3. Menantang Ketua OSIS

2.2K 187 16
                                    

Istirahat kedua, Alea bersama Keempat sahabatnya berjalan menyusuri koridor kelas sebelas. Dari arah berlawanan, terlihat Aldi berjalan beriringan dengan Geral, dan ketiga temannya dibelakang.

Alea mempunyai ide, lalu menyuruh keempat sahabatnya agar memenuhi jalan. Agar ke lima cowok itu tidak bisa lewat dan berhenti.

"Woy geng kuman! Minggir, para cogan mau lewat," ujar Leon kelewat PD. Hal itu membuat Ully berdecih sinis.

"Cih! Yang ada kalian tuh kayak Alien," desis Ully, yang mendapatkan tatapan tajam dari Leon.

Alea diam berpandangan dengan Aldi. Nampaknya sang ketua OSIS itu malas menghadapi Alea, terlihat dari wajahnya yang menampakkan wajah malas.

"Minggir lo pada! Gue cium baru tau rasa," celetuk Bara. Membuat ke lima nya bergidik sembari memelototkan mata mereka.

"Najis! Cecan kayak kita dicium Mahluk kayak lo!" Sinis Karin.

"Diem lo!"

Aldi kini menatap Datar Alea yang sedang tersenyum miring kearahnya. Keempat teman mereka sedang beradu mulut.

"Minggir!" Ujar Aldi.

"Gue mau tantang lo main basket sepulang sekolah," ucap Alea.

"Gue gak ada waktu buat ngeladenin cewek kayak lo."

Aldi tersenyum meremehkan dan berjalan menabrak paksa bahu Alea, diikuti Keempat teman Aldi. Alea kesal dengan Respon yang diberikan Aldi, sedangkan Keempat teman Alea hanya bisa diam tanpa berbicara.

"Kalo lo nolak, gue anggap lo nyerah. Terus gue umumin keseluruh semua siswa, bahwa lo takut lawan main basket sama cewek," serkah Alea tersenyum puas.

Mendengar itu, Aldi berhenti melangkah lalu membalikkan badannya. Saat ini harga dirinya jauh lebih penting dari apapun. Apa kata anak Bina Raya nanti jika mendengar dirinya kalah dari seorang cewek Badgirl seperti Alea.

"Gue terima tantangan itu, tapi dengan satu syarat," pinta Aldi membuat Alea hendak memprotes namun ia urungkan.

"A-apa?" Tanya Alea sedikit gugup.

Aldi tersenyum miring, lalu mendekatkan wajahnya berniat membisikkan sesuatu. Hal itu membuat Alea merinding saat merasakan hembusan nafas Aldi terasa di lehernya.

"Kalo gue menang, lo harus turuti perintah gue. Sebaliknya, kalo lo yang menang gue turutin permintaan lo."

Syarat yang menguntungkan keduanya, membuat Alea tersenyum dan mengangguk. Untung saja cowok itu tidak memberi syarat yang tidak masuk akal. Namun tetap saja Alea harus waspada, sewaktu-waktu jika Aldi menang dan meminta sesuatu yang diluar akal.

Sepeninggal Aldi dan sahabat - sahabat nya. Kini ke empat sahabat Alea menatap Alea dengan tatapan hendak protes.

"Lea, lo gila? Kita mau lawan main Basket sama Aldi gitu?" Nesya nampak tak terima dengan tantangan Alea untuk Aldi.

"Santai kali Sya, ada Karin. Dia kan Ketua Basket Putri. Iya kan, Rin?"

"Tapi lo tahu sendiri kan, Aldi sama temennya jago main basket semua. Sedangkan kita cuma gue, lo, sama Ully yang bisa main," kesal Karin. Bagaimana bisa sahabatnya itu tidak meminta pendapat mereka sebelum merencakan sesuatu.

"Udah terlanjur juga, nggak usah di permasalahin. Kita coba aja, lagian ini cuma permainan," ucap Ully yang diangguki Mora.

~o0o~

Kini suasana lapangan basket Indoor ramai oleh siswa-siswi kelas XI MIPA 1, kelas Aldi. Dan kelas XI MIPA 4, kelas Alea. Meski tidak terlalu penting, namun banyak siswa yang sudah duduk menunggu pertandingan langka di SMA Bina Raya. Ada juga Siswa dari kelas lain yang ikut menonton pertandingan basket ini.

ABOUT ALEAWhere stories live. Discover now