau menjawab pertanyaan Alea.

Tanpa aba-aba cowok itu menarik paksa Alea keluar club, tak mempedulikan Alea yang meronta minta dilepaskan. Karena geram cowok itu tak melepas tangannya, dengan sekuat tenaga Alea menepis tangan cowok itu kasar saat mereka sampai disamping mobil cowok itu.

"Siapa lo! Enggak puas lihat gue hancur! Dan sekarang lo mau ngehancurin gue juga? Gue benci semua orang!" Tubuh Alea merosot ke tanah, ia menangis namun masih dengan keadaan mabuk. Dengan segera cowok itu berjongkok dan memeluk tubuh mungil Alea sembari menatap nanar Alea.

Gue enggak nyangka lo bisa sehancur ini le, ucap cowok itu yang ternyata Bagas.

"Le tatap mata aku," titah Bagas sembari menakup kedua pipi Alea, dengan lemah Alea menurutinya. Bagas mengetahui apa yang Alea rasakan sekarang, walaupun ia masih dalam masa di skor, namun ia mengetahui semuanya di grup kelas yang sangat ramai membicarakan soal Alea karena dirinya dan Aldi.

"Lo percaya kan sama gue?" Tanya Bagas yang langsung diangguki Alea, "gue janji bakal benerin semua berita tentang lo dan gue akan cari orang yang udah bikin reputasi lo buruk," ucap Bagas menatap dalam mata Alea. Alea yang mendengar hanya bisa mengangguk patuh dan memeluk tubuh Bagas.

Gue janji le, bakal kembaliin senyum lo.

Bagas menggendong tubuh Alea kedalam mobilnya, karena Alea tertidur dalam pelukannya. Saat dijalan ia bingung harus membawa Alea kemana, jika Bagas membawa Alea kerumah keluarga Winusma, maka ia tak tega bila Alea kena marah oleh daddy-nya. Akhirnya Bagas memutuskan membawa Alea kerumahnya, karena kebetulan ibunya dirumah.

Sesampainya dirumah, Bagas menggendong tubuh Alea ala bridal style masuk kedalam rumah besar milik keluarga Fernandes, yaitu keluarga Bagas namun Ayah Bagas sudah meninggal saat bertugas di Kalimantan dan mengalami kecelakaan pesawat.

Arisa-ibu Bagas pun menghampiri putra semata wayangnya yang tengah meletakan tubuh seorang gadis disofa ruang tengah.

"Siapa gadis itu gas?" Tanya Arisa pada Bagas.

"Dia teman sekolah Bagas bu namanya Alea, ketemu dicafe tadi, tadinya Bagas mau nganterin cewek ini tapi enggak tahu rumahnya," jelas Bagas yang diangguki oleh Arisa, setelah kepergian Bagas yang masuk kedalam kamarnya, Arisa menghampiri Alea yang tubuhnya terbaring dan wajahnya tertutupi rambut.

Arisa yang melihatnya pun mengalihkan rambut Alea dari wajah Alea, seketika jantung Arisa berhenti berdetak untuk beberapa detik, dengan tangan gemetar tangannya mulai mengusap lembut pipi Alea, namun aksinya terhenti ketika Alea terbangun dan memegangi pelipisnya.

"Ashh...." Ringis Alea sembari terus memegangi pelipisnya, dengan perlahan matanya dan melihat wajah seorang paruh baya tengah tersenyum padanya.

"Ibu ini siapa?" Tanya Alea.

~o0o~

Berteman yuk di Ig!
@nur.hlfhsr

See you...

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now