Part 3 Kamu Saya Pecat!

248 30 1
                                    

    Di sore hari yang mendung, Renata keluar dari lobi kantor lalu berjalan menuju basemen yang letaknya di bawah lantai satu. Renata berjalan di area basemen dengan cepat karena dia harus segera pulang sebelum hujan, namun di saat dia berjalan tiba-tiba ada mobil Toyota Land Curuiser berwarna hitam yang hampir saja menabraknya dari belakang.

    Renata berteriak dan berjongkok di tempat akibat terkejut. Renata menutup kuping dan wajah, lalu dia menatap ke arah mobil mewah seharga miliaran itu. Renata berdiri dan menampakkan wajah kesal juga amarahnya. Renata berjalan mendekati mobil mewah itu dan mengebrak bampernya dengan keras.

    “Kalo bawa mobil yang bener! Stupid!” teriak Renata cukup keras.

    “Turun lo! Cepet, atau gue pecahin kacanya?” Renata kembali mengebrak bamper dan berjalan ke arah pintu mobil itu.

    Di saat Renata sibuk memarahi sang driver yang masih setia duduk di dalam mobil, seorang anak kecil keluar dari mobil itu dari pintu sebelah. Renata melirik Andreas yang berjalan menuju ke arahnya dengan girang.

    Sedangkan pintu mobil bagian kiri mulai terbuka dan menampakkan wajah seorang pria dengan kulit putih, rambut maskulin, hidung mancung dan bibir sedikit tebal berwarna pink. Renata terdiam dan mulai mencerna situasi yang baru saja dia buat. Jika Andreas bersama laki-laki di depannya, maka besar kemungkinan pria itu ayahnya seperti yang dia dengar dari Anes ketika di kamar mandi tadi siang.

    Renata menelan ludah susah payah dan menoleh ke arah lain untuk menghindari pria berkacamata hitam di depannya. Andreas meraih tangan Renata dan memeluknya dengan gemas.

    “Aunty wewegombel, Andreas laper!” rengek Andreas.

    “Gue bukan WWG. Kenapa sih lo ngehina gue terus?” ucap Renata dengan kesal.

    “Berani kamu memarahinya?” ucap laki-laki itu dengan suara yang terdengar serak basah dan berat. 

    Renata yakin, pria di depannya adalah orang blasteran. Tubuhnya yang tinggi, kulit putih dan struktur wajahnya pun sangat ketara jika dia orang timur tengahan. Renata menatap pria itu dengan datar, tapi tangan kanannya gemetar.

    “Maaf pak.” Ucap Renata.

    “Kenapa kamu ada di sini?” tanya pria itu dengan datar.

    “Saya bekerja di perusahaan ini pak.” Ucap Renata sambil menatap ke atas, tepatnya ke wajah pria dingin dan terlihat galak itu.

    “Kamu saya pecat!” ucap Pria itu yang kemudian masuk ke dalam mobilnya.

    Renata membuka mulutnya dengan lebar, dia sama sekali tidak menyangka karir yang baru saja dia raih runtuh dalam waktu sembilan jam kerja. Renata tidak terima atas pemecatan itu, dia berjalan mengikuti mobil Land Curuiser dan berhenti setelah mobil itu terparkir di tempat yang luas.

    Renata berdiri di depan pintu mobil dan menunggu pria sombong dan dingin itu keluar. Sedangkan Andreas berjalan di belakang dengan lemas akibat lari untuk mengejar Renata dan papanya.

    “Maaf. Memang anda siapa memecat saya seenaknya? Saya tau anda kerja di sini dan posisi anda cukup tinggi karena anda saudaranya ibu Anes. Tapi anda bukan pemilik tempat ini, jadi jangan sombong dan belagu.” Renata menatap pria itu dengan kesal.

    “Saya pemilik saham terbesar kedua di sini, dan ARSeven milik saya.” Ucap pria itu dengan tajam.

    “Hah. Hey bocah, bokap lo tukang tipu?” ucap Renata tidak percaya, lalu dia menatap Andreas yang terlihat pucat tapi masih menampakkan senyuman.

It's Not FINE! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang